Tag: SSB/Akademi Sepak Bola

Latihan Jumat Sore PSG Soccer School Pasca Libur Lebaran

Latihan Jumat Sore PSG
SORE: Anak-anak binaan SSB PSG Soccer School sesi latihan reguler pasca libur Lebaran, Jumat (2/5/2025) lalu. (Foto: HANUM)

SURABAYA (SG) – Anak-anak siswa atlet sepakbola SSB PSG Soccer School mulai mengikuti sesi latihan perdana hari Jumat sore (2/5/2025) lalu di kampus Pelayaran Gununganyar, Surabaya.

Dan bersyukur sebab relatif lancar, sebab anak-anak PSG yang hadir latihan Jumat sore, lumayan banyak. Bisa main game seru.

“Alhamdulillah ternyata ada 19 anak, jadi bisa sesi game lumayan puas. Dan tadi terlihat porsi dasar passing diperbanyak. Harapan kemampuan dasar meningkat,” tutur Harun pengurus harian PSG.

Apalagi di kandang PSG sekitar tiga tahunan ini menggelar latihan. Kini juga menjadi venue kompetisi Liga Persebaya U-16. Sehingga tak terbendung lagi massa pegiat bola usia muda berbondong-bondong ke Gununganyar.

“Ini adalah nilai positif. Karena langsung maupun tidak langsung, anak didik PSG belajar dari kakak-kakak atau para pemain yang sudah berpengalaman. Bahkan juga dikasih kesempatan menjadi anak gawang. Maka banyak pelajaran dari pertandingan. Hasilnya latihan jadi mulai paham istilah dalam sepakbola, minimal,” terangnya.

Uniknya, meski belum dapat tugas anak gawang. Ternyata rekan-rekan siswa PSG yang lain tetap hadir, alasannya daripada di rumah. Kalau ke lapangan bisa nonton pertandingan. Dan banyak belajar.

Tentu saja antusias dan semangat seperti ini, menjadi motivasi tersendiri. Sehingga ke depannya makin bermanfaat adanya kegiatan kompetisi tersebut.

Dan kalau mengamati kompetisi Liga Persebaya, yang notabene untuk mendukung aset pemain pada EPA Liga 1 U-16, U-18 dan U-20. Terlihat kualitas anak-anak adalah dua tingkat di atas siswa SSB kira-kira seperti itu.

“Makanya, bagi anak-anak yang ke depannya juga fokus bola. Ya kami juga bekerja sama dengan homeschooling untuk support pendidikan siswa atlet,” ungkapnya.

Pasalnya, rerata untuk mendapatkan level klub amatir, setidaknya pemain latihan dalam sepekan mencapai lima kali, atau hari. “Tapi tidak harus semua terbebani. Yang jelas kami support, PSG, kalau ada pemain yang ingin fokus, insyaallah kami siap membantu keperluan,” tukasnya. (red)

SSB PSG Gununganyar Pekan Ketiga Idulfitri Tambah Amunisi

SSB PSG Gununganyar
PROGRES: Siswa atlet SSB PSG Gununganyar di pekan ketiga lebaran, Minggu pagi (20/4/2025) kemarin hadir 19 anak. (Foto: HANUM)

SURABAYA (SG) – Memasuki pekan ketiga lebaran Idulfitri, seperti umumnya sekolah sepak bola (SSB), termasuk PSG Gununganyar, juga terdapat siswa atlet yang baru masuk. Serta murid yang non aktif, bahkan pindah klub.

Pemandangan itu, tampak pada latihan reguler SSB PSG Gununganyar, Minggu pagi (20/4/2025) kemarin di kampus Poltekpel. Yang mana, ada dua siswa baru, yakni Rengga posisi pemain dan Obi posisi kiper.

Sebagaimana informasi pekan pertama dan kedua Idulfitri lalu. Terjadi peningkatan kehadiran mulai 7 siswa pekan pertama. Lalu 14 siswa di pekan kedua. Dan kali ini terlihat ada 19 siswa untuk semua kelompok umur hadir latihan.

Namun formasi kehadiran itu, juga berubah. Tiap pekannya, ada yang konsisten hadir, tetapi ada juga yang izin. Sementara lainnya, baru hadir. Selain itu, juga ada dua siswa baru tersebut.

Untuk Rengga anak warga Gununganyar, sekitar lapangan. Sedangkan Obi ini Arek Juwingan, Kecamatan Kertajaya. Keduanya, kelahiran 2013 atau usia 12 tahun. Umur ideal untuk membentuk skill dasar dan kemampuan bermain kolektif sepak bola.

Menurut Coach Agung, Pelatih Kiper, bahwa meski baru bergabung. Tapi Obi mampu menunjukkan keberanian dan power dalam mengantisipasi bola. Tentu berharap bisa konsisten latihan. Kata ibunya, selama ini menjadi penjaga gawang di sekolah dan kampungnya.

“Tidak menyangka dan terharu. Anak saya sekarang bisa gabung klub sepak bola. Semoga ke depannya lebih terarah, tidak lagi bermain sembarang. Karena di sini ada gurunya (pelatih),” ujar Nita, ibunya.

Karena itu, dia bertekad, meski jauh, terus berupaya mengantarkan anaknya ikut setiap sesi latihan di SSB PSG Gununganyar. “Anak saya juga tampak bahagia, semoga nantinya bisa prestasi,” timpal Ibu Rumah Tangga yang juga bekerja ini.

Sementara, untuk Rengga, masih harus belajar lebih rumit. Karena memilih menjadi pemain, di antaranya selain teknik dasar, juga nantinya menemukan karakter bermain, apakah cocok bertahan, penyuplai bola atau menyerang. Namun yang jelas, dia punya modal cinta bermain sepak bola.

“Anak saya ini, senang bermain sepak bola. Sudah lama sekali kepingin ikut klub atau sekolah sepak bola. Alhamdulillah PSG tidak jauh dari rumah,” terang Sugeng, orang tua Rengga, yang juga anggota TNI ini.

Terpisah, Harun Ketua Harian PSG, dia mengatakan bahwa di sekolah sepak bola ini mencatat lebih dari 80-an siswa. Tapi itu fluktuatif soal keaktifan. “Memang itu dinamika wajar. Dari pengalaman, yang aktif dan konsisten, punya kesempatan ke level lebih jauh,” katanya.

Sebagai pengurus, dia tak memungkiri kalau sama kayak lainnya. Ingin terbentuk tim solid sejak dini konsisten berlatih bersama. Tapi kembali lagi, dia yakin hasil seleksi alam itu, nanti akan muncul tim solid.

“Terkadang keaktifan anak-anak, terpengaruh kegiatan sekolah full day. Atau pengaruh bermain seperti game, juga bisa kendala internal keluarga. Macam-macam, tapi itulah seleksi alam. Namun yang jelas, kami punya tanggung jawab untuk memberikan pelatihan terbaik. Misalnya lapangan standar, perlengkapan serta pelatih berlisensi dan pengalaman. Serta point utamanya adalah punya akses mengembangkan kemampuan anak-anak ke depan,” tukasnya.

Oleh karena itu, pihaknya bulan Mei mendatang sudah kembali menggelar latihan tambahan di luar hari Minggu, yakni Jumat sore. “Jadi sepekan dua kali, nanti kalau ada ekstra ya futsal, atau privat bagi yang memang ada waktu di luar sekolah full day. Insyaallah semua kita tampung setiap inchi peningkatan kualitas anak didik,” pungkasnya. (red)

SSB PSG Gununganyar Sinergi Lembaga Sekolah Homeschooling

SSB PSG Gununganyar
SEKOLAH PRESTASI: Pimpinan lembaga homeschooling DK Prima, Rini Riandani menyerahkan point kerja sama kepada Ketua Harian SSB PSG Gununganyar di Penjaringansari, Surabaya, Kamis malam (17/4/2025) lalu. (Foto: IST)

SURABAYA (SG) – Sekolah Sepak Bola (SSB) PSG Gununganyar menerima point kerja sama dari lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Homeschooling DK Prima di Surabaya. Nantinya lembaga ini yang akan membantu proses kegiatan akademik khususnya bagi siswa atlet yang menunjukkan minat bakat, sehingga harus meninggalkan sekolah formal di tingkat SD, SMP dan SMA.

Sriyono pengurus harian mengatakan, kalau kegiatan homeschooling sudah berjalan satu tahun pelajaran. Basik awal atlet badminton dari klub legenda Indonesia, Sony Dwi Kuncoro.

“Akademik bagian homeschooling sementara basik olahraganya di badminton,” ucapnya Kamis malam (17/4/2025) lalu.

Terkait perizinan lembaga, dia mengungkapkan, kalau lengkap memiliki izin PKBM dari dinas terkait. Sehingga nantinya siswa juga dapat diterima antar jenjang sekolah lain maupun melanjutkan ke perguruan tinggi.

“Pola pembelajaran ada tatap muka setiap hari dengan lima mata pelajaran. Sedangkan pelajaran lain sistemnya mandiri, materi berupa power point dengan mengerjakan tugas secara mandiri,” terangnya.

Kemudian, tidak hanya cabor badminton atau bulutangkis, terutama cabor sepak bola yang biasanya atlet berada jauh di luar kota, bahkan luar negeri. Kondisi ini juga dapat terlayani dengan pola pembelajaran daring atau online.

“Pada prinsipnya proses pembelajaran homeschooling ini menyesuaikan kebutuhan. Dalam hal ini melayani tatap muka bisa. Juga bisa pakai sistem zoom atau google meeting bagi siswa yang berada jauh. Tetapi yang penting itu anak-anak jangan sampai kosong akademiknya. Karena dengan akademik yang bagus itu dapat menunjang skill olahraganya, baik di sepak bola maupun badminton. Sebab daya kritis mereka juga akan meningkat,” jelas Sriyono.

Selanjutnya, secara khusus homeschooling tidak hanya untuk siswa prestasi olahraga. Namun, juga anak-anak bidang lain, seperti musik. Hanya saja, dinas pendidikan secara khusus memberikan label PKBM olahraga. Karena berangkat dari badminton.

Hal itu, kebetulan sekali di Surabaya belum ada homeschooling khusus olahraga terutama badminton. Karena kebanyakan PKBM lainnya belum ada ciri khas khusus.

“Kebetulan pimpinan kita juga punya pengalamanolahraga capeknya luar biasa, saat beriringan sekolah. Sehingga berbekal itu, kita menjadi tahu cara melayani atlet seperti apa, supaya pelajaran juga masuk,” timpalnya.

Dalam kesempatan itu, selaku Kepala Homeschooling Rini Riandani turut membeberkan keunggulan lembaganya, selain khusus olahraga. Yakni, bisa mengasah kecerdasan anak, sehingga menopang kegiatan olahraga.

“Kami juga bekerja sama dengan kampus berupa uji psikologi di Unair untuk mengetahui karakter anak. Sehingga sejak dini tahu pola pendidikan yang akan diberikan kepada anak siswa,” ungkapnya.

Sementara untuk tenaga terdapat 12 pengajar. Serta ada tambahan mahasiswa magang dari Unesa, dalam rangka praktek perkuliahan.

Masih di tempat yang sama di komplek perumahan Penjaringansari, lokasi homeschooling. Ketua Harian SSB PSG Gununganyar, Harun Effendy menyambut baik platform kerja sama dari DK Prima tersebut.

“Kebetulan PSG memang masih rata-rata level SSB. Sehingga kebanyakan masih lebih fokus ke sekolah formal. Tetapi sebelumnya juga ada anak-anak yang sempat tidak sekolah. Misalnya selepas mondok. Tentu kerja sama ini sangat membantu memberikan solusi terutama bagi atlet berprestasi, tidak hanya sepak bola,” urainya.

Tetapi setidaknya, PSG dengan kerja sama ini, juga lebih siap kalau ke depannya menerima siswa dari luar kota. Maupun kerja sama dengan cabor lain, SSB maupun klub apapun terkait homeschooling.

“Moment ini penting, karena menjawab kesulitan anak-anak yang terkendala prestasi non akademik. Sebab umumnya saat ini mereka bersekolah di swasta yang izin keluar masuknya mudah. Padahal kalau mau merenung, atlet lebih tepat sekolah jarak jauh begini, sehingga tidak tertinggal pelajaran. Juga tetap berprestasi olahraga,” tandasnya. (red)

Latihan SSB PSG Gununganyar Pekan Kedua Idulfitri 2025

Latihan SSB PSG Gununganyar
BAHAGIA: Siswa atlet SSB PSG Gununganyar yang hadir latihan pekan kedua Idulfitri, Minggu pagi (13/4/2025) lalu.

SURABAYA (SG) – Tak seperti pekan pertama Lebaran Idulfitri, hari Minggu sebelumnya, yang hanya tujuh siswa atlet sepak bola. Sedangkan (13/4) pekan lalu, presensi kehadiran bertambah menjadi 14 anak mengikuti latihan reguler SSB PSG Soccer School di Gununganyar, Surabaya.

Uniknya dari ke-14 siswa atlet yang hadir tersebut, tampak Vino (12) atlet cilik taekwondo kembali latihan ‘Si Anak Hilang’ di SSB PSG Gununganyar. Dia setelah lama vakum fokus beladiri prestasi. Namun rasa cintanya kepada sepak bola yang begitu besar hingga sekali lagi balik merumput.

Selain itu, juga tampak siswa baru, M Rengga (12), bakat lokal yang tinggal di sekitar tempat latihan di Gununganyar. Sehingga ini menambah semangat yang sudah hadir pekan sebelumnya.

Dalam melakukan latihan pembinaan teknik dasar bermain sepak bola, di SSB PSG Gununganyar. Tentu juga mengikuti perkembangan modern, yang mana lewat pelatih berpengalaman dan telah mengantongi lisensi kepelatihan. Sehingga para orang tua juga tenang.

Selain itu, dari sisi akses ke depannya, terutama bagi yang terus berkembang dengan menunjukkan bakat istimewa. Selanjutnya PSG juga terbukti telah menampilkan siswa atlet untuk berkesempatan mengikuti seleksi maupun kompetisi di bawah naungan federasi sepak bola resmi PSSI.

“Kami berlatih di lapangan cukup standar. Sehingga sayang kalau dari sisi pelatih maupun akses ke depan, asal saja. Oleh karena itu, PSG mempercayai pelatih yang kompeten baik pemain maupun kiper. Supaya orang tua tidak segan menitipkan anaknya latihan di sini,” terang Harun, pengurus harian.

Kendati begitu, mengakui di sekolah sepak bola PSG juga mengalami kendala klasik. Yakni biaya dan sekolah full day. Walaupun sebenarnya relatif wajar. Kalau berkaca pada kelayakan lapangan juga pelatih yang menangani.

“Hal-hal semacam itu, menjadi PR bersama. Makanya di PSG soal biaya menerapkan beasiswa, juga keringanan dengan syarat tertentu. Sementara bagi yang mampu, kebanyakan tetap solid,” tuturnya.

Imbuhnya, ada juga hal lain seperti kendala support keluarga, terutama orang tua. Ini mempengaruhi semangat latihan anak siswa atlet.

“Harapan kita bersama selaku pengelola, anak-anak terus kompak dengan support orang tua atau keluarga. Sehingga ke depannya terbentuk satu tim kuat sesuai kelompok usianya. Dan tentunya sabar, telaten mengikuti tiap sesi latihan. Karena dari sisi akses, baik langsung maupun tidak, PSG cukup kompatibel,” timpalnya. (red)

Turnamen Barati 2025 di Surabaya Sukses? Tapi Ini Faktanya

Turnamen Barati
EVENT INTERNASIONAL: Pertandingan tambahan U-15 turnamen Barati di Stadion Thor, Surabaya, Rabu lalu (16/4/2025). (Foto: IST)

SURABAYA (SG) – Turnamen sepak bola internasional Barati Cup 2025 usia dini U-13, U-14 dan U-15 berakhir lancar dan sukses, Minggu malam (20/4) kemarin di Stadion G10N Tambaksari, Surabaya.

Bahkan closing ceremony turnamen Barati juga berlangsung meriah dengan menobatkan tiga tim terbaik. Yakni juara U-13 Assa Pro Soccer School, menyusul Papua FA juara U-14. Dan klub asal Spanyol, Rayo Vallecano menduduki posisi puncak U-15.

Tak hanya itu, saat upacara penutupan, Sekda Kota Ikhsan mewakili wali kota menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam menyukseskan perhelatan internasional di Kota Pahlawan ini.

Sebagai tuan rumah, Pemkot Surabaya bangga dapat menyambut kedatangan para peserta dari berbagai negara. Keberhasilan penyelenggaraan event ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa Kota Surabaya memiliki kapasitas untuk menggelar acara berkelas internasional.

“Tentunya kami siap mendukung pelaksanaan Barati internasional untuk tahun-tahun mendatang. Semoga kebersamaan yang terjalin selama event ini meninggalkan kesan yang hangat, membekas dalam ingatan. Dan memberikan inspirasi bagi kita semua,” kata Ikhsan.

Selain itu, menarik ke belakang turnamen yang mencatatkan total 120 peserta dari tujuh negara, serta 14 provinsi di Indonesia ini. Pada saat opening ceremony juga nggak kaleng-kaleng, tampil band papan atas Nidji, mengguncang Stadion GBT, Selasa malam (15/4) lalu.

Tetapi drama terjadi berawal pada pertandingan esoknya, Rabu (16/4). Update media Pinggirlapangancom, waktu itu, Ismail selaku matchcomm pagi-pagi bergegas ke Stadion Delta Sidoarjo. Namun dia tak melihat perangkat lain, yaitu wasit. Sehingga pertandingan tidak dapat terlaksana. Hal ini memantik kekecewaan peserta yang hadir jauh-jauh.

Kabar beredar, diduga panitia tidak koordinasi dengan Asprov PSSI Jawa Timur. Terlanjur kecewa, di lokasi, Hanafing legenda sepak bola menyebut panitia tidak profesional.

Mengutip media lain Infodisid, yang mengungkapkan penyebab berhenti laga Barati. Terungkap bahwa beberapa laga stop karena tidak mendapatkan izin. Sedangkan venue Barati di sejumlah stadion di Surabaya Raya, yakni Surabaya, Sidoarjo dan Gresik.

Fery Kono dari Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) Kemenpora RI mengakui ada keterlambatan soal perizinan. Terutama di wilayah Sidoarjo. Dia menyayangkan terjadi miskomunikasi. “Soal peserta mundur dan minta pendaftaran kembali belum dapat info jelas,” ungkapnya.

Kemudian pada kesempatan lain melalui media sosial, ia dan pihak panitia akhirnya juga menyampaikan permohonan maaf. Dan berjanji melakukan perbaikan cepat.

Berbeda situasi di Sidoarjo, pertandingan di Surabaya pada hari yang sama, termasuk lancar. Karena perangkat pertandingan di bawah koordinasi Askot PSSI Surabaya. Ada tapinya? Sebab bertanding pagi-pagi sampai di atas jam 9 malam, dan di empat venue. Hal ini membuat komisi wasit kelabakan menugaskan personil. Alhasil juga mencomot wasit luar daerah.

Tak berhenti di situ. Karena dalam perjalanannya, pihak asprov mewanti-wanti wasit-wasit yang aktif di lingkungan provinsi maupun nasional. Supaya tidak bertugas. Hal ini membuat wasit yang terlanjur bertugas, seperti di Lapangan Thor Surabaya mundur.

Sementara di Thor semula bertanding U-14, tapi ada laga pindahan dari Sidoarjo menjadi genap 10 match berlangsung hingga jam 22.00 selesai. Di antaranya laga Rayo Vallecano Spanyol 3-3 (1-1) Nawasena FC Jakarta di U-15.

Jalannya pertandingan berlangsung ketat, dengan perbedaan skill dan taktik mencolok. Di mana, Rayo Spanyol mengandalkan bermain posisi dengan akurasi dan kekuatan passing juga kontrol menawan. Sedangkan Nawasena Indonesia mengandalkan kualitas individu dan kecepatan dalam melakukan serangan balik.

Alhasil Nawasena sempat leading dua kali, 1-0 dan 3-1. Walaupun akhirnya harus puas berbagi skor 3-3. Tentu saja, pertandingan live streaming juga tv lokal dengan siaran internasional itu berlangsung sengit penuh taktik dan menghibur.

Namun sekali lagi, sangat menyayangkan hingga berita ini tayang. Honor untuk wasit pada laga pindahan tersebut, belum cair terbayar. Termasuk dugaan laga pindahan di lapangan lainnya. Apalagi besaran nilainya juga minimalis.

“Ini event internasional dengan tensi dan kualitas bagus. Tapi aneh, honor setara turnamen SD yang wasitnya liar. Mirisnya lagi, pertandingan tambahan juga belum terbayar sampai detik ini,” ujar sumber yang ikut bertugas.

Salah satu matchcomm senior di Surabaya dalam kesempatan lain, berjanji akan mengupayakan cair. “Bukan soal kecilnya. Tapi itu harus terbayar, nanti saya upayakan ngomong ke panitia,” ujarnya.

Sementara insiden honor gagal bayar membuka luka khususnya wasit di Surabaya. Yang mana pada perhelatan Soeratin U-13 dan U-15 bertajuk Piala Wali Kota tahun 2024 lalu, hingga kini belum terbayar penuh. Terutama di laga penyisihan grup.

Telah melakukan berbagai upaya termasuk menemui Wawali Armuji, namun tidak membuahkan hasil. Bahkan Ketua Askot Surabaya yang baru pun sampai saat ini, belum memenuhi janjinya untuk melunasi jerih payah perangkat pertandingan, matchcomm dan wasit tersebut. (red)

SSB PSG Gununganyar Curi Start Latihan pasca Libur Lebaran

SSB PSG Gununganyar
LEBARAN: Para siswa SSB PSG Gununganyar sedang berlatih sepak bola dasar mengoper lalu geser ke belakang di lapangan Poltekpel. (SG/REDAKSI)

SURABAYA (SG) – Sekolah Sepak Bola (SSB) PSG Gununganyar kembali menggelar latihan reguler di lapangan Politeknik Pelayaran (Poltekpel) pasca Lebaran Idulfitri 1446 H/ 2025 M, Minggu pagi (6/4) mulai 07.00 – selesai WIB.

Semula rencana latihan SSB PSG Gununganyar pada pekan kedua momen Lebaran di bulan Syawal. Tetapi mempertimbangkan presensi di grup WA mendominasi siswa di dalam kota, akhirnya memutuskan latihan sepekan lebih awal.

Menurut Harun selaku pengurus harian, bahwa dengan memulai latihan lebih awal daripada SSB lainnya. Ini ada tiga keuntungan, yakni pertama kepastian eksistensi PSG Gununganyar ke depannya. Artinya, baik siswa lama maupun calon siswa baru bisa tenang. Karena latihan dan program berjalan.

Keuntungan kedua adalah mengetahui kondisi fisik terutama dan teknik tiap siswa SSB. Sebab tidak semua siswa saat bulan puasa bisa mengikuti latihan, karena kegiatan Ramadan di sekolah formal.

“Anak-anak yang datang kebanyakan terlihat putih-putih (raut wajah). Pasti nggak latihan di rumah saat bulan puasa,” kelakar Coach Romadhon di sela latihan. Imbuhnya fisik kondisi juga menurun.

Sambung Harun, keuntungan yang ketiga. Yaitu, memiliki persiapan lebih awal menyambut musim kompetisi yang baru. “Di era Pak Erick Thohir sebagai Ketua PSSI pusat ini, ingin konsisten pembinaan terutama kompetisi berjenjang. Buktinya kalau tahun-tahun lalu, Piala Soeratin biasanya akhir tahun. Tapi kini sudah beredar awal tahun,” terangnya.

Oleh karena itu, dia berharap anak-anak khususnya siswa lama bisa aktif. Sebab berbagai ajang kompetisi resmi maupun turnamen umum sudah banyak menanti di depan. “Ajang-ajang ini penting bagi siswa untuk mengukur hasil latihan. Serta membuka peluang terpantau pemandu bakat,” tuturnya.

Selain secara teknis, khusus masih dalam momentum merayakan Hari Raya Idulfitri ini. Maka dapat meningkatkan silaturahmi dengan saling memaafkan antara pemain atau siswa. Serta pelatih, pengurus dan wali murid. “Intinya PSG adalah keluarga baru di sektor olahraga. Silaturahmi akan menumbuhkan chemistry, sehingga harapannya di lapangan makin solid sebagai tim,” timpalnya.

Tak lupa, Harun mewakili pengurus dan tim pelatih. Turut menyampaikan permohonan maaf lahir dan batin, apabila selama ini, ada tutur kata dan perbuatan yang kurang berkenan. “Selamat Hari Raya Idulfitri mohon maaf lahir dan batin,” pungkasnya. (red)

Futsal SD

Futsal SD Main Sepuasnya Rayakan Ultah Bareng Besti

Futsal SD
RAYAIN ULTAH: Siswa SD Kristen Petra 5 Klampis latihan di bawah pengawasan pelatih ekstra futsal PSG di Gununganyar, Senin (3/3/2025) siang. (Foto: Cinta)

SURABAYA (SG) – Sekumpulan siswa SD Kristen Petra 5 Klampis punya cara unik merayakan ultah temannya, Ararya Wistara (10). Yakni dengan bermain futsal sepuasnya, Senin (3/3/2025) siang di Gununganyar, Surabaya.

Hadir dalam pertandingan futsal itu genap 10 anak siswa SD swasta tersebut. Mereka begitu antusias mengikuti sesi materi dari pelatih tamu dari SSB PSG ekstra futsal.

Salah satu poin utama, kesepuluh anak siswa itu hadir lebih awal dari ketentuan jam 14.00 WIB. Namun tidak ada perlengkapan termasuk bola yang dibawa untuk lapangan rumput. Tetapi untungnya latihan futsal di lapangan tempat PSG bermarkas, Poltekpel. Sehingga dapat meminjam bola, cone dan rompi.

Barangkali rata-rata belum mengikuti SSB atau sekolah futsal. Selanjutnya di antara mereka kebanyakan tidak sabar melahap materi dasar. Mulai peregangan, senam hingga latihan kontrol juga operan termasuk dribel.

“Untuk pemanasan tadi, saya kasih materi peregangan sampai senam. Dan terakhir speed. Tapi rupanya mereka kebiasaan game. Jadinya materi dasar kita singkat, sekedar wawasan,” tutur coach yang memimpin.

Begitu sampai sesi game, mereka sangat antusias. Pelatih tak henti-hentinya mengatur cara bermain kolektif saat game itu. Sementara yang ultah, Arya memakai rompi merah.

Awalnya, tim Arya harus kebobolan dahulu. Tetapi mampu membalikkan keadaan menjadi skor akhir 3-5 dengan bermain 3×10 menit. Berikutnya latihan adu penalti, serta penutup cooling down atau pendinginan.

Di sela latihan, tampak para orang tua menyaksikan latihan game dari tribun dan sisi lapangan. Tak dapat memungkiri senyum bahagia terpancar.

Usai latihan, orang tua Arya tampak puas. Sebab acara ada yang mengarahkan. “Sehingga bukan sekedar bermain saja. Ya barangkali nantinya ada yang pengin ikut sekolah bola di PSG ini,” tuturnya.

Sebab Arya juga berencana ikut latihan SSB PSG. “Tapi minat bakat anak saya di futsal. Rencananya saya ajak nonton pas latihan bola. Tapi kalau futsal suka anaknya,” katanya.

Di bagian lain, SSB PSG sejak 15 Februari lalu telah meresmikan ekstra futsal. Sehingga nantinya akan menjadi tantangan, terutama untuk tim senior tergabung dalam Unika Futsal mulai aktif bakal mengikuti kompetisi.

“Intinya kita sudah siap menggelar sekolah futsal,” ujar Harun pengurus harian.

Di kesempatan itu, Arya sendiri yang kelahiran 2 Maret di Surabaya, genap berusia 10 tahun. Harapannya semoga makin sehat bahagia dan pintar di sekolah.

“Iya mereka sahabatan besti kalau ada yang ultah. Ya main futsal. Kali ini kebetulan Arya. Makanya sewa di sini,” sambung orang tuanya. (red)

Haggana FC

Coach Oetoyo Bawa Haggana FC Juara Liga Progresif U-13

Coach Oetoyo
JUARA: Haggana FC bersama eks Pelatih Coach Oetoyo di Lapangan ABC Kompleks GBT, Surabaya, Minggu (23/2/2025) lalu. (Foto: Istimewa)

SURABAYA (SG) – Eks Pelatih Unika Bajul Ijo, Coach Oetoyo lagi-lagi membuktikan kepiawaian dalam meracik strategi. Terutama saat menukangi tim sepak bola usia dini. Seperti saat membawa Haggana FC menjuarai Liga Progresif U-13 edisi 2025, Minggu lalu (23/2) di Lapangan ABC Kompleks GBT, Surabaya.

Tahun 2024 lalu, Coach Oetoyo juga sukses mengantarkan Persebaya U-12 juara turnamen internasional di Bali United Training Center, Gianyar, Bali.

Pelatih yang lebih dari 30 tahun mewarnai ratusan prestasi tingkat SSB klub legendaris IM itu. Pada awal-awal sekitar dua tahun lalu, juga pernah melatih SSB PSG Unika di Gununganyar.

Selain itu, juga sempat bahu membahu dengan legenda hidup Totok Risantono, menangani Unika Bajul Ijo mulai KU-12 hingga 17 tahun. Yang saat ini para pemainnya sudah mewarnai kompetisi profesional.

Kembali ke tim Haggana FC U-13, sebelum melakoni laga terakhir, tercatat di klasemen. Yakni, telah mengantongi poin 20, hasil 6 kali menang 2 kali draw. Total main 8 kali dengan 10 tim peserta. Menyusul posisi runner-up, Elfaza dengan 18 angka.

Selanjutnya di laga pamungkas, hari Minggu itu, melawan Mitra Surabaya, Haggana FC menang telak, 4-0. Sehingga poinnya tak terkejar lagi oleh kompetitornya.

“Alhamdulillah, tadi menang lawan Mitra 4-0 di Liga Progresif. Posisi kedua, berebut Elfaza dan Colombo FC, selisih satu angka. Sistem kompetisi penuh,” terang Oetoyo lewat Pesan Singkat.

Diketahui, warga Gubeng Masjid ini, terpantau sudah menukangi klub amatir asal Kampung Ampel itu, sejak Piala Soeratin musim lalu.

Tahun ini, Liga Progresif menggelar kategori kelompok umur (KU) 13, 15 dan 17 tahun. Untuk peserta, terpantau tidak hanya klub anggota Persebaya, tetapi juga Askot PSSI Surabaya dan SSB terafiliasi. Serta ada klub dari luar kota.

Sehingga sejatinya, kompetisi tersebut, sangat membantu, terutama bagi klub atau SSB yang bukan anggota kompetisi internal Liga Persebaya.

Sementara di Surabaya sendiri, tercatat juga ada Liga Surabaya. Belum lagi turnamen yang digelar di level SSB. Salah satunya Surabaya Fun Games U-10 dan U-12 yang digelar PSG di Gununganyar beberapa waktu lalu. (red)

SSB PSG Siap Kerjasama SD Peserta Sepak Bola Putri MLSC

PSG Soccer School
SEPAK BOLA PUTRI: Salah satu sesi latihan reguler yang terdapat siswa putri di SSB PSG Soccer School di Gununganyar, Minggu pagi. (SG/IST)

SURABAYA (SG) – Dalam rangka turut mendukung bangkitnya sepak bola putri, Sekolah Sepak Bola (SSB) PSG Soccer School siap kerjasama pembinaan khususnya dengan sekolah SD peserta turnamen Milk Life Soccer Challenge (MLSC) di Surabaya.

Hal itu, karena pengurus SSB PSG Soccer School menanggapi masukan dari penyelenggara MLSC. Khususnya Coach Timo Scheunemann di sela pertandingan sepak bola putri antar SD KU-10 dan KU-12 tersebut di Lapangan Bogowonto, Minggu kemarin dulu (23/2/2025).

Menurut Ketua Pelaksana Budi Tanoto, bahwa antusias peserta di Kota Pahlawan termasuk terbesar kedua setelah Kudus. “Semester (seri) pertama tahun ini terdapat 76 SD se-Kota Surabaya dengan total 146 tim,” katanya di Lapangan Brawijaya, Kamis pekan lalu (20/2).

Sementara itu, Head Coach MLSC, Timo Scheunemann menyebut jumlah sekolah yang ikut di Surabaya 2025 ini meningkat. “Begitupun dengan potensi para putri di Kota Pahlawan yang cukup menonjol pada KU-10 tahun,” ungkapnya saat final hari Minggu (23/2), melansir Tribunnews.com.

Menurutnya, hal ini membuktikan sinyal positif yang harus terus dipupuk untuk menjaga pertumbuhan ekosistem dan regenerasi sepak bola putri.

Lebih lanjut, adanya inovasi baru adanya fun competition bertajuk Festival Seneng Soccer yang menyasar KU-8 berjalan selaras. Serta menjadi pondasi yang tepat untuk menjaga mata rantai dan supply pemain KU-10.

“Festival Seneng Soccer itu kan mengenalkan gerakan-gerakan dasar bermain sepak bola. Yang sebenarnya merupakan latihan koordinasi dari teknik, kecepatan dan endurance. Jadi, mereka KU-8 sudah memiliki dasar, dan ketika nanti ikut turnamen di KU-10 sudah tidak kaget. Namun, tentu harus dilatih terus,” tuturnya.

Timo juga mengingatkan para pelatih, agar tidak semata-mata mengejar kemenangan. Tetapi, bagaimana membentuk kemampuan dasar pemain sejak dini.

“Misalnya, pemain itu punya kemampuan sebagai penyerang. Namun, karena pelatih mengejar kemenangan, justru memainkannya bertahan, tidak sesuai posisinya. Tentu ini tidak sesuai pembinaan sepak bola modern,” ujarnya.

Selain itu, juga meminta mengarahkan anak yang punya bakat agar latihan di SSB. “Dia kiper bagus, tapi harus latihan di sekolah sepak bola yang punya pelatih kiper,” ucapnya saat menyaksikan penampilan kiper SDN Rungkut Kidul II.

Terpisah, Program Director MLSC, Teddy Tjahjono mengatakan, animo tinggi dari para peserta. Yang juga selaras dengan kualitas, menjadi angin segar untuk mengembalikan kejayaan sepak bola putri Tanah-air.

Pada penyelenggaraan MLSC di Surabaya tahun lalu, terdapat 631 pemain. Sedangkan kali ini sebanyak 1.476 siswi ikut berpartisipasi. “Kami sangat optimistis tujuan mengembalikan kejayaan sepak bola putri akan tercapai. Karena, ini juga proses yang panjang,” jelasnya.

Menurutnya, talenta-talenta muda dapat memanfaatkan turnamen ini secara maksimal. Sebab kelak akan menjadi pemain timnas kebanggaan. “Kami juga mendorong adik-adik untuk berlatih di SSB. Untuk mempersiapkan diri pada seri berikutnya,” timpalnya.

Pasalnya, MLSC ke depan, lanjut Teddy, akan menyesuaikan dengan kalender akademik. Agar tidak mengganggu proses pembelajaran akademik siswi di sekolah. “Dalam masa penyesuaian ini, akan terus menggelar turnamen sepak bola putri demi memberikan jam terbang bagi para peserta,” tukasnya.

Di sisi lain, Ketua Harian SSB PSG, Harun Effendy, menyatakan siap bekerjasama terutama dengan SD sekitar Gununganyar, Surabaya. “Insyaallah yang namanya kerjasama, pastinya ada poin-poin yang saling mendukung. Apalagi sejauh ini, pada saat latihan SSB juga ada beberapa siswa putri,” katanya.

Tak hanya sepak bola, tetapi di PSG juga ada porsi latihan futsal. Sehingga lengkap sudah termasuk adanya pelatih kiper. “Saya amati nyaris tidak ada SD dari Gununganyar yang ikut MLSC. Semoga ke depan ada setelah bergabung di PSG ini,” tandasnya. (har)

MLSC KU-10

MLSC KU-10 Sepak Bola Putri Surabaya Disebut Timo Menonjol

MLSC KU-10
SEPAK BOLA PUTRI: Coach Timo Scheunemann memantau pertandingan MLSC KU-10 dan KU-12 di Lapangan Bogowonto, Jumat (21/2/2025) pagi. (SG/IST)

SURABAYA (SG) – Tahun kedua turnamen sepak bola putri tingkat SD KU-10 dan KU-12 Milk Life Soccer Challenge (MLSC) 2025 di Surabaya, terjadi peningkatan kuantitas dan kualitas peserta. Hal ini tak lepas dari kontinuitas pembinaan dari penyelenggara.

Seperti hasil dua seri tahun lalu, 14 pemain dari MLSC KU-10 dan KU-12 yang terjaring mendapat pelatihan khusus untuk bertanding ke tingkat nasional di Kudus, Jawa Tengah. Kemudian tahun ini juga terjadwal dua seri. Pertama pekan kemarin, 19-23 Februari 2025, berikutnya Oktober mendatang, mengikuti semester sekolah.

Menurut Ketua Pelaksana Budi Tanoto, bahwa antusias peserta di Kota Pahlawan termasuk terbesar kedua setelah Kudus. “Semester (seri) pertama tahun ini terdapat 76 SD se-Kota Surabaya dengan total 146 tim,” katanya di Lapangan Brawijaya, Kamis (20/2) lalu.

Sementara itu, Head Coach MLSC, Timo Scheunemann menyebut jumlah sekolah yang ikut di Surabaya 2025 ini meningkat. “Begitupun dengan potensi para putri di Kota Pahlawan yang cukup menonjol pada KU-10 tahun,” ungkapnya saat final, Minggu (23/2) kemarin di Lapangan Bogowonto, melansir Tribunnews.com.

Menurutnya, hal ini membuktikan sinyal positif yang harus terus dipupuk untuk menjaga pertumbuhan ekosistem dan regenerasi sepak bola putri.

“Saya melihat kali ini, justru KU-10 sudah memiliki teknik dasar sepak bola yang cukup baik. Selain itu, peserta yang sudah mengikuti turnamen tahun sebelumnya mengalami peningkatan kualitas signifikan. Sementara yang baru ikut, memang belum begitu menonjol. Kami harap di seri mendatang, kualitas mereka semakin merata,” tukas Timo.

Lebih lanjut, adanya inovasi baru adanya fun competition bertajuk Festival Seneng Soccer yang menyasar KU-8 berjalan selaras. Serta menjadi pondasi yang tepat untuk menjaga mata rantai dan supply pemain KU-10.

“Festival Seneng Soccer itu kan mengenalkan gerakan-gerakan dasar bermain sepak bola. Yang sebenarnya merupakan latihan koordinasi dari teknik, kecepatan dan endurance. Jadi, mereka KU-8 sudah memiliki dasar, dan ketika nanti ikut turnamen MLSC di KU-10 sudah tidak kaget. Namun, tentu harus dilatih terus,” tuturnya.

Dua hari sebelumnya, Jumat (21/2) kepada media ini, Timo mengingatkan kepada para pelatih. Agar dalam mengikuti MLSC ini tidak semata-mata mengejar kemenangan. Tetapi, bagaimana membentuk kemampuan dasar pemain sejak dini.

“Misalnya, pemain itu memiliki kemampuan dan potensi sebagai penyerang. Namun, karena pelatih mengejar kemenangan, justru memainkannya menjadi bek, tidak sesuai posisinya. Tentu ini tidak sesuai pembinaan sepak bola modern,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan kepada para pelatih, supaya mengarahkan anak didik yang punya bakat. Untuk juga berlatih di SSB. “Dia kiper bagus, tapi harus latihan di sekolah sepak bola yang punya pelatih kiper,” ucapnya saat menyaksikan penampilan kiper SDN Rungkut Kidul II.

Terpisah, Program Director MLSC, Teddy Tjahjono mengatakan, animo tinggi dari para peserta. Yang juga selaras dengan kualitas, menjadi angin segar untuk mengembalikan kejayaan sepak bola putri Tanah-air.

Pada penyelenggaraan MLSC di Surabaya tahun lalu, terdapat 631 pemain. Sedangkan kali ini sebanyak 1.476 siswi ikut berpartisipasi. “Kami sangat optimistis tujuan mengembalikan kejayaan sepak bola putri akan tercapai. Karena, ini juga proses yang panjang,” jelasnya.

Menurutnya, talenta-talenta muda dapat memanfaatkan turnamen ini secara maksimal. Sebab kelak akan menjadi pemain timnas kebanggaan. “Kami juga mendorong adik-adik untuk berlatih di SSB. Untuk mempersiapkan diri pada seri berikutnya,” timpalnya.

Pasalnya, MLSC ke depan, lanjut Teddy, akan menyesuaikan dengan kalender akademik. Agar tidak mengganggu proses pembelajaran akademik siswi di sekolah. Dan dalam masa penyesuaian ini, akan terus menggelar turnamen sepak bola putri demi memberikan jam terbang bagi para peserta.

“Meski seri selanjutnya di tahun ini mulai terselenggara pada Juni 2025. Kami tetap menggelar turnamen agar para siswi terus berkembang secara kualitas dan jeda turnamen satu dan lainnya tidak terlalu jauh,” tandasnya.

Sebagai informasi, tahun ini MLSC digelar di 10 kabupaten/kota setelah masuknya Bogor dan Malang. Sebelumnya ada delapan daerah. Yakni, Kudus, Semarang Surabaya, Solo, Jogja, Jakarta, Bandung dan Tangerang.

Sementara di Surabaya, ada dua venue pertandingan yang berlangsung tanggal 19-23 Februari kemarin. Yaitu, untuk KU-10 di Lapangan Brawijaya yang berakhir, Sabtu (22/2) lalu. Dan KU-12 di Lapangan Bogowonto, selesai hari Minggu kemarin. Sedangkan pertandingan mulai kickoff jam 7.30 memakai empat lapangan ukuran kecil di setiap venue. Kemudian berakhir pukul 16.00 WIB selama penyisihan grup mulai Rabu hingga Jumat.

Format turnamen dengan 7×7 termasuk kiper. Durasi waktunya 2×10 menit. Aturan lain, apabila terjadi kesalahan lemparan ke dalam, maka boleh mengulang dengan pemain yang sama. Kemudian untuk kartu merah, dapat mengganti pemain lain.

Peraturan lainnya, dapat tercipta gol langsung dari kickoff. Sedang untuk penjaga gawang, saat menguasai bola dalam permainan (hidup), boleh melempar maupun menendangnya. Sementara kalau bola gawang, memulainya sama seperti sepak bola umumnya.

Selain itu, bagi pemain yang sudah digantikan pemain cadangan. Ini boleh bermain kembali mirip futsal. Tetapi bedanya, tetap harus menunggu bola tidak dalam permainan (mati), dan seizin wasit. Catatan lainnya, wajib memainkan semua pemain cadangan di bench.

Diketahui, untuk KU-10, SDN Pacarkeling V sukses mempertahankan gelar usai mengalahkan SDN Kalirungkut I. Sedangkan di KU-12, SDN Kalirungkut I juara lewat drama adu penalti mengalahkan SDN Al Islah Gununganyar. (har)

Berikut hasil babak penyisihan hari Jumat lalu (21/2) di Lapangan 3 Bogowonto :

  1. SD Al Islah 3-0 (1-0) SDN Petemon XIII
  2. SDN Rungkut Kidul II 3-2 (1-0) SDN Sidotopo Wetan IV
  3. SDN Wiyung I 1-2 (0-1) SDN Tanah Kalikedinding V
  4. SDN Pacarkeling V 3-1 (3-0) SDN Banyuurip III
  5. SDN Sidotopo Wetan IV (0-2) 0-3 SD Al Islah
  6. SDN Petemon XIII (0-0) SDN Rungkut Kidul II
  7. SDN Kertajaya IV 0-0 SDN Pacarkembang I
  8. SDN Sidomulyo I 3-2 (0-0) SDN Ngagelrejo I
  9. SDN Kedurus III (0-1) SDN Sawahan IV
  10. SDN Tanah Kalikedinding II 1-0 (1-0) SDN Bulak Rukem I >>> skor berbalik 0-3. Sebab pemain KM dimainkan lagi oleh SDN Tanah Kalikedinding
  11. SDN Ngagelrejo I 1-6 (0-5) SDN Kertajaya IV
  12. SDN Pacarkembang I (1-0) SDN Sidomulyo I