Djarum Kudus Siapkan Venue PON Beladiri I 2025

Djarum Kudus
PON BELADIRI: Fasilitas olahraga Djarum Kudus cabor sepakbola. (Foto: IST)

KUDUS (SG) – Tahun ini menjadi tahun penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) Beladiri pertama dalam sejarah. Pelaksanaannya di Jakarta dan Kudus pada Kuartal IV 2025.

Penyelenggaraan PON Beladiri guna menambah kompetisi nasional bagi atlet setiap dua tahunan. Adapun pada PON XXII 2028 NTT-NTB mendatang, fokus pada cabang olahraga (cabor) olimpiade. Sehingga perlu kompetisi, seperti PON Beladiri untuk mewadahi cabor yang tidak tampil di PON.

“PON XXII 2028 fokus pada olympic sport. Oleh karena itu, nanti kita mencoba mengurangi jumlahnya, 32 cabang olahraga maksimal. Itu dengan pertimbangan beberapa cabang olahraga olimpiade. Cabor yang kita punya potensi medali, yakni baik di Asian Games maupun di SEA Games. Dan ketiga, kita memberikan kesempatan pada tuanrumah untuk mengusulkan dua cabor,” terang Marciano.

Selain PON Beladiri, KONI pusat juga menyelenggarakan, Pekan Olahraga Nasional Pantai atau Indonesia Beach Games (IBG), Pekan Olahraga Nasional Indoor (Indonesia Indoor Games) dan PON Remaja (Indonesia Youth Games).

Selanjutnya, dalam rangka mempersiapkan PON Beladiri I 2025, Ketum KONI Letjen TNI Purn Marciano Norman meninjau beberapa fasilitas olahraga milik PT Djarum di Kabupaten Kudus.

Di kesempatan itu, menyambut hangat Ketum KONI, adalah sejumlah pimpinan PT Djarum. Yakni CEO Victor Rachmat Hartono, Program Director Djarum Foundation Bakti Olahraga, Yoppy Rosimin. Kemudian Head of Event and Sponsorship Djarum Budi Tjahjono. Tak ketinggalan hadir juga Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris.

“KONI mengambil inisiatif dan saya bersyukur, berterima kasih kepada Pak Viktor. Dan teman-teman dari Djarum yang menyambut baik usulan kami untuk kita menyelenggarakan PON Beladiri,” tegas Marciano.

Kala itu, kunjungan pertama di GOR Djarum Kaliputu Kudus. Kemudian GOR Jati, terakhir Supersoccer Arena (SSA).

Ketum KONI mengapresiasi kualitas fasilitas olahraga milik Djarum. Tak hanya itu, fasilitas olahraga itu juga bermanfaat dengan baik untuk membina atlet. Khususnya usia dini mulai dari bulutangkis, sepakbola, serta panahan.

Rencananya dalam PON Beladiri nanti, Kudus menjadi tempat penyelenggaraan gulat, jujitsu, judo, karate, silat, sambo, kempo, taekwondo, juga tarungderajat.

“Semuanya siap digunakan. Sehingga saya optimis, bahwa Pekan Olahraga Nasional Beladiri dengan dukungan yang luar biasa dari Pak Viktor dan teman-teman Djarum. Insyaallah akan berjalan baik, berprestasi dan membanggakan,” sambungnya.

Kolaborasi dengan swasta menjadi motivasi, bahwa olahraga dapat berjalan dengan melibatkan lebih banyak pihak.

“Ini merupakan PON Beladiri pertama yang memang KONI merencanakan berkolaborasi dengan pihak ketiga. Jadi pada PON Beladiri ini tidak ada dana pemerintah,” tegas Marciano.

Dalam kesempatan itu, turut mendampingi Marciano. Di antaranya Waketum I KONI, Mayjen TNI Purn Suwarno, Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) Puang Samsudin. Sekjen TB Lukman Djajadikusuma, MEMOS, Wakabid Media dan Humas, Tirto Prima Putra, Wakabid Usaha, Ryan Ghozali.

Sementara Bupati Kudus menyambut baik penyelenggaraan PON Beladiri ini, dengan harapan memberi dampak ekonomi.

“(Kudus) sangat senang, bahagia dan menyampaikan rasa syukur, KONI pusat memperhatikan Kudus. Termasuk Djarum Foundation,” ujar Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris yang turut mendampingi di GOR Kaliputu.

Bupati berharap PON Beladiri berdampak pada pariwisata mulai kuliner hingga destinasi wisata. “Kudus memiliki wisata religi, seperti Sunan Muria dan Sunan Kudus. Selain itu, ada juga beberapa museum yang perlu dikunjungi,” pungkasnya. (*/red)

Djoko Tetuko Kembali Jadi Plt Sekretaris Asprov PSSI Jatim

Djoko Tetuko
PENGURUS: Djoko Tetuko Plt Sekum Asprov PSSI Jatim. (Foto: IST)

SURABAYA (SG) – Djoko Tetuko Abdul Latif kembali menjadi sekretaris Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jatim. Penunjukan mantan wartawan salah satu media di Surabaya ini dilakukan melalui rapat Komite Eksekutif (Exco) yang digelar pada Senin (21/4/2025) di Kantor Asprov PSSI Jatim di Komplek Ruko Jl. Ketampon 90, Surabaya.

Penunjukan Djoko dilakukan setelah Sekretaris Asprov PSSI Jatim sebelumnya Dyan Puspito Rini meninggal dunia pada 7 April lalu akibat penyakit yang ia derita. PSSI Jatim sendiri telah berkirim surat kepada PSSI Pusat untuk memberitahukan Keputusan tersebut.

“Ini untuk melanjutkan tugas keseketariatan terutama program wajib bagi PSSI, Asprov sebagai bagian dari pelaksana di daerah,” ujar Djoko, Selasa (22/4/2025).

Bagi Djoko sendiri, jabatan ini tidak asing. Karena ia pernah mengemban jabatan yang sama ketika PSSI Jatim era Haruna Soemitro pada periode 2009-2013. Ia juga sempat menjadi Plt Sekretaris Asprov PSSI Jatim saat mendiang Dyan Puspito Rini cuti mendampingi sang suami melanjutkan studi kemiliterannya di Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

“Secara periode, seharusnya saya akan bertugas hingga 4 Juni nanti. Tapi ada kemungkinan memperpanjang karena PSSI Jatim masih harus menyiapkan gelaran Soeratin U-13, U-15 dan U-17,” ujar Djoko.

Bukan hanya itu, Asprov PSSI Jatim sebagai kepanjangan tangan PSSI pusat. Juga akan menjadi tuan rumah sosialisasi perubahan statuta PSSI dalam beberapa hari ini akan selesai menyusun.

“Hari ini, perubahan statute PSSI masuk dalam tahap finalisasi. Setelah selesai, akan mensosialisasikan ke daerah yang membagi menjadi tiga titik. Yakni Medan untuk Indonesia bagian barat, Surabaya untuk Indonesia bagian tengah, dan Ambon untuk Indonesia bagian timur. Voter-voter yang ada di wilayah itu akan mendapatkan sosialisasi perubahan statute ini. PSSI Jatim akan menjadi tuan rumah yang di Surabaya,” jelas Djoko.

Dianggap Sebagai Ibadah

Djoko sendiri menyambut positif penunjukannya sebagai Plt Sekretaris PSSI Jatim ini. Baginya, ini merupakan wujud pengabdian atas amanah yang pemberian Exco.

“Saya anggap tugas ini sebagai ibadah. Karena itu, saya akan menjalani dengan senang hati. Ikhlas dan amanah,” tutur mantan Tenaga Ahli atau Konsultan PPID Provinsi Jawa Timur ini.

“Saya hanya meneruskan program yang telah berjalan dengan baik oleh Mbak Ririn (Dyan Puspito Rini). Insyaallah saya melakukan yang terbaik sampai periode kepengurusan Pak (Ahmad) Riyadh ini menyelesaikan tugasnya dengan baik,” tambah Djoko.

Benar saja, selama Riyadh memimpin, PSSI Jatim kerap menjadi pilot project sekaligus percontohan bagi provinsi-provinsi lain. Ini karena mematok standar untuk semua aspek terus meningkat setiap tahunnya.

“Lisensi kepelatihan, lisensi wasit, dan program-program lain memiliki standar yang sangat tinggi. Bukannya takabur, Asprov PSSI Jatim selalu leading daripada provinsi lain dalam banyak hal. Ini tak lepas dari kerja keras, peran dan kontribusi pengurus dan semua elemen sepak bola Jatim,” pungkas Djoko. (*)

Pra Porprov IX Jatim, Ini Ketentuan Cabor Sepak Bola Putra

Pra Porprov IX Jatim
SEPAK BOLA PUTRA: Manager meeting Pra Porprov IX Jatim di Surabaya, Selasa (15/4/2025) lalu. (Foto: IST)

SURABAYA (SG) – Sebanyak 27 tim sepak bola putra dari kota, juga kabupaten di Jawa Timur memastikan ambil bagian dalam ajang Pra Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jawa Timur 2025. Kemudian kepastian pengumuman tersebut dalam Manager Meeting pada 15 April 2025 di Surabaya.

Dalam rapat tersebut, Asprov PSSI Jawa Timur bersama perwakilan daerah menyepakati sejumlah ketentuan umum dan juga teknis pelaksanaan kompetisi pada 17–26 Mei 2025 itu.

Peserta dan Syarat Pemain

Pra Porprov IX Jatim cabang olahraga sepak bola putra akan diikuti oleh 27 tim. Selanjutnya setiap tim dapat mendaftarkan maksimal 23 pemain dan 7 ofisial. Para pemain wajib berstatus amatir, dengan kelahiran antara 1 Januari 2005 hingga 31 Desember 2007.

Pemain yang pernah terdaftar dalam Elite Pro Academy (EPA) U-16 dan U-18 dalam dua tahun terakhir, serta pemain tim nasional kelompok umur, tidak diperkenankan mengikuti ajang ini. Semua pemain wajib memiliki E-KTP dan Kartu Keluarga.

Batas mutasi atau perpindahan pemain ditetapkan hingga 31 Desember 2024. Seluruh pendaftaran pemain dan ofisial harus dikirimkan melalui email ke pssi_jatim@yahoo.co.id paling lambat pada 25 April 2025.

Sistem dan Format Kompetisi

Sebanyak 27 tim akan membagi ke dalam enam grup. Yakni terdiri dari tiga grup dengan empat tim dan tiga grup dengan lima tim. Kemudian sistem pertandingan menggunakan format setengah kompetisi.

Kemudian sebanyak 12 tim akan lolos ke putaran final Porprov IX Jatim 2025. Rinciannya, lima tim dari grup berisi empat tim (tiga juara grup dan dua runner-up terbaik) serta tujuh tim dari grup berisi lima tim (tiga juara, tiga runner-up, dan satu tim peringkat ketiga terbaik).

Penentuan peringkat akan mengacu pada perolehan poin, yakni dengan sistem tiga poin untuk kemenangan, satu poin untuk hasil imbang, dan nol poin untuk kekalahan. Jika terdapat tim dengan poin yang sama, maka akan memberlakukan kriteria head-to-head, selisih gol, produktivitas gol, hingga poin fair play.

Kewajiban Tuan Rumah

Selanjutnya tim tuan rumah wajib menyediakan stadion utama dan stadion pendamping, tempat technical meeting. Serta menjamin keamanan dan kesehatan selama pertandingan. Selain itu, tuan rumah juga wajib menyediakan jaringan internet, petugas IT, serta rekaman pertandingan.

Biaya penginapan, konsumsi, dan juga transportasi lokal untuk perangkat pertandingan, panitia disiplin, serta koordinator wilayah tanggungan tuan rumah. Sementara itu, biaya deklarasi perangkat pertandingan yang menanggung Asprov PSSI Jawa Timur.

Ponorogo Resmi Ikut Bertanding

Berdasarkan konfirmasi dari Askab PSSI Ponorogo dan KONI Kabupaten Ponorogo, sehingga tim sepak bola putra Kabupaten Ponorogo resmi akan mengikuti Pra Porprov IX Jatim 2025.

Ajang ini harapnya bisa menjadi wadah kompetitif, agar dapat mencetak bibit-bibit unggul sepak bola Jawa Timur yang potensial hingga melangkah ke level nasional. (*)

Pembagian Grup (Zona) :

1

  • Kab Jember
  • Kab Lumajang
  • Kab Bondowoso
  • Kab Banyuwangi

2

  • Kab Pasuruan
  • Kab Mojokerto
  • Kota Pasuruan
  • Kab Probolinggo

3

  • Kab Bangkalan
  • Kab Gresik
  • Kota Surabaya
  • Kab Pamekasan

4

  • Kota Blitar
  • Kab Blitar
  • Kota Kediri
  • Kota Mojokerto

5

  • Kab Trenggalek
  • Kab Kediri
  • Kab Tulungagung
  • Kab Magetan
  • Kab Jombang

6

  • Kab Tuban
  • Kab Lamongan
  • Kab Bojonegoro
  • Kab Madiun
  • Kab Ponorogo

SSB PSG Gununganyar Pekan Ketiga Idulfitri Tambah Amunisi

SSB PSG Gununganyar
PROGRES: Siswa atlet SSB PSG Gununganyar di pekan ketiga lebaran, Minggu pagi (20/4/2025) kemarin hadir 19 anak. (Foto: HANUM)

SURABAYA (SG) – Memasuki pekan ketiga lebaran Idulfitri, seperti umumnya sekolah sepak bola (SSB), termasuk PSG Gununganyar, juga terdapat siswa atlet yang baru masuk. Serta murid yang non aktif, bahkan pindah klub.

Pemandangan itu, tampak pada latihan reguler SSB PSG Gununganyar, Minggu pagi (20/4/2025) kemarin di kampus Poltekpel. Yang mana, ada dua siswa baru, yakni Rengga posisi pemain dan Obi posisi kiper.

Sebagaimana informasi pekan pertama dan kedua Idulfitri lalu. Terjadi peningkatan kehadiran mulai 7 siswa pekan pertama. Lalu 14 siswa di pekan kedua. Dan kali ini terlihat ada 19 siswa untuk semua kelompok umur hadir latihan.

Namun formasi kehadiran itu, juga berubah. Tiap pekannya, ada yang konsisten hadir, tetapi ada juga yang izin. Sementara lainnya, baru hadir. Selain itu, juga ada dua siswa baru tersebut.

Untuk Rengga anak warga Gununganyar, sekitar lapangan. Sedangkan Obi ini Arek Juwingan, Kecamatan Kertajaya. Keduanya, kelahiran 2013 atau usia 12 tahun. Umur ideal untuk membentuk skill dasar dan kemampuan bermain kolektif sepak bola.

Menurut Coach Agung, Pelatih Kiper, bahwa meski baru bergabung. Tapi Obi mampu menunjukkan keberanian dan power dalam mengantisipasi bola. Tentu berharap bisa konsisten latihan. Kata ibunya, selama ini menjadi penjaga gawang di sekolah dan kampungnya.

“Tidak menyangka dan terharu. Anak saya sekarang bisa gabung klub sepak bola. Semoga ke depannya lebih terarah, tidak lagi bermain sembarang. Karena di sini ada gurunya (pelatih),” ujar Nita, ibunya.

Karena itu, dia bertekad, meski jauh, terus berupaya mengantarkan anaknya ikut setiap sesi latihan di SSB PSG Gununganyar. “Anak saya juga tampak bahagia, semoga nantinya bisa prestasi,” timpal Ibu Rumah Tangga yang juga bekerja ini.

Sementara, untuk Rengga, masih harus belajar lebih rumit. Karena memilih menjadi pemain, di antaranya selain teknik dasar, juga nantinya menemukan karakter bermain, apakah cocok bertahan, penyuplai bola atau menyerang. Namun yang jelas, dia punya modal cinta bermain sepak bola.

“Anak saya ini, senang bermain sepak bola. Sudah lama sekali kepingin ikut klub atau sekolah sepak bola. Alhamdulillah PSG tidak jauh dari rumah,” terang Sugeng, orang tua Rengga, yang juga anggota TNI ini.

Terpisah, Harun Ketua Harian PSG, dia mengatakan bahwa di sekolah sepak bola ini mencatat lebih dari 80-an siswa. Tapi itu fluktuatif soal keaktifan. “Memang itu dinamika wajar. Dari pengalaman, yang aktif dan konsisten, punya kesempatan ke level lebih jauh,” katanya.

Sebagai pengurus, dia tak memungkiri kalau sama kayak lainnya. Ingin terbentuk tim solid sejak dini konsisten berlatih bersama. Tapi kembali lagi, dia yakin hasil seleksi alam itu, nanti akan muncul tim solid.

“Terkadang keaktifan anak-anak, terpengaruh kegiatan sekolah full day. Atau pengaruh bermain seperti game, juga bisa kendala internal keluarga. Macam-macam, tapi itulah seleksi alam. Namun yang jelas, kami punya tanggung jawab untuk memberikan pelatihan terbaik. Misalnya lapangan standar, perlengkapan serta pelatih berlisensi dan pengalaman. Serta point utamanya adalah punya akses mengembangkan kemampuan anak-anak ke depan,” tukasnya.

Oleh karena itu, pihaknya bulan Mei mendatang sudah kembali menggelar latihan tambahan di luar hari Minggu, yakni Jumat sore. “Jadi sepekan dua kali, nanti kalau ada ekstra ya futsal, atau privat bagi yang memang ada waktu di luar sekolah full day. Insyaallah semua kita tampung setiap inchi peningkatan kualitas anak didik,” pungkasnya. (red)

Liga Surabaya U-15 2025 Garuda Nusantara A Buka Kemenangan

Liga Surabaya U-15 2025
LIGA SURABAYA U-15: Pemain Pusaka (merah) berupaya memainkan bola dari hadangan pemain Garuda Nusantara A di lapangan Kebraon, Sabtu lalu (19/4/2025). (Foto: IST)

SURABAYA (SG) – Kompetisi usia dini Liga Surabaya U-15 kembali bergulir menyambut musim baru 2025. Kali ini menyoroti laga pembuka Pusaka 0-2 (0-1) Garuda Nusantara A di lapangan Kebraon, Karangpilang, Surabaya, Sabtu (19/4) mulai pagi sampai sore.

Pertandingan Liga Surabaya U-15 2025 pada laga awal kali ini terlambat. Pertama karena matchcomm mendadak berhalangan hadir, juga faktor kesiapan teknis kedua tim. Sehingga waktu normal 2×35 menit kena kepras menjadi 2×28 menit berdasarkan keputusan panitia.

Kendati demikian hal itu bukan menjadi problem. Terlebih salah satu wasit, juga memiliki kemampuan standar membuat laporan hasil pertandingan. Seperti tugas matchcomm.

Mengalihkan pandangan mata ke pertandingan. di laga pertama, antara Pusaka lawan Garuda Nusantara A berlangsung seru berimbang. Namun Pusaka sering gagal memanfaatkan peluang. Sehingga lawan berhasil memaksimalkan celah itu.

Dua gol kemenangan daripada tim Garuda Nusantara A tercipta menit 15’ babak pertama oleh Rastra Tito. Kemudian babak kedua, menit ke-46 oleh Diandra Galang. Sehingga skor 0-2 untuk tim tamu. (red)

Hasil Liga Surabaya U-15 hari Sabtu (19/4) :

  1. Pusaka FC 0-2 (0-1) Garuda Nusantara A
  2. Semut Merah 0-0 Bharata FC
  3. Haggana 0-1 (0-1) Garuda Nusantara B
  4. Pusura 0-4 (0-1) Farfaza
  5. Untag Rosita 1-3 (1-1) Surabaya Bhakti
  6. Puma Gresik 0-1 (0-0) Gresik United

SSB PSG Gununganyar Sinergi Lembaga Sekolah Homeschooling

SSB PSG Gununganyar
SEKOLAH PRESTASI: Pimpinan lembaga homeschooling DK Prima, Rini Riandani menyerahkan point kerja sama kepada Ketua Harian SSB PSG Gununganyar di Penjaringansari, Surabaya, Kamis malam (17/4/2025) lalu. (Foto: IST)

SURABAYA (SG) – Sekolah Sepak Bola (SSB) PSG Gununganyar menerima point kerja sama dari lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Homeschooling DK Prima di Surabaya. Nantinya lembaga ini yang akan membantu proses kegiatan akademik khususnya bagi siswa atlet yang menunjukkan minat bakat, sehingga harus meninggalkan sekolah formal di tingkat SD, SMP dan SMA.

Sriyono pengurus harian mengatakan, kalau kegiatan homeschooling sudah berjalan satu tahun pelajaran. Basik awal atlet badminton dari klub legenda Indonesia, Sony Dwi Kuncoro.

“Akademik bagian homeschooling sementara basik olahraganya di badminton,” ucapnya Kamis malam (17/4/2025) lalu.

Terkait perizinan lembaga, dia mengungkapkan, kalau lengkap memiliki izin PKBM dari dinas terkait. Sehingga nantinya siswa juga dapat diterima antar jenjang sekolah lain maupun melanjutkan ke perguruan tinggi.

“Pola pembelajaran ada tatap muka setiap hari dengan lima mata pelajaran. Sedangkan pelajaran lain sistemnya mandiri, materi berupa power point dengan mengerjakan tugas secara mandiri,” terangnya.

Kemudian, tidak hanya cabor badminton atau bulutangkis, terutama cabor sepak bola yang biasanya atlet berada jauh di luar kota, bahkan luar negeri. Kondisi ini juga dapat terlayani dengan pola pembelajaran daring atau online.

“Pada prinsipnya proses pembelajaran homeschooling ini menyesuaikan kebutuhan. Dalam hal ini melayani tatap muka bisa. Juga bisa pakai sistem zoom atau google meeting bagi siswa yang berada jauh. Tetapi yang penting itu anak-anak jangan sampai kosong akademiknya. Karena dengan akademik yang bagus itu dapat menunjang skill olahraganya, baik di sepak bola maupun badminton. Sebab daya kritis mereka juga akan meningkat,” jelas Sriyono.

Selanjutnya, secara khusus homeschooling tidak hanya untuk siswa prestasi olahraga. Namun, juga anak-anak bidang lain, seperti musik. Hanya saja, dinas pendidikan secara khusus memberikan label PKBM olahraga. Karena berangkat dari badminton.

Hal itu, kebetulan sekali di Surabaya belum ada homeschooling khusus olahraga terutama badminton. Karena kebanyakan PKBM lainnya belum ada ciri khas khusus.

“Kebetulan pimpinan kita juga punya pengalamanolahraga capeknya luar biasa, saat beriringan sekolah. Sehingga berbekal itu, kita menjadi tahu cara melayani atlet seperti apa, supaya pelajaran juga masuk,” timpalnya.

Dalam kesempatan itu, selaku Kepala Homeschooling Rini Riandani turut membeberkan keunggulan lembaganya, selain khusus olahraga. Yakni, bisa mengasah kecerdasan anak, sehingga menopang kegiatan olahraga.

“Kami juga bekerja sama dengan kampus berupa uji psikologi di Unair untuk mengetahui karakter anak. Sehingga sejak dini tahu pola pendidikan yang akan diberikan kepada anak siswa,” ungkapnya.

Sementara untuk tenaga terdapat 12 pengajar. Serta ada tambahan mahasiswa magang dari Unesa, dalam rangka praktek perkuliahan.

Masih di tempat yang sama di komplek perumahan Penjaringansari, lokasi homeschooling. Ketua Harian SSB PSG Gununganyar, Harun Effendy menyambut baik platform kerja sama dari DK Prima tersebut.

“Kebetulan PSG memang masih rata-rata level SSB. Sehingga kebanyakan masih lebih fokus ke sekolah formal. Tetapi sebelumnya juga ada anak-anak yang sempat tidak sekolah. Misalnya selepas mondok. Tentu kerja sama ini sangat membantu memberikan solusi terutama bagi atlet berprestasi, tidak hanya sepak bola,” urainya.

Tetapi setidaknya, PSG dengan kerja sama ini, juga lebih siap kalau ke depannya menerima siswa dari luar kota. Maupun kerja sama dengan cabor lain, SSB maupun klub apapun terkait homeschooling.

“Moment ini penting, karena menjawab kesulitan anak-anak yang terkendala prestasi non akademik. Sebab umumnya saat ini mereka bersekolah di swasta yang izin keluar masuknya mudah. Padahal kalau mau merenung, atlet lebih tepat sekolah jarak jauh begini, sehingga tidak tertinggal pelajaran. Juga tetap berprestasi olahraga,” tandasnya. (red)

Latihan SSB PSG Gununganyar Pekan Kedua Idulfitri 2025

Latihan SSB PSG Gununganyar
BAHAGIA: Siswa atlet SSB PSG Gununganyar yang hadir latihan pekan kedua Idulfitri, Minggu pagi (13/4/2025) lalu.

SURABAYA (SG) – Tak seperti pekan pertama Lebaran Idulfitri, hari Minggu sebelumnya, yang hanya tujuh siswa atlet sepak bola. Sedangkan (13/4) pekan lalu, presensi kehadiran bertambah menjadi 14 anak mengikuti latihan reguler SSB PSG Soccer School di Gununganyar, Surabaya.

Uniknya dari ke-14 siswa atlet yang hadir tersebut, tampak Vino (12) atlet cilik taekwondo kembali latihan ‘Si Anak Hilang’ di SSB PSG Gununganyar. Dia setelah lama vakum fokus beladiri prestasi. Namun rasa cintanya kepada sepak bola yang begitu besar hingga sekali lagi balik merumput.

Selain itu, juga tampak siswa baru, M Rengga (12), bakat lokal yang tinggal di sekitar tempat latihan di Gununganyar. Sehingga ini menambah semangat yang sudah hadir pekan sebelumnya.

Dalam melakukan latihan pembinaan teknik dasar bermain sepak bola, di SSB PSG Gununganyar. Tentu juga mengikuti perkembangan modern, yang mana lewat pelatih berpengalaman dan telah mengantongi lisensi kepelatihan. Sehingga para orang tua juga tenang.

Selain itu, dari sisi akses ke depannya, terutama bagi yang terus berkembang dengan menunjukkan bakat istimewa. Selanjutnya PSG juga terbukti telah menampilkan siswa atlet untuk berkesempatan mengikuti seleksi maupun kompetisi di bawah naungan federasi sepak bola resmi PSSI.

“Kami berlatih di lapangan cukup standar. Sehingga sayang kalau dari sisi pelatih maupun akses ke depan, asal saja. Oleh karena itu, PSG mempercayai pelatih yang kompeten baik pemain maupun kiper. Supaya orang tua tidak segan menitipkan anaknya latihan di sini,” terang Harun, pengurus harian.

Kendati begitu, mengakui di sekolah sepak bola PSG juga mengalami kendala klasik. Yakni biaya dan sekolah full day. Walaupun sebenarnya relatif wajar. Kalau berkaca pada kelayakan lapangan juga pelatih yang menangani.

“Hal-hal semacam itu, menjadi PR bersama. Makanya di PSG soal biaya menerapkan beasiswa, juga keringanan dengan syarat tertentu. Sementara bagi yang mampu, kebanyakan tetap solid,” tuturnya.

Imbuhnya, ada juga hal lain seperti kendala support keluarga, terutama orang tua. Ini mempengaruhi semangat latihan anak siswa atlet.

“Harapan kita bersama selaku pengelola, anak-anak terus kompak dengan support orang tua atau keluarga. Sehingga ke depannya terbentuk satu tim kuat sesuai kelompok usianya. Dan tentunya sabar, telaten mengikuti tiap sesi latihan. Karena dari sisi akses, baik langsung maupun tidak, PSG cukup kompatibel,” timpalnya. (red)

Turnamen Barati 2025 di Surabaya Sukses? Tapi Ini Faktanya

Turnamen Barati
EVENT INTERNASIONAL: Pertandingan tambahan U-15 turnamen Barati di Stadion Thor, Surabaya, Rabu lalu (16/4/2025). (Foto: IST)

SURABAYA (SG) – Turnamen sepak bola internasional Barati Cup 2025 usia dini U-13, U-14 dan U-15 berakhir lancar dan sukses, Minggu malam (20/4) kemarin di Stadion G10N Tambaksari, Surabaya.

Bahkan closing ceremony turnamen Barati juga berlangsung meriah dengan menobatkan tiga tim terbaik. Yakni juara U-13 Assa Pro Soccer School, menyusul Papua FA juara U-14. Dan klub asal Spanyol, Rayo Vallecano menduduki posisi puncak U-15.

Tak hanya itu, saat upacara penutupan, Sekda Kota Ikhsan mewakili wali kota menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam menyukseskan perhelatan internasional di Kota Pahlawan ini.

Sebagai tuan rumah, Pemkot Surabaya bangga dapat menyambut kedatangan para peserta dari berbagai negara. Keberhasilan penyelenggaraan event ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa Kota Surabaya memiliki kapasitas untuk menggelar acara berkelas internasional.

“Tentunya kami siap mendukung pelaksanaan Barati internasional untuk tahun-tahun mendatang. Semoga kebersamaan yang terjalin selama event ini meninggalkan kesan yang hangat, membekas dalam ingatan. Dan memberikan inspirasi bagi kita semua,” kata Ikhsan.

Selain itu, menarik ke belakang turnamen yang mencatatkan total 120 peserta dari tujuh negara, serta 14 provinsi di Indonesia ini. Pada saat opening ceremony juga nggak kaleng-kaleng, tampil band papan atas Nidji, mengguncang Stadion GBT, Selasa malam (15/4) lalu.

Tetapi drama terjadi berawal pada pertandingan esoknya, Rabu (16/4). Update media Pinggirlapangancom, waktu itu, Ismail selaku matchcomm pagi-pagi bergegas ke Stadion Delta Sidoarjo. Namun dia tak melihat perangkat lain, yaitu wasit. Sehingga pertandingan tidak dapat terlaksana. Hal ini memantik kekecewaan peserta yang hadir jauh-jauh.

Kabar beredar, diduga panitia tidak koordinasi dengan Asprov PSSI Jawa Timur. Terlanjur kecewa, di lokasi, Hanafing legenda sepak bola menyebut panitia tidak profesional.

Mengutip media lain Infodisid, yang mengungkapkan penyebab berhenti laga Barati. Terungkap bahwa beberapa laga stop karena tidak mendapatkan izin. Sedangkan venue Barati di sejumlah stadion di Surabaya Raya, yakni Surabaya, Sidoarjo dan Gresik.

Fery Kono dari Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) Kemenpora RI mengakui ada keterlambatan soal perizinan. Terutama di wilayah Sidoarjo. Dia menyayangkan terjadi miskomunikasi. “Soal peserta mundur dan minta pendaftaran kembali belum dapat info jelas,” ungkapnya.

Kemudian pada kesempatan lain melalui media sosial, ia dan pihak panitia akhirnya juga menyampaikan permohonan maaf. Dan berjanji melakukan perbaikan cepat.

Berbeda situasi di Sidoarjo, pertandingan di Surabaya pada hari yang sama, termasuk lancar. Karena perangkat pertandingan di bawah koordinasi Askot PSSI Surabaya. Ada tapinya? Sebab bertanding pagi-pagi sampai di atas jam 9 malam, dan di empat venue. Hal ini membuat komisi wasit kelabakan menugaskan personil. Alhasil juga mencomot wasit luar daerah.

Tak berhenti di situ. Karena dalam perjalanannya, pihak asprov mewanti-wanti wasit-wasit yang aktif di lingkungan provinsi maupun nasional. Supaya tidak bertugas. Hal ini membuat wasit yang terlanjur bertugas, seperti di Lapangan Thor Surabaya mundur.

Sementara di Thor semula bertanding U-14, tapi ada laga pindahan dari Sidoarjo menjadi genap 10 match berlangsung hingga jam 22.00 selesai. Di antaranya laga Rayo Vallecano Spanyol 3-3 (1-1) Nawasena FC Jakarta di U-15.

Jalannya pertandingan berlangsung ketat, dengan perbedaan skill dan taktik mencolok. Di mana, Rayo Spanyol mengandalkan bermain posisi dengan akurasi dan kekuatan passing juga kontrol menawan. Sedangkan Nawasena Indonesia mengandalkan kualitas individu dan kecepatan dalam melakukan serangan balik.

Alhasil Nawasena sempat leading dua kali, 1-0 dan 3-1. Walaupun akhirnya harus puas berbagi skor 3-3. Tentu saja, pertandingan live streaming juga tv lokal dengan siaran internasional itu berlangsung sengit penuh taktik dan menghibur.

Namun sekali lagi, sangat menyayangkan hingga berita ini tayang. Honor untuk wasit pada laga pindahan tersebut, belum cair terbayar. Termasuk dugaan laga pindahan di lapangan lainnya. Apalagi besaran nilainya juga minimalis.

“Ini event internasional dengan tensi dan kualitas bagus. Tapi aneh, honor setara turnamen SD yang wasitnya liar. Mirisnya lagi, pertandingan tambahan juga belum terbayar sampai detik ini,” ujar sumber yang ikut bertugas.

Salah satu matchcomm senior di Surabaya dalam kesempatan lain, berjanji akan mengupayakan cair. “Bukan soal kecilnya. Tapi itu harus terbayar, nanti saya upayakan ngomong ke panitia,” ujarnya.

Sementara insiden honor gagal bayar membuka luka khususnya wasit di Surabaya. Yang mana pada perhelatan Soeratin U-13 dan U-15 bertajuk Piala Wali Kota tahun 2024 lalu, hingga kini belum terbayar penuh. Terutama di laga penyisihan grup.

Telah melakukan berbagai upaya termasuk menemui Wawali Armuji, namun tidak membuahkan hasil. Bahkan Ketua Askot Surabaya yang baru pun sampai saat ini, belum memenuhi janjinya untuk melunasi jerih payah perangkat pertandingan, matchcomm dan wasit tersebut. (red)

Kontes Perkutut di Unesa, Tatag Direktur Unika Bilang Begini

Kontes Perkutut di Unesa
KONTES PERKUTUT: Direktur Auto Unika, Tatag Triwibowo (ketiga dari kanan) bersama panitia lomba di halaman depan Gedung Rektorat Unesa, Surabaya, Minggu pagi (20/4/2025) kemarin. (Foto: HARUN)

SURABAYA (SG) – Direktur Auto Unika, Tatag Triwibowo menyambut baik adanya kontes perkutut Unesa Cup I 2025 kategori piyik hanging, Minggu pagi (20/4) kemarin di halaman depan Gedung Rektorat Unesa Kampus Lidah Wetan, Surabaya.

Menurutnya termasuk surprise, karena tempat kontes perkutut di lingkungan Unesa ini sangat representatif dan elegan di lingkungan kampus. Sehingga ini dapat meningkatkan nilai jual perkutut. Serta menambah pecinta perkutut.

“Tentu nanti tumbuh mata rantai baru, seperti peternak perkutut semakin banyak. Kemudian penjual pakan kayak beras, ketan hitam dan sebagainya makin banyak. Maka di situlah muncul mata rantai bisnis baru,” urainya.

Selanjutnya, Tatag berjanji nanti lebih support lagi dengan kegiatan Profesor Suyono. “Dan kebetulan Pak Rektor Unesa, Nurhasan, juga sangat mendukung kegiatan ini. Berupa tempat lomba yang tidak lazim, yaitu di halaman depan Gedung Rektorat Unesa. Kita support lah nanti ke depannya,” ujarnya.

Soal mitos perkutut. Tatag menceritakan ini lebih banyak adanya cerita budaya dari orang-orang Jawa. “Sebab satu-satunya burung yang dipanggil kayak Pusaka Peksi ini cuma perkutut. Tapi kalau lainnya itu menyebutnya burung berkicau,” terangnya.

Masih Tatag, bahwa menjadi suatu budaya yang kuat terutama di Jawa dan Madura. “Jadi ada kultur mempertahankan budaya juga. Sebenarnya bagus juga. Sehingga Unika sebagai bentuk mendukung upaya melestarikan kebudayaan bangsa,” timpalnya.

Di sisi lain, dia mengungkapkan, kalau di rumah juga memelihara perkutut, sebagai penghobi saja. Terutama untuk suasana pagi itu, katanya nyaman banget.

“Harapan saya buat teman-teman pecinta perkutut untuk lebih meningkatkan kualitas (suara) perkututnya. Sering mengadakan lomba. Karena bisa meningkatkan nilai jual perkutut. Juga dapat menambah komunitas keanggotaan,” tukasnya.

Sementara Ketua Panitia Profesor Suyono mengapresiasi Auto Unika atas support mendukung suksesnya perlombaan. Ia menambahkan, bahwa kontes hanya kategori piyik hanging, lomba seni suara alam perkutut. Dimana kelas piyik hanging adalah level paling bawah lomba.

“Lomba tingkat ini (persiapan) termasuk paling gampang. Karena tidak butuh gantangan tinggi atau kerekan. Cukup sekitar 3 meteran tingginya. Aturannya masih burung piyik. Makanya kalau ada yang gacor itu langsung diskualifikasi, tadi ada tujuh ekor kena dis,” ungkapnya.

Panitia menyediakan sampai 15 trofi juara. Lalu juga ada doorprize dari Auto Unika. “Selain doorprize beras, minyak goreng dan sarung. Ada goodie bag Unika tidak pakai undian. Tetapi tiap juara dapat bingkisan Unika tersebut. Kemudian honor juri dari Bojonegoro, Bangkalan dan Surabaya. Alhamdulillah ada support Unika,” bebernya.

Sambungnya, kalau tidak ada yang berani membuat gebrakan mengadakan lomba. Khawatir ke depannya akan punah para pecinta perkutut ini. “Alhamdulillah kebetulan ini saya bikin dua box gantangan pribadi sendiri. Sehingga juga menghemat. Kalau peta kekuatan perkutut cukup merata. Yang utama tetap dari Madura. Kayak dari Sumenep,” katanya.

Karenanya panitia menyampaikan sekali lagi, apresiasi kepada Auto Unika yang selalu mensupport kegiatan lomba perkutut. “Mas Tatag selalu support seperti lomba liga perkutut tingkat Jatim tahun lalu, kala itu juga Unika support,” imbuhnya.

Diketahui, Sebanyak 96 perkutut meramaikan kontes dengan kategori kelas pemula piyik hanging berusia 4-5 bulan. Peserta berasal dari tuan rumah Surabaya. Kemudian Sidoarjo, Malang dan Madura. Even ini juga dalam rangka silaturahmi halalbihalal para penggemar perkutut khususnya di Jawa Timur.

Dalam kesempatan itu, Ketua P3SI (Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia), Choirul Anwar mengatakan, bahwa lomba ini juga sebagai pemanasan menjelang adanya liga perkutut di Surabaya.

“Insyaallah pertengahan tahun ini ada Liga Hanging Surabaya. Mainnya sebulan sekali keliling di empat lokasi, yakni di Sawunggaling Lidah Kulon tempat Profesor Suyono. Lalu di Pengadilan P3SI Sambikerep, dan Dukuh Kupang. Serta satu lagi dalam tahap pembangunan di Kutisari,” ucap Choirul.

Lebih lanjut, ia menjelaskan penilaian kontes dari suaranya. “Cara membedakan dengan perkutut dewasa, ini tampak dari bunyi. Misalnya suaranya gacor (terus-menerus), atau mbekur (merayu lawan jenis). Nah ini langsung diskualifikasi. Tadi ada tujuh peserta kena dis,” jelasnya.

Choirul menegaskan, bahwa piyik (anakan) yang benar itu, bunyinya paling banyak dua kali. Dan balasnya (adu suara perkutut lain) cuma satu kali. Kalau balas tiga sampai empat kali itu pasti dewasa. Nah ini yang terkena diskualifikasi.

“Penilaian dari bagusnya suara dan irama. Ada dua hal, yaitu suara indah tanpa salah, dan banyaknya bersuara. Tapi untuk piyik ini, balasnya satu sampai dua kali,” tandasnya.

Pada even pertama ini dari ke-96 perkutut. Rinciannya satu orang ada yang mendaftar satu sampai tiga ekor. Dan Pengda P3SI Surabaya selaku penyelenggara.

Oleh karena itu, Choirul berharap adanya even ini. Khususnya nanti saat liga hanging muncul pemain baru, pemula. “Dan yang sudah senior (pemain) dapat memberikan contoh. Istilahnya tidak menurunkan burung yang sudah tua, agar tidak merusak jalannya perlombaan,” pungkasnya. (har)

Profesor Suyono Apresiasi Unika Support Kontes Perkutut Unesa

Profesor Suyono
KONTES PERKUTUT: Profesor Suyono (tengah berkacamata) bersama para pemenang lomba di halaman depan Gedung Rektorat Unesa, Minggu pagi (20/4/2025). (Foto: HARUN)

SURABAYA (SG) – Ketua Panitia Kontes Perkutut Piyik Hanging Unesa Cup I 2025, Profesor Suyono menyampaikan apresiasi kepada Auto Unika atas support dalam mendukung suksesnya pelaksanaan perlombaan.

Profesor Suyono menambahkan, bahwa kontes hanya kategori piyik hanging, lomba seni suara alam perkutut. Dan kelas piyik hanging adalah level paling rendah lomba.

“Lomba tingkat ini (persiapan) termasuk paling gampang. Karena tidak butuh gantangan tinggi atau kerekan. Cukup sekitar 3 meteran tingginya. Aturannya masih burung piyik. Makanya kalau ada yang gacor itu langsung diskualifikasi, tadi ada tujuh ekor kena dis,” ungkapnya.

Panitia menyediakan sampai 15 trofi juara. Lalu juga ada doorprize dari Auto Unika. “Selain doorprize beras, minyak goreng dan sarung. Ada goodie bag Unika tidak pakai undian. Tetapi tiap juara dapat bingkisan Unika tersebut. Kemudian honor juri dari Bojonegoro, Bangkalan dan Surabaya. Alhamdulillah ada support Unika,” bebernya.

Tambahnya, kalau tidak ada yang berani membuat gebrakan mengadakan lomba. Khawatirnya ke depan akan punah para pecinta perkutut ini.

“Alhamdulillah kebetulan ini saya bikin dua box gantangan pribadi sendiri. Sehingga juga menghemat. Kalau peta kekuatan perkutut cukup merata. Yang utama tetap dari Madura. Kayak dari Sumenep,” katanya.

Karenanya panitia juga menyampaikan sekali lagi, apresiasi kepada Auto Unika yang selalu mensupport kegiatan lomba perkutut. “Mas Tatag selalu support seperti lomba liga perkutut tingkat Jatim tahun lalu, kala itu juga Unika support,” timpalnya.

Diketahui, Sebanyak 96 perkutut meramaikan kontes yang berlangsung di halaman Gedung Rektorat Kampus Lidah Wetan, Surabaya, Minggu (20/4) pagi hingga siang hari. Kategori lomba adalah kelas pemula piyik hanging berusia 4-5 bulan.

Dari 96 peserta lomba perkutut piyik hanging ini berasal dari tuan rumah Surabaya. Kemudian Sidoarjo, Malang dan Madura. Even ini juga dalam rangka silaturahmi halalbihalal para penggemar perkutut khususnya di Jawa Timur.

Menurut Ketua P3SI (Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia), Choirul Anwar, bahwa kontes ini juga sebagai pemanasan menjelang adanya liga perkutut di Surabaya.

“Insyaallah pertengahan tahun ini ada Liga Hanging Surabaya. Mainnya sebulan sekali keliling di empat lokasi, yakni di Sawunggaling Lidah Kulon tempat Profesor Suyono. Lalu di Pengadilan P3SI Sambikerep, dan Dukuh Kupang. Serta satu lagi dalam tahap pembangunan di Kutisari,” terang Choirul.

Lebih lanjut, ia menjelaskan penilaian kontes dari suaranya. “Cara membedakan dengan perkutut dewasa, ini tampak dari bunyi. Misalnya suaranya gacor (terus-menerus), atau mbekur (merayu lawan jenis). Nah ini langsung diskualifikasi. Dan tadi ada tujuh peserta kena diskualifikasi,” jelasnya.

Choirul menegaskan, bahwa piyik (anakan) yang benar itu, bunyinya paling banyak dua kali. Dan balasnya (adu suara perkutut lain) cuma satu kali. Kalau balas tiga sampai empat kali itu pasti dewasa. Nah ini yang terkena diskualifikasi.

“Penilaian dari bagusnya suara dan irama. Ada dua hal, yaitu suara indah tanpa salah, dan banyaknya bersuara. Tapi untuk piyik ini, balasnya satu sampai dua kali,” tandasnya.

Pada even pertama ini dari ke-96 perkutut. Rinciannya satu orang ada yang mendaftar satu sampai tiga ekor. Dan Pengda P3SI Surabaya selaku penyelenggara.

Oleh karena itu, Choirul berharap adanya even ini. Khususnya nanti saat liga hanging muncul pemain baru, pemula. “Dan yang sudah senior (pemain) dapat memberikan contoh. Istilahnya tidak menurunkan burung yang sudah tua, agar tidak merusak jalannya perlombaan,” tukasnya.

Di bagian lain, Direktur Auto Unika, Tatag Triwibowo menyambut baik adanya kontes perkutut ini. Pasalnya termasuk surprise, karena tempatnya (lomba) sangat mendukung dan elegan di kampus. Menurutnya ini dapat meningkatkan nilai jual perkutut. Serta menambah pecinta perkutut.

“Tentu nanti tumbuh mata rantai baru, seperti peternak perkutut semakin banyak. Kemudian penjual pakan kayak beras, ketan hitam dan sebagainya makin banyak. Maka disitulah muncul mata rantai bisnis baru,” urainya.

Selanjutnya, Tatag berjanji nanti lebih support lagi dengan kegiatan Profesor Suyono. “Dan kebetulan Pak Rektor Unesa, Nurhasan, juga sangat mendukung kegiatan ini. Berupa tempat lomba yang tidak lazim, yaitu di halaman depan Gedung Rektorat Unesa. Kita support lah nanti ke depannya,” ujarnya.

Soal mitos perkutut. Tatag menceritakan ini lebih banyak adanya cerita budaya dari orang-orang Jawa. “Sebab satu-satunya burung yang dipanggil kayak Pusaka Peksi ini cuma perkutut. Tapi kalau lainnya itu menyebutnya burung berkicau,” terangnya.

Masih Tatag, bahwa menjadi suatu budaya yang kuat terutama di Jawa dan Madura. “Jadi ada kultur mempertahankan budaya juga. Sebenarnya bagus juga. Sehingga Unika sebagai bentuk mendukung upaya melestarikan kebudayaan bangsa,” ucapnya.

Di sisi lain, dia mengungkapkan, kalau di rumah juga memelihara perkutut, sebagai penghobi saja. Terutama untuk suasana pagi itu, katanya nyaman banget.

“Harapan saya buat teman-teman pecinta perkutut untuk lebih meningkatkan kualitas (suara) perkututnya. Sering mengadakan lomba. Karena bisa meningkatkan nilai jual perkutut. Juga dapat menambah komunitas keanggotaan,” pungkasnya. (har)