
SIDOARJO, PSGunika.Net – Korps Wasit Askot PSSI Surabaya mencatat sejarah dengan memilih koordinator baru secara langsung, Sabtu pagi (28/12/2024) di Teras Lapangan Angkasa Pura, Raya Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur.
Terpilihnya koordinator wasit itu merupakan babak baru dari rentetan kisruh tersendatnya honor memimpin turnamen Soeratin U-13 dan 15 di Surabaya pada medio Oktober – November kemarin.
Tidak jelasnya nasib kala itu, sejumlah wasit mewakili rekan-rekannya, menghadap Wakil Wali Kota Armuji. Namun juga tak membutuhkan hasil. Tetapi beruntung akhirnya pekan sebelumnya, Ketua Askot PSSI Surabaya, Roky Maghbal bertemu wasit, dan berjanji akan menyelesaikan dengan tenggat waktu.
Selain itu, adanya tuntutan soal perbaikan uang tugas yang lebih manusiawi. Serta menghapus unsur like and dislike dalam penugasan. Kemudian rutinitas menggelar evaluasi minimal dua pekan sekali sambil fun football.
Oleh karena itu, PSSI Surabaya telah mengembangkan konsep baru dalam sistem penugasan wasit. Yakni memakai sistem online, sehingga lebih transparan dan akuntabel, terhindar dari dominasi individu koordinator.
Nantinya koordinator berfungsi untuk memastikan sistem berjalan semestinya. Otomatis kinerja dan honor wasit dapat diakses secara langsung melalui mekanisme transfer bank. Dan tidak lagi ada unsur suka dan tidak suka. Sebab banyak tidaknya tugas juga telah teratur sesuai kinerja mirip aplikasi ojol. Bahkan sanksi indisipliner juga masuk perhatian.
Rencananya program tersebut mulai diterapkan pada turnamen usia dini, 4-5 Januari 2025 mendatang di Lapangan Bumimoro, Surabaya.
Sebelum melaksanakan voting, mulai pukul 07.00 WIB, wasit-wasit bertanding sepak bola gembira. Uniknya, tim senior dan yunior saling berhadapan memakai seragam saat bertugas hitam dan hijau.
Pertandingan berlangsung seru. Karena tidak ada penjaga gawang yang hadir, maka tim yunior sebagai kiper King Harun wasit senior. Sedangkan tim senior kiper bergantian, Eko, Ary dan Adi.
Semula tim King Harun unggul 3-1. Namun belakangan dapat bombardir dari Syarif, Nabo, Ulum, Septian hingga Anselmus. Tetapi baru menyadari di awal babak kedua, kalau tim hitam memainkan 14 pemain alias menyusup. Sehingga skor akhir di babak kedua 4-5 untuk tim senior.
Kendati demikian, namanya juga fun games, keceriaan penuh tawa dan canda. Yang penting sehat, sehingga kecurangan ini adalah lelucon guyup rukunnya Korps Wasit Surabaya.
Usai fun games, baru melaksanakan pemilihan koordinator wasit dengan kesaksian Ketua Askot Roky Maghbal. Dalam kesempatan itu, hadir 42 wasit, tetapi satu orang abstain karena izin duluan.
Menurut Bidang Perwasitan Setyono, jumlah itu sudah kuorum berkaca dari wasit aktif sekitar 50-an. “Catatan saya sekitar 52, jadi ini sudah cukup,” terang matchcomm ini.
Dalam pemungutan sepakat modelnya juga unik, yakni tiap orang boleh menulis namanya sendiri dalam secarik kertas. Dan hasilnya, M Amin Siswoyo meraih tertinggi 17 suara. Lalu Anselmus menyusul 9 suara menjadi wakil. Nama-nama lain, juga muncul Bahrul Ulum, Roni, King Harun, Setyono, Pudji dan Abdul Halim.
Usai pemungutan suara, Roky Maghbal mengatakan bahwa Surabaya tidak hanya punya potensi pemain. Tetapi juga di masa lalu wasit dari Surabaya banyak berkiprah di level nasional bahkan internasional. Bukan hal aneh, sebab Surabaya memiliki ribuan jadwal pertandingan mulai turnamen usia dini hingga kompetisi Liga Persebaya.
“Ini saatnya kita menggugah kembali semangat dari rekan-rekan wasit. Dengan pertama menampung keinginan mereka dengan memilih koordinator baru. Mungkin ini hal baru, sebab sebelumnya melalui rapat askot,” katanya.
Selanjutnya, untuk memperkuat agar dua orang terpilih ini, agar awal Januari sudah mulai bekerja. Pihaknya segera melaporkan ke Exco terkait Perwasitan, yakni Ferrel R Hattu. Kemudian membuatkan SK dan mengumumkan ke ekosistem sepak bola khususnya di Surabaya.
Sementara itu, Amin Siswoyo mengaku akan sebaik-baiknya mengemban amanah dari rekan-rekannya. “Insyaallah mohon bantuan dari rekan-rekan, karena kami berdua selalu butuh masukan, seperti dari senior Pak Roni. Agar Wasit Surabaya terus maju. Dan ini juga bergantung latihan teman-teman,” ujarnya.
Sedangkan Anselmus mantan wasit ISL, berjanji akan menfasilitasi komunikasi teman-teman wasit. Supaya ke depannya muncul regenerasi di tingkat nasional bahkan internasional.
“Nanti kita akan rutin buat program latihan dan evaluasi setiap pekan. Minimal dua pekan sekali pertemuan membahas kejadian pertandingan selama pekan sebelumnya,” tuturnya.
Selain itu, pria yang juga guru ini, mengaku masih punya hubungan baik dengan pengurus wasit. Baik di tingkat Asprov Jatim maupun nasional. “Kami tentu akan memperjuangkan wasit muda kita juga regenerasi di tingkat nasional lebih banyak lagi,” tukasnya. (Redaksi)