
BANDA ACEH (PSG) – Tim Putra Jawa Timur (Jatim) meraih tiket final Cabor Sepak Bola PON XXI 2024 Aceh-Sumut usai menang tipis 3-2 (2-1) atas Aceh, Senin (16/9) malam 20.15 WIB di Stadion Harapan Bangsa (SHB), Kota Banda Aceh.
Dalam pertandingan yang berlangsung di bawah guyuran hujan itu, Aceh menempati posisi bench tamu. Sedangkan Tim Sepak Bola Jatim duduk di bangku tuan rumah. Untuk laga dipimpin Wasit Rio Permana Putra.
Tampak kapasitas stadion tidak muat menampung antusias masyarakat Aceh yang berbondong-bondong hadir. Bahkan sejak sore polisi sudah melakukan sterilisasi akses menuju stadion.
Tak hanya pendukung tuan rumah yang berjubel, juga tampak setia hadir suporter Jatim. Mereka sebagian datang jauh-jauh dari Jawa Timur, juga warga keturunan dan pekerja asal Jatim yang bekerja di Aceh.
Kalau dari kapasitas stadion, suporter Jatim itu sekitar 10 persennya. Sedangkan pendukung Aceh sangat dominan. Namun, keduanya saling berdampingan dengan aman dan nyaman. Bahkan Suporter Jatim leluasa menyanyikan lagu-lagu dukungan.
Mengarahkan pandangan mata ke lapangan hijau, Aceh membuat kejutan menit ke-3. Kapten tim Refyansyah sukses menyundul bola memanfaatkan sentuhan kedua hasil sepak pojok. Dan bola setengah badan meluncur deras ke gawang Aldino Fanani, skor 0-1 untuk Aceh.
Sepak pojok itu, hasil intersep Kapten Jatim, M Yoga. Di mana, pemain sayap Aceh dengan cepat melesat dari kanan pertahanan Jawa Timur, lalu berbelok menusuk ke jantung pertahanan. Nah bola sedikit lepas, langsung dibuang Yoga ke samping.
Para pemain bertahan Jatim sempat kaget, lantaran berpikir pemain Aceh itu ofsaid. Namun hakim garis dua tidak mengangkat bendera. Sehingga para pemain Jatim kecolongan start satu meter lebih.
Kena mental di awal permainan, Jatim menjadi bulan-bulanan serangan bergelombang tim Aceh. Beruntung ini hanya bertahan hingga menit ke-26. Pasalnya kelelahan tampak mendera anak-anak Aceh, karena berkali-kali gagal menembus transisi negatif Jatim.
Sehingga itu menjadi kesempatan Jatim untuk mendapatkan momentum skema melancarkan serangan balik. Sementara beberapa kali, Aceh mengalami kesulitan melakukan intersep.
Hasilnya, pada menit ke-28 Ahmad Dwi Firmansyah nyaris menciptakan gol balasan. Ini memanfaatkan bola sodoran Wigi Pratama dari sisi kiri, yang meneruskan long ball gelandang mobile, Rano. Sayang sepakan Dwi masih melebar.
Dua menit berselang, lewat skema yang serupa. Namun kali ini Ahmad Dwi berhasil menceploskan bola dari assist Wigi menit 30, skor menjadi imbang 1-1.
Sukses menciptakan gol penyeimbang, Jatim berbalik menemukan bentuk permainan setelah digempur habis-habisan. Sementara Aceh semakin kehilangan konsentrasi, beberapa kali bola lepas kontrol.
Puncaknya, full back Jatim, Arya berhasil melakukan tekel clearance, mencuri bola dari penguasaan penyerang Aceh. Dan langsung menyodorkan bola ke depan kepada Dwi. Lalu dengan lincah, penyerang yang satu ini mendribel bola menuju jantung pertahanan Aceh, yang menyisakan satu defender saja.
Sepakan ingin balas Budi, Dwi pun gantian menyodorkan bola dari sisi kanan ke tiang jauh. Dan ini langsung disambar oleh Wigi Pratama menit 41, merubah skor balik unggul 2-1. Bak duet maut, kedua pemain ini saling mencetak gol dan memberikan assist.
Gantian unggul, Jatim semakin berani memainkan ritme bola dari kaki ke kaki. Sedangkan Aceh tampak semakin kepayahan mengikuti rencana Jatim. Dan hingga tambahan waktu 2 menit usai, skor tidak berubah.
Termasuk peluang terakhir di babak pertama Aceh pada menit akhir, juga masih bisa diantisipasi Arya, yang kali ini tampil baik dan lugas.
Berikutnya saat memulai babak kedua Aceh coba kembali mengambil inisiatif serangan. Namun masih sanggup terbaca barisan belakang Jawa Timur, yang bermain lebih tenang.
Pada menit 56 Aceh lagi-lagi kehilangan konsentrasi, kontrol bola sering lepas. Sementara Jatim, efektif menerapkan transisi negatif memanfaatkan lambatnya transisi positif Aceh. Karena tampak kedodoran fisiknya.
Salah satu momen terbaik di babak kedua terjadi pada menit 66. Hampir saja Dwi mencetak gol keduanya, andai Kapten Refyansyah tidak menarik kaosnya. Padahal tinggal berhadapan dengan kiper. Dan wasit pun tidak ragu mengeluarkan kartu kuning.
Selanjutnya tampak free kick diambil Zaki Basham. Dan nyaris membobol gawang Aceh. Kemudian setelah ini, Jatim makin menguasai skema, sedangkan Aceh sering melakukan profesional fouls untuk menghentikan serangan Jatim.
Menit 68 Jatim kembali mendapatkan tendangan bebas. Kali ini giliran pemain pengganti, Alwi yang masuk di babak kedua menggantikan Rano karena cidera. Sayang tendangan Alwi juga masih belum menemui sasaran.
Dan kembali momentum tiba di menit 75. Lagi, Alwi berhasil mengecoh pertahanan Aceh. Sepintas lalu, lewat gerakan tipu, bola dari Alwi kemudian through pass ke Wigi, yang dengan dinginnya mengkonversi menjadi gol keduanya, skor 3-1.
Nampaknya, formasi 3-5-2 Jatim yang menjadi 5-3-2 saat diserang membuat Aceh kesulitan menembus pertahanan, makin bikin frustasi pemain dan penonton.
Saking lincah para pemain Jatim, akhirnya membawa korban, Kapten Aceh Refyansyah harus menerima kartu kuning kedua, lalu kartu merah usai meluncur dengan dua kaki menyasar kaki Ahmad Dwi. Yang lagi-lagi hampir saja lepas dari kawalan.
Menit 84 pemain Aceh pun berkurang satu. Tetapi sayang, hal ini gagal dimanfaatkan Jatim menambah gol. Malahan menit 86 barisan pertahanan Jatim membuat kesalahan komunikasi.
Di mana miskomunikasi itu dapat dimanfaatkan penyerang Aceh yang baru masuk, Nur Wahyudin. Bola liar pun di sambar Wahyudin hingga membentur kaki M Yoga, yang pantulannya mengecoh kiper Aldino Fanani, dan gol, skor kembali berubah 3-2.
Tak ingin mengulangi kelengahan karena agak meremehkan, Jatim balik fokus. Dan sekali lagi, Wigi Pratama berhasil membuat spot jantung seisi stadion dan para pemirsa televisi. Tapi beruntung tendangan menyusur tanah Wigi masih sedikit melebar, selamat lah gawang Aceh.
Wasit memberikan waktu tambahan 6 menit. Namun pada prakteknya lebih dari 7 menit. Dan tak ingin lengah, Jatim makin menumpuk pemainnya di depan gawang hingga peluit panjang di bunyikan wasit.
Spontan hampir seluruh penghuni bench Tim Sepak Bola Jatim berhamburan masuk ke tengah lapangan menyambut perjuangan rekan-rekannya sepanjang dua babak yang penuh ketegangan.
Usai laga, Pelatih PON Jatim Fakhri Husaini memuji kepemimpinan wasit. “Ternyata kita juga punya wasit yang berkualitas. Dan seharusnya wasit yang seperti ini memimpin sejak babak penyisihan,” ucapnya.
Karena wasit bisa memimpin dengan adil, sambung Fakhri l, seluruh pemain betul-betul menikmati pertandingan. “Kalau misalnya ada yang tidak puas karena sesuatu hal, itu wajar di sepak bola. Tapi menurut saya inilah wasit yang memberikan contoh bagus buat semua pemain-pemain muda kita,” puji Fakhri.
Nah, Fakhri pun berharap wasit yang memimpin laga final juga memiliki kualitas yang sama. Jatim akan bertanding melawan Jawa Barat di partai pamungkas, Rabu (18/9/24) malam di Stadion Harapan Bangsa.
“Kalau tim itu menang, menang karena memang kemampuan mereka. Bukan karena faktor lain. 11 pemain atau 22 pemain yang ada di dalam partai final itulah yang akan menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Ini yang saya harapkan nanti,” tandas Fakhri. (Harun)
Statistik Jatim Vs Aceh :
- Shot on Goals 6-4
- Shot of Goals 4-7
- Fouls 7-14
- Yellow 2-2
- Red 0-1
- Offside 1-0
- Corner 3-3
- Ball Possessions (%) 55-45