Turnamen Barati 2025 di Surabaya Sukses? Tapi Ini Faktanya

Turnamen Barati
EVENT INTERNASIONAL: Pertandingan tambahan U-15 turnamen Barati di Stadion Thor, Surabaya, Rabu lalu (16/4/2025). (Foto: IST)

Klik Sembilan Peduli

SURABAYA (SG) – Turnamen sepak bola internasional Barati Cup 2025 usia dini U-13, U-14 dan U-15 berakhir lancar dan sukses, Minggu malam (20/4) kemarin di Stadion G10N Tambaksari, Surabaya.

Banner PSG Unika Net

Bahkan closing ceremony turnamen Barati juga berlangsung meriah dengan menobatkan tiga tim terbaik. Yakni juara U-13 Assa Pro Soccer School, menyusul Papua FA juara U-14. Dan klub asal Spanyol, Rayo Vallecano menduduki posisi puncak U-15.

Tak hanya itu, saat upacara penutupan, Sekda Kota Ikhsan mewakili wali kota menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam menyukseskan perhelatan internasional di Kota Pahlawan ini.

Sebagai tuan rumah, Pemkot Surabaya bangga dapat menyambut kedatangan para peserta dari berbagai negara. Keberhasilan penyelenggaraan event ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa Kota Surabaya memiliki kapasitas untuk menggelar acara berkelas internasional.

“Tentunya kami siap mendukung pelaksanaan Barati internasional untuk tahun-tahun mendatang. Semoga kebersamaan yang terjalin selama event ini meninggalkan kesan yang hangat, membekas dalam ingatan. Dan memberikan inspirasi bagi kita semua,” kata Ikhsan.

Banner PSG Unika Net

Selain itu, menarik ke belakang turnamen yang mencatatkan total 120 peserta dari tujuh negara, serta 14 provinsi di Indonesia ini. Pada saat opening ceremony juga nggak kaleng-kaleng, tampil band papan atas Nidji, mengguncang Stadion GBT, Selasa malam (15/4) lalu.

Tetapi drama terjadi berawal pada pertandingan esoknya, Rabu (16/4). Update media Pinggirlapangancom, waktu itu, Ismail selaku matchcomm pagi-pagi bergegas ke Stadion Delta Sidoarjo. Namun dia tak melihat perangkat lain, yaitu wasit. Sehingga pertandingan tidak dapat terlaksana. Hal ini memantik kekecewaan peserta yang hadir jauh-jauh.

Kabar beredar, diduga panitia tidak koordinasi dengan Asprov PSSI Jawa Timur. Terlanjur kecewa, di lokasi, Hanafing legenda sepak bola menyebut panitia tidak profesional.

Mengutip media lain Infodisid, yang mengungkapkan penyebab berhenti laga Barati. Terungkap bahwa beberapa laga stop karena tidak mendapatkan izin. Sedangkan venue Barati di sejumlah stadion di Surabaya Raya, yakni Surabaya, Sidoarjo dan Gresik.

READ  PSG Unika Kembali Kedatangan 4 Siswa Baru Usia Dini

Fery Kono dari Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) Kemenpora RI mengakui ada keterlambatan soal perizinan. Terutama di wilayah Sidoarjo. Dia menyayangkan terjadi miskomunikasi. “Soal peserta mundur dan minta pendaftaran kembali belum dapat info jelas,” ungkapnya.

Banner PSG Unika Net

Kemudian pada kesempatan lain melalui media sosial, ia dan pihak panitia akhirnya juga menyampaikan permohonan maaf. Dan berjanji melakukan perbaikan cepat.

Berbeda situasi di Sidoarjo, pertandingan di Surabaya pada hari yang sama, termasuk lancar. Karena perangkat pertandingan di bawah koordinasi Askot PSSI Surabaya. Ada tapinya? Sebab bertanding pagi-pagi sampai di atas jam 9 malam, dan di empat venue. Hal ini membuat komisi wasit kelabakan menugaskan personil. Alhasil juga mencomot wasit luar daerah.

Tak berhenti di situ. Karena dalam perjalanannya, pihak asprov mewanti-wanti wasit-wasit yang aktif di lingkungan provinsi maupun nasional. Supaya tidak bertugas. Hal ini membuat wasit yang terlanjur bertugas, seperti di Lapangan Thor Surabaya mundur.

Sementara di Thor semula bertanding U-14, tapi ada laga pindahan dari Sidoarjo menjadi genap 10 match berlangsung hingga jam 22.00 selesai. Di antaranya laga Rayo Vallecano Spanyol 3-3 (1-1) Nawasena FC Jakarta di U-15.

Jalannya pertandingan berlangsung ketat, dengan perbedaan skill dan taktik mencolok. Di mana, Rayo Spanyol mengandalkan bermain posisi dengan akurasi dan kekuatan passing juga kontrol menawan. Sedangkan Nawasena Indonesia mengandalkan kualitas individu dan kecepatan dalam melakukan serangan balik.

Alhasil Nawasena sempat leading dua kali, 1-0 dan 3-1. Walaupun akhirnya harus puas berbagi skor 3-3. Tentu saja, pertandingan live streaming juga tv lokal dengan siaran internasional itu berlangsung sengit penuh taktik dan menghibur.

Namun sekali lagi, sangat menyayangkan hingga berita ini tayang. Honor untuk wasit pada laga pindahan tersebut, belum cair terbayar. Termasuk dugaan laga pindahan di lapangan lainnya. Apalagi besaran nilainya juga minimalis.

READ  Stadion G10N Surabaya Venue Liga Anak Indonesia U-12

“Ini event internasional dengan tensi dan kualitas bagus. Tapi aneh, honor setara turnamen SD yang wasitnya liar. Mirisnya lagi, pertandingan tambahan juga belum terbayar sampai detik ini,” ujar sumber yang ikut bertugas.

Salah satu matchcomm senior di Surabaya dalam kesempatan lain, berjanji akan mengupayakan cair. “Bukan soal kecilnya. Tapi itu harus terbayar, nanti saya upayakan ngomong ke panitia,” ujarnya.

Sementara insiden honor gagal bayar membuka luka khususnya wasit di Surabaya. Yang mana pada perhelatan Soeratin U-13 dan U-15 bertajuk Piala Wali Kota tahun 2024 lalu, hingga kini belum terbayar penuh. Terutama di laga penyisihan grup.

Telah melakukan berbagai upaya termasuk menemui Wawali Armuji, namun tidak membuahkan hasil. Bahkan Ketua Askot Surabaya yang baru pun sampai saat ini, belum memenuhi janjinya untuk melunasi jerih payah perangkat pertandingan, matchcomm dan wasit tersebut. (red)

Spread the love

Start a Conversation

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *