Kategori: WISATA

Seputar dunia pariwisata dan traveling, termasuk kuliner dan hiburan.

Bebek Mangrove Order dari Bali untuk Perpustakaan di Surabaya

Bebek Mangrove
MENU BERBUKA: Karyawan perpustakaan di Medayu Selatan menerima nasi kotak isi Bebek Mangrove varian goreng khas Dapur Cinta Hilan Cilea, Kamis (20/3/2025) sore. (SG/Harun)

SURABAYA (SG) – Lagi, Bisnis kuliner rumahan Dapur Cinta mendapat pesanan menu buka puasa Bebek Mangrove varian goreng. Order dari seorang di Bali untuk karyawan di komplek Medayu Selatan, Rungkut, Surabaya.

Seorang pria itu berbudi luhur dengan memesan Bebek Mangrove khusus mengapresiasi karyawan muslim yang menjalankan Rukun Islam ibadah puasa tersebut.

Pasalnya meski jauh tinggal, namun hati dan pikiran terikat, sebab dia termasuk putra salah satu tokoh pendiri perpustakaan legendaris itu.

Sebanyak tujuh nasi bebek goreng dikemas pakai kotak pun siap saji dan makan telah terkirim. Dan harganya pun relatif terjangkau, hanya Rp25 ribu per kotaknya, juga bebas ongkir radius 3 kilometer.

Di lokasi, salah seorang karyawan dengan ramah menyambut dan menerima nasi bebek goreng kemasan kotak tersebut. “Ya kemarin (Rabu) dapat telepon, tanya jumlah karyawan perpustakaan yang di kantor. Baru tahu kalau pesan di sini (Dapur Cinta,red),” katanya.

Tetapi saat di perpustakaan tiba kiriman nasi bebek itu, salah seorang karyawan baru saja keluar kantor. Sehingga kurir berinisiatif untuk mengantar langsung ke rumahnya. Namun sayang ternyata bersangkutan ada acara di Sidoarjo, tidak ada di rumah. Makanya pulang lebih awal begitu jam pulang kerja tiba.

“Iya selama puasa pulang kantor perpustakaan jam 15.30. Maaf silahkan buat mas nya saja, sebab lagi di Sidoarjo, tidak di rumah,” pesannya saat dihubungi kurir.

Lama vakum dan sempat mencapai puncak waktu pandemi dengan bebek bungkus Rp6 ribu. Saat ini, menu Bebek Mangrove kembali hadir berkat permintaan pelanggan lama di masa Ramadan.

“Sempat vakum karena harga bahan naik. Sementara daya beli menurut. Tapi Ramadan ini, ada permintaan pelanggan lama. Alhamdulillah akhirnya kembali aktif dan berjalan,” terang Cinta Amalia selaku owner, terpisah.

Kendati demikian, untuk kisaran harga saat ini tidak ada kenaikan. Mulai harga paket Rp15 ribu dan Rp25 ribu. Sehingga saat ini, termasuk lebih murah dari lonjakan harga nasi bebek di pasaran. “Untuk varian kami juga ada rica-rica, dengan level pedas sesuai selera. Dan bisa juga pesan seekor. Silahkan memesan melalui media ini juga bisa,” tukasnya.

Sebagai informasi tambahan, bagi konsumen yang ingin memesan via online, juga bisa melalui aplikasi Gofood dan Grabfood. Dengan menelusuri tenant, Hilan & Cilea Food. (har)

MATTA Travel Exchange 2025 Tawarkan Paket Wisata Malaysia

MATTA Travel Exchange
Sejumlah agen perjalanan wisata ikut pameran MATTA Travel Exchange di Surabaya, Senin (6/1/2025). (PG/HARUN)

SURABAYA, PSGunika.Net – Asosiasi agen wisata MATTA Cabang Selangor bersama Tourism Malaysia kembali menggelar ajang tahunan Roadshow MATTA Travel Exchange (MTEX) di Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/1/2025).

Sejumlah produk paket wisata unggulan Malaysia tersaji pada MATTA Travel Exchange selama roadshow 5 hari di Surabaya dan Makassar pada 5-9 Januari 2025.

Hadir dalam roadshow MTEX, yakni (Duta) Pariwisata Malaysia di Jakarta, Hairi Mohd Yakzan, Ketua Cabang MATTA Selangor, Vijaya Kumar A/L M Krishnan. Serta pimpinan asosiasi perjalanan Indonesia di Surabaya.

Di antaranya, perwakilan Asita DPD Jatim, Monas Miss Betty, perwakilan ASPPI, Riyadi. Kemudian, perwakilan ASTINDO, Anggi atau Ifan. Lalu, mewakili ASITRA, Rati Ramadhani.

Diketahui, MTEX berfungsi sebagai platform unik bagi operator taman hiburan anggota MATTA, pemilik produk pariwisata, juga pelaku bisnis perhotelan yang berspesialisasi dalam perjalanan masuk Malaysia dari Indonesia.

MTEX menghubungkan 25 penjual Malaysia termasuk LEGOLAND Medical Center selain agen perjalanan, operator tur, juga pelaku bisnis perhotelan lainnya. Tujuannya untuk menyediakan platform yang solid bagi penjual Malaysia untuk bertemu dengan pembeli terdaftar dari Indonesia. Sehingga peristiwa ini lebih dari sekedar transaksi.

Pada sesi tanya jawab dengan awak media terungkap, bahwa peserta (pameran) tidak hanya Surabaya (agen wisata), tapi ada Gresik, Jember, Malang, Bojonegoro. Sehingga asosiasi sudah memberikan informasi kepada semua member untuk memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya untuk bisa melakukan transaksi atau product knowledge.

Sementara memilih Surabaya menjadi tempat MATTA Travel Exchange, karena kota terbesar kedua di Indonesia. Selain itu juga kunjungan wisatawan dari Indonesia termasuk Surabaya paling banyak.

Kegiatan juga menawarkan promo wisata Visit Selangor dengan harga menarik. Serta memperkenalkan sejumlah destinasi baru.Terkait adanya agen ilegal, bahwa event pameran ini, sekaligus sebagai upaya untuk menekan praktek travel agensi tanpa izin beroperasi itu. Yang mana sangat merugikan agen resmi dan wisatawan dari Indonesia sendiri.

Hal itu terjadi sebab majunya teknologi dan media sosial di era digitalisasi global. Bahwa tidak bisa dipungkiri adanya individual traveler, maupun traveler yang membeli paket dari agen-agen wisata resmi.

Dari pameran ini masyarakat tahu travel agen anggota asosiasi ini sudah diakui pemerintah. Karena mengantongi perizinan lengkap. Nah legalitas ini tidak dapat dibandingkan dengan mereka yang ilegal, tak berizin.

Pasalnya, individual travelling dalam pelayanan sangat berbeda dengan agen anggota asosiasi ini. Karena travel agen selalu memberikan pelayanan terbaik sesuai penawaran paket.

Di MTEX ini mengundang travel agen dari Indonesia dan Malaysia yang memiliki perizinan. Mengajak kerja sama agen-agen wisata yang sudah mempunyai legal standing perizinan untuk melakukan kegiatan bisnis travel agent.

Untuk regulasi terhadap praktek nakal agen wisata memang belum optimal. Tetapi melalui kerja sama asosiasi ini, harapannya secara intensif dapat mengimbau kepada anggota, bahwa ini loh agen-agen wisata yang akan menjual paket perjalanan di Indonesia.

Kendati demikian, sikap asosiasi terhadap agen nakal. Yakni menggalakkan ke agensi dan masyarakat bahaya melakukan perjalanan melalui agen ilegal.

Karena itu, dapat mengakses semua informasi terkait agen-agen anggota asosiasi ini di web resmi. Soal praktek nakal agen tak berizin seperti halnya Indonesia, di Malaysia juga ada. Ini sangat merugikan.

Dalam menekan praktek ilegal agensi tak berizin, Malaysia juga menghadapi persoalan yang sama di Indonesia. Khususnya dari kekuatan menerapkannya.

Karena itu, wisatawan agar tidak tertipu agen nakal. Maka bisa membuka dan melihat website resmi MATTA. Bisa terlihat agen-agen wisata resmi. Sedangkan dari sisi pemerintah kalau ketahuan. Maka agen nakal akan masuk daftar hitam, kena blacklist.

Upaya lainnya, asosiasi juga meminta bantuan kementerian terkait dan kepolisian untuk melakukan sweeping di bandara. Untuk memeriksa kelengkapan izin kelompok wisata yang tiba di Malaysia. Namun pada prakteknya tidak semudah itu. Karena menghadapi persoalan yang sama di Indonesia.

Kembali ke point event MTEX, di sini salah satunya menawarkan produk unggulan Visit Selangor, juga paket spesial Ramadan di Malaysia. Tentunya dengan pelayanan yang lebih baik dari tahun lalu. Selain itu juga ada destinasi wisata yang baru.

Sebagai informasi juga, bahwa orang Indonesia datang ke Malaysia terutama orang Surabaya untuk belanja barang-barang branded. Soal harga memang lagi naik, tetapi akan membuat kemasan semenarik mungkin paket-paket tersebut. Apalagi Indonesia tetangga terdekat Negeri Jiran.

Terpisah, menanggapi agensi tak berizin, Junaidi dari DPD Asita Jatim. Bahwa yang nakal itu yang tidak punya legalitas. Yang mengaku-ngaku punya izin. Dan ini sebenarnya orang kita sendiri.

“Pernah ada temuan, ada rombongan wisata tiba di Malaysia tapi tidak ada bus yang menjemput. Karena pihak agennya melarikan diri. Sehingga agen-agen di Malaysia tidak ada yang menjemput,” ungkapnya.

Terus, Bang Jun, biasa disapa, korban menuduh asosiasi ini, ternyata setelah melacak terungkap berdiri sendiri. Kantornya ternyata kost-kostan tapi membawa banyak tamu.

“Untuk mencegah maka carilah yang legalitas, cirinya punya pajak. Bisa dicek NIB-nya, pajak-nya. Kemudian menghidupkan kembali polisi wisata. Fungsinya untuk menertibkan agen-agen nakal melalui sweeping di bandara,” tuturnya.

Tetapi polisi wisata saat ini lama vakum, padahal ada. Pencegahan mulai dari Indonesia. Upaya ini bisa dihidupkan lagi melalui kerja sama biro perjalanan dengan pihak kepolisian.

“Upaya kesana ada, tetapi belum tahu persis bagaimana dan kapan terwujud. Sebab butuh komunikasi intensif dengan kepolisian. Yaitu, agen melalui asosiasi, jadi asosiasi yang akan komunikasi. Seperti di Yogyakarta itu ada polisi pariwisata. Kalau bisa secepatnya terwujud,” pungkasnya. (Harun)