Penulis: Harun Effendy

Kontes Perkutut di Unesa, Tatag Direktur Unika Bilang Begini

Kontes Perkutut di Unesa
KONTES PERKUTUT: Direktur Auto Unika, Tatag Triwibowo (ketiga dari kanan) bersama panitia lomba di halaman depan Gedung Rektorat Unesa, Surabaya, Minggu pagi (20/4/2025) kemarin. (Foto: HARUN)

SURABAYA (SG) – Direktur Auto Unika, Tatag Triwibowo menyambut baik adanya kontes perkutut Unesa Cup I 2025 kategori piyik hanging, Minggu pagi (20/4) kemarin di halaman depan Gedung Rektorat Unesa Kampus Lidah Wetan, Surabaya.

Menurutnya termasuk surprise, karena tempat kontes perkutut di lingkungan Unesa ini sangat representatif dan elegan di lingkungan kampus. Sehingga ini dapat meningkatkan nilai jual perkutut. Serta menambah pecinta perkutut.

“Tentu nanti tumbuh mata rantai baru, seperti peternak perkutut semakin banyak. Kemudian penjual pakan kayak beras, ketan hitam dan sebagainya makin banyak. Maka di situlah muncul mata rantai bisnis baru,” urainya.

Selanjutnya, Tatag berjanji nanti lebih support lagi dengan kegiatan Profesor Suyono. “Dan kebetulan Pak Rektor Unesa, Nurhasan, juga sangat mendukung kegiatan ini. Berupa tempat lomba yang tidak lazim, yaitu di halaman depan Gedung Rektorat Unesa. Kita support lah nanti ke depannya,” ujarnya.

Soal mitos perkutut. Tatag menceritakan ini lebih banyak adanya cerita budaya dari orang-orang Jawa. “Sebab satu-satunya burung yang dipanggil kayak Pusaka Peksi ini cuma perkutut. Tapi kalau lainnya itu menyebutnya burung berkicau,” terangnya.

Masih Tatag, bahwa menjadi suatu budaya yang kuat terutama di Jawa dan Madura. “Jadi ada kultur mempertahankan budaya juga. Sebenarnya bagus juga. Sehingga Unika sebagai bentuk mendukung upaya melestarikan kebudayaan bangsa,” timpalnya.

Di sisi lain, dia mengungkapkan, kalau di rumah juga memelihara perkutut, sebagai penghobi saja. Terutama untuk suasana pagi itu, katanya nyaman banget.

“Harapan saya buat teman-teman pecinta perkutut untuk lebih meningkatkan kualitas (suara) perkututnya. Sering mengadakan lomba. Karena bisa meningkatkan nilai jual perkutut. Juga dapat menambah komunitas keanggotaan,” tukasnya.

Sementara Ketua Panitia Profesor Suyono mengapresiasi Auto Unika atas support mendukung suksesnya perlombaan. Ia menambahkan, bahwa kontes hanya kategori piyik hanging, lomba seni suara alam perkutut. Dimana kelas piyik hanging adalah level paling bawah lomba.

“Lomba tingkat ini (persiapan) termasuk paling gampang. Karena tidak butuh gantangan tinggi atau kerekan. Cukup sekitar 3 meteran tingginya. Aturannya masih burung piyik. Makanya kalau ada yang gacor itu langsung diskualifikasi, tadi ada tujuh ekor kena dis,” ungkapnya.

Panitia menyediakan sampai 15 trofi juara. Lalu juga ada doorprize dari Auto Unika. “Selain doorprize beras, minyak goreng dan sarung. Ada goodie bag Unika tidak pakai undian. Tetapi tiap juara dapat bingkisan Unika tersebut. Kemudian honor juri dari Bojonegoro, Bangkalan dan Surabaya. Alhamdulillah ada support Unika,” bebernya.

Sambungnya, kalau tidak ada yang berani membuat gebrakan mengadakan lomba. Khawatir ke depannya akan punah para pecinta perkutut ini. “Alhamdulillah kebetulan ini saya bikin dua box gantangan pribadi sendiri. Sehingga juga menghemat. Kalau peta kekuatan perkutut cukup merata. Yang utama tetap dari Madura. Kayak dari Sumenep,” katanya.

Karenanya panitia menyampaikan sekali lagi, apresiasi kepada Auto Unika yang selalu mensupport kegiatan lomba perkutut. “Mas Tatag selalu support seperti lomba liga perkutut tingkat Jatim tahun lalu, kala itu juga Unika support,” imbuhnya.

Diketahui, Sebanyak 96 perkutut meramaikan kontes dengan kategori kelas pemula piyik hanging berusia 4-5 bulan. Peserta berasal dari tuan rumah Surabaya. Kemudian Sidoarjo, Malang dan Madura. Even ini juga dalam rangka silaturahmi halalbihalal para penggemar perkutut khususnya di Jawa Timur.

Dalam kesempatan itu, Ketua P3SI (Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia), Choirul Anwar mengatakan, bahwa lomba ini juga sebagai pemanasan menjelang adanya liga perkutut di Surabaya.

“Insyaallah pertengahan tahun ini ada Liga Hanging Surabaya. Mainnya sebulan sekali keliling di empat lokasi, yakni di Sawunggaling Lidah Kulon tempat Profesor Suyono. Lalu di Pengadilan P3SI Sambikerep, dan Dukuh Kupang. Serta satu lagi dalam tahap pembangunan di Kutisari,” ucap Choirul.

Lebih lanjut, ia menjelaskan penilaian kontes dari suaranya. “Cara membedakan dengan perkutut dewasa, ini tampak dari bunyi. Misalnya suaranya gacor (terus-menerus), atau mbekur (merayu lawan jenis). Nah ini langsung diskualifikasi. Tadi ada tujuh peserta kena dis,” jelasnya.

Choirul menegaskan, bahwa piyik (anakan) yang benar itu, bunyinya paling banyak dua kali. Dan balasnya (adu suara perkutut lain) cuma satu kali. Kalau balas tiga sampai empat kali itu pasti dewasa. Nah ini yang terkena diskualifikasi.

“Penilaian dari bagusnya suara dan irama. Ada dua hal, yaitu suara indah tanpa salah, dan banyaknya bersuara. Tapi untuk piyik ini, balasnya satu sampai dua kali,” tandasnya.

Pada even pertama ini dari ke-96 perkutut. Rinciannya satu orang ada yang mendaftar satu sampai tiga ekor. Dan Pengda P3SI Surabaya selaku penyelenggara.

Oleh karena itu, Choirul berharap adanya even ini. Khususnya nanti saat liga hanging muncul pemain baru, pemula. “Dan yang sudah senior (pemain) dapat memberikan contoh. Istilahnya tidak menurunkan burung yang sudah tua, agar tidak merusak jalannya perlombaan,” pungkasnya. (har)

Profesor Suyono Apresiasi Unika Support Kontes Perkutut Unesa

Profesor Suyono
KONTES PERKUTUT: Profesor Suyono (tengah berkacamata) bersama para pemenang lomba di halaman depan Gedung Rektorat Unesa, Minggu pagi (20/4/2025). (Foto: HARUN)

SURABAYA (SG) – Ketua Panitia Kontes Perkutut Piyik Hanging Unesa Cup I 2025, Profesor Suyono menyampaikan apresiasi kepada Auto Unika atas support dalam mendukung suksesnya pelaksanaan perlombaan.

Profesor Suyono menambahkan, bahwa kontes hanya kategori piyik hanging, lomba seni suara alam perkutut. Dan kelas piyik hanging adalah level paling rendah lomba.

“Lomba tingkat ini (persiapan) termasuk paling gampang. Karena tidak butuh gantangan tinggi atau kerekan. Cukup sekitar 3 meteran tingginya. Aturannya masih burung piyik. Makanya kalau ada yang gacor itu langsung diskualifikasi, tadi ada tujuh ekor kena dis,” ungkapnya.

Panitia menyediakan sampai 15 trofi juara. Lalu juga ada doorprize dari Auto Unika. “Selain doorprize beras, minyak goreng dan sarung. Ada goodie bag Unika tidak pakai undian. Tetapi tiap juara dapat bingkisan Unika tersebut. Kemudian honor juri dari Bojonegoro, Bangkalan dan Surabaya. Alhamdulillah ada support Unika,” bebernya.

Tambahnya, kalau tidak ada yang berani membuat gebrakan mengadakan lomba. Khawatirnya ke depan akan punah para pecinta perkutut ini.

“Alhamdulillah kebetulan ini saya bikin dua box gantangan pribadi sendiri. Sehingga juga menghemat. Kalau peta kekuatan perkutut cukup merata. Yang utama tetap dari Madura. Kayak dari Sumenep,” katanya.

Karenanya panitia juga menyampaikan sekali lagi, apresiasi kepada Auto Unika yang selalu mensupport kegiatan lomba perkutut. “Mas Tatag selalu support seperti lomba liga perkutut tingkat Jatim tahun lalu, kala itu juga Unika support,” timpalnya.

Diketahui, Sebanyak 96 perkutut meramaikan kontes yang berlangsung di halaman Gedung Rektorat Kampus Lidah Wetan, Surabaya, Minggu (20/4) pagi hingga siang hari. Kategori lomba adalah kelas pemula piyik hanging berusia 4-5 bulan.

Dari 96 peserta lomba perkutut piyik hanging ini berasal dari tuan rumah Surabaya. Kemudian Sidoarjo, Malang dan Madura. Even ini juga dalam rangka silaturahmi halalbihalal para penggemar perkutut khususnya di Jawa Timur.

Menurut Ketua P3SI (Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia), Choirul Anwar, bahwa kontes ini juga sebagai pemanasan menjelang adanya liga perkutut di Surabaya.

“Insyaallah pertengahan tahun ini ada Liga Hanging Surabaya. Mainnya sebulan sekali keliling di empat lokasi, yakni di Sawunggaling Lidah Kulon tempat Profesor Suyono. Lalu di Pengadilan P3SI Sambikerep, dan Dukuh Kupang. Serta satu lagi dalam tahap pembangunan di Kutisari,” terang Choirul.

Lebih lanjut, ia menjelaskan penilaian kontes dari suaranya. “Cara membedakan dengan perkutut dewasa, ini tampak dari bunyi. Misalnya suaranya gacor (terus-menerus), atau mbekur (merayu lawan jenis). Nah ini langsung diskualifikasi. Dan tadi ada tujuh peserta kena diskualifikasi,” jelasnya.

Choirul menegaskan, bahwa piyik (anakan) yang benar itu, bunyinya paling banyak dua kali. Dan balasnya (adu suara perkutut lain) cuma satu kali. Kalau balas tiga sampai empat kali itu pasti dewasa. Nah ini yang terkena diskualifikasi.

“Penilaian dari bagusnya suara dan irama. Ada dua hal, yaitu suara indah tanpa salah, dan banyaknya bersuara. Tapi untuk piyik ini, balasnya satu sampai dua kali,” tandasnya.

Pada even pertama ini dari ke-96 perkutut. Rinciannya satu orang ada yang mendaftar satu sampai tiga ekor. Dan Pengda P3SI Surabaya selaku penyelenggara.

Oleh karena itu, Choirul berharap adanya even ini. Khususnya nanti saat liga hanging muncul pemain baru, pemula. “Dan yang sudah senior (pemain) dapat memberikan contoh. Istilahnya tidak menurunkan burung yang sudah tua, agar tidak merusak jalannya perlombaan,” tukasnya.

Di bagian lain, Direktur Auto Unika, Tatag Triwibowo menyambut baik adanya kontes perkutut ini. Pasalnya termasuk surprise, karena tempatnya (lomba) sangat mendukung dan elegan di kampus. Menurutnya ini dapat meningkatkan nilai jual perkutut. Serta menambah pecinta perkutut.

“Tentu nanti tumbuh mata rantai baru, seperti peternak perkutut semakin banyak. Kemudian penjual pakan kayak beras, ketan hitam dan sebagainya makin banyak. Maka disitulah muncul mata rantai bisnis baru,” urainya.

Selanjutnya, Tatag berjanji nanti lebih support lagi dengan kegiatan Profesor Suyono. “Dan kebetulan Pak Rektor Unesa, Nurhasan, juga sangat mendukung kegiatan ini. Berupa tempat lomba yang tidak lazim, yaitu di halaman depan Gedung Rektorat Unesa. Kita support lah nanti ke depannya,” ujarnya.

Soal mitos perkutut. Tatag menceritakan ini lebih banyak adanya cerita budaya dari orang-orang Jawa. “Sebab satu-satunya burung yang dipanggil kayak Pusaka Peksi ini cuma perkutut. Tapi kalau lainnya itu menyebutnya burung berkicau,” terangnya.

Masih Tatag, bahwa menjadi suatu budaya yang kuat terutama di Jawa dan Madura. “Jadi ada kultur mempertahankan budaya juga. Sebenarnya bagus juga. Sehingga Unika sebagai bentuk mendukung upaya melestarikan kebudayaan bangsa,” ucapnya.

Di sisi lain, dia mengungkapkan, kalau di rumah juga memelihara perkutut, sebagai penghobi saja. Terutama untuk suasana pagi itu, katanya nyaman banget.

“Harapan saya buat teman-teman pecinta perkutut untuk lebih meningkatkan kualitas (suara) perkututnya. Sering mengadakan lomba. Karena bisa meningkatkan nilai jual perkutut. Juga dapat menambah komunitas keanggotaan,” pungkasnya. (har)

96 Perkutut Ramaikan Kontes Piyik Hanging Unesa Cup I 2025

96 Perkutut
KONTES PERKUTUT: 96 peserta mengikuti lomba di halaman depan Gedung Rektorat Unesa Kampus Lidah Wetan, Surabaya, Minggu pagi (20/4/2025). (Foto: HARUN)

SURABAYA (SG) – Sebanyak 96 perkutut meramaikan kontes piyik hanging memperebutkan trofi Unesa Cup I 2025 di halaman Gedung Rektorat Kampus Lidah Wetan, Surabaya, Minggu (20/4) pagi hingga siang hari. Kategori lomba adalah kelas pemula berusia 4-5 bulan.

Dari 96 peserta lomba perkutut piyik hanging ini berasal dari tuan rumah Surabaya. Kemudian Sidoarjo, Malang dan Madura. Even ini juga dalam rangka silaturahmi halalbihalal para penggemar perkutut khususnya di Jawa Timur.

Menurut Ketua P3SI (Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia), Choirul Anwar, bahwa kontes ini juga sebagai pemanasan menjelang adanya liga perkutut di Surabaya.

“Insyaallah pertengahan tahun ini ada Liga Hanging Surabaya. Mainnya sebulan sekali keliling di empat lokasi, yakni di Sawunggaling Lidah Kulon tempat Profesor Suyono. Lalu di Pengadilan P3SI Sambikerep, dan Dukuh Kupang. Serta satu lagi dalam tahap pembangunan di Kutisari,” terang Choirul.

Lebih lanjut, ia menjelaskan penilaian kontes dari suaranya. “Cara membedakan dengan perkutut dewasa, ini tampak dari bunyi. Misalnya suaranya gacor (terus-menerus), atau mbekur (merayu lawan jenis). Nah ini langsung diskualifikasi. Dan tadi ada tujuh peserta kena diskualifikasi,” jelasnya.

Choirul menegaskan, bahwa piyik (anakan) yang benar itu, bunyinya paling banyak dua kali. Dan balasnya (adu suara perkutut lain) cuma satu kali. Kalau balas tiga sampai empat kali itu pasti dewasa. Nah ini yang terkena diskualifikasi.

“Penilaian dari bagusnya suara dan irama. Ada dua hal, yaitu suara indah tanpa salah, dan banyaknya bersuara. Tapi untuk piyik ini, balasnya satu sampai dua kali,” tandasnya.

Pada even pertama ini dari ke-96 perkutut. Rinciannya satu orang ada yang mendaftar satu sampai tiga ekor. Dan Pengda P3SI Surabaya selaku penyelenggara.

Oleh karena itu, Choirul berharap adanya even ini. Khususnya nanti saat liga hanging muncul pemain baru, pemula. “Dan yang sudah senior (pemain) dapat memberikan contoh. Istilahnya tidak menurunkan burung yang sudah tua, agar tidak merusak jalannya perlombaan,” tukasnya.

Sementara itu, selaku Ketua Panitia Profesor Suyono menambahkan, bahwa kontes hanya kategori piyik hanging, lomba seni suara alam perkutut. Tetapi kelas piyik hanging, level paling rendah lomba.

“Lomba tingkat ini (persiapan) termasuk paling gampang. Karena tidak butuh gantangan tinggi atau kerekan. Cukup sekitar 3 meteran tingginya. Aturannya masih burung piyik. Makanya kalau ada yang gacor itu langsung diskualifikasi, tadi ada tujuh ekor kena dis,” ungkapnya.

Panitia menyediakan sampai 15 trofi juara. Lalu juga ada doorprize dari Auto Unika. “Selain doorprize beras, minyak goreng dan sarung. Ada goodie bag Unika tidak pakai undian. Tetapi tiap juara dapat bingkisan Unika tersebut. Kemudian honor juri dari Bojonegoro, Bangkalan dan Surabaya. Alhamdulillah ada support Unika,” bebernya.

Tambahnya, kalau tidak ada yang berani membuat gebrakan mengadakan lomba. Khawatirnya ke depan akan punah para pecinta perkutut ini.

“Alhamdulillah kebetulan ini saya bikin dua box gantangan pribadi sendiri. Sehingga juga menghemat. Kalau peta kekuatan perkutut cukup merata. Yang utama tetap dari Madura. Kayak dari Sumenep,” katanya.

Tak lupa, pihaknya juga menyampaikan apresiasi kepada Auto Unika yang selalu mensupport kegiatan lomba perkutut. “Mas Tatag selalu support seperti lomba liga perkutut tingkat Jatim tahun lalu, kala itu juga Unika support,” timpalnya.

Di bagian lain, Direktur Auto Unika, Tatag Triwibowo menyambut baik adanya kontes perkutut ini. Pasalnya termasuk surprise, karena tempatnya (lomba) sangat mendukung dan elegan di kampus. Menurutnya ini dapat meningkatkan nilai jual perkutut. Serta menambah pecinta perkutut.

“Tentu nanti tumbuh mata rantai baru, seperti peternak perkutut semakin banyak. Kemudian penjual pakan kayak beras, ketan hitam dan sebagainya makin banyak. Maka disitulah muncul mata rantai bisnis baru,” urainya.

Selanjutnya, Tatag berjanji nanti lebih support lagi dengan kegiatan Profesor Suyono. “Dan kebetulan Pak Rektor Unesa, Nurhasan, juga sangat mendukung kegiatan ini. Berupa tempat lomba yang tidak lazim, yaitu di halaman depan Gedung Rektorat Unesa. Kita support lah nanti ke depannya,” ujarnya.

Soal mitos perkutut. Tatag menceritakan ini lebih banyak adanya cerita budaya dari orang-orang Jawa. “Sebab satu-satunya burung yang dipanggil kayak Pusaka Peksi ini cuma perkutut. Tapi kalau lainnya itu menyebutnya burung berkicau,” terangnya.

Masih Tatag, bahwa menjadi suatu budaya yang kuat terutama di Jawa dan Madura. “Jadi ada kultur mempertahankan budaya juga. Sebenarnya bagus juga. Sehingga Unika sebagai bentuk mendukung upaya melestarikan kebudayaan bangsa,” ucapnya.

Di sisi lain, dia mengungkapkan, kalau di rumah juga memelihara perkutut, sebagai penghobi saja. Terutama untuk suasana pagi itu, katanya nyaman banget.

“Harapan saya buat teman-teman pecinta perkutut untuk lebih meningkatkan kualitas (suara) perkututnya. Sering mengadakan lomba. Karena bisa meningkatkan nilai jual perkutut. Juga dapat menambah komunitas keanggotaan,” pungkasnya. (har)

BKKBN Jatim Ajak Ansor dan Gerakan Ayo Mondok Cegah Stunting

BKKBN Jatim
CEGAH STUNTING: Kaper BKKBN Jatim, Maria Ernawati (kanan) memberikan keterangan pers bersama Ketua GP Ansor Jawa Timur, H Musaffa Safril pada Syawal Fest di Gedung Jatim Expo, Surabaya, Minggu pagi (13/4/2025). (Foto: HARUN)

SURABAYA (SG) – Upaya strategis dalam rangka mencegah pernikahan dini dan menekan angka stunting di Jawa Timur kembali dilakukan oleh Kantor Perwakilan BKKBN Jatim. Nah, bertepatan moment Syawal Fest 2025, Minggu pagi (13/4) di Gedung Jatim Expo, Surabaya, BKKBN telah menandatangani MoU dengan GP Ansor Jatim dan Gerakan Ayo Mondok.

Kerja sama itu, BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional) Jatim, atau Kemendukbangga (Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga). Berharap dapat menjangkau kantong-kantong stunting di Jawa Timur lewat anggota Ansor hingga tingkat ranting. Serta pengurus pondok pesantren.

Dalam Syawal Fest oleh PW GP Ansor Jawa Timur tersebut, meliputi Halalbihalal Akbar. Serta Inaugurasi Pelantikan Pengurus PW GP Ansor Jawa Timur 2024-2028. Terdapat juga stand bazar yang memamerkan produk UMKM maupun prestasi Ansor asal kabupaten/kota di Jawa Timur.

Puluhan ribu kader Ansor Jatim datang berangsur-angsur memadati lokasi. Di mana acara berlangsung hingga pukul 24.00 WIB. Ini tampak pagi menjelang siang terus memadati hadir dari berbagai wilayah Jawa Timur. Acara Syawal Fest mulai gunting pita, penandatanganan MoU, hingga talkshow.

H Musaffa Safril Ketua PW GP Ansor Jawa Timur setelah acara talkshow kepada wartawan mengatakan. Bahwa soal stunting, sudah ada beberapa hal yang sudah dibicarakan berkaitan dengan langkah-langkah ke depan.

“Dengan BKKBN akan melakukan kerja sama berlangsung, ini melibatkan sahabat-sahabat Ansor di tingkat ranting. Terutama berkaitan dengan pernikahan dini. Karena dari pernikahan dini ini berikutnya, berkaitan dengan pencegahan stunting,” katanya saat doorstop.

Karena itu, pihaknya akan melihat peta kantong-kantong stunting. Yakni di Tapal Kuda dan Madura, juga beberapa daerah lain.

“Kita akan fokus di sana melibatkan pengurus ranting Ansor setempat. Untuk melakukan pencegahan dengan sosialisasi dan edukasi di masyarakat yang menjadi kantong-kantong stunting. Dan juga daerah yang masih sering melakukan pernikahan dini. Termasuk di pondok-pondok pesantren,” timpalnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Maria Ernawati mengaku bersyukur bisa bekerja sama dengan GP Ansor Jawa Timur.

“Alhamdulillah hari ini kita melakukan penandatanganan MoU dengan GP Ansor. Dan satu lagi dengan Gerakan Ayo Mondok (Gus-gus), yang tadi sudah kita sepakati. Tentu saja, kita akan bekerja sama untuk memberikan edukasi kepada pemuda, agar paham terkait pernikahan dini. Dan dampaknya terhadap stunting dan sebagainya,” ujarnya.

Dia menambahkan, sebagaimana pesan Pak Wamen, juga staf khusus PMK. Bahwa BKKBN memang bekerja tidak bisa sendiri sekarang. Tapi harus kolaboratif. Sehingga harapannya kolaborasi dengan GP Ansor dan perkumpulan gus-gus ini nanti dapat mencegah stunting dengan langkah edukasi pernikahan dini di Jawa Timur.

“Target atau road map pertama kita memberikan sosialisasi kepada pondok-pondok. Kemudian kita akan bentuk namanya Pojok Bangga di pondok-pondok pesantren. Di mana kita bisa berikan satu informasi, bagaimana membangun keluarga yang baik,” jelas Erna, sapaannya.

Terkait data stunting di 2025, ia mengungkapkan belum ada. Tetapi menurut hasil SKI 2023 lalu, bahwa di Jawa Timur sudah 17,7 persen. “Insyaallah kita akan benahi bersama dengan kolaboratif ini. Dan semoga dengan kolaborasi ini bisa lebih turun lagi,” pungkasnya. (har)

El Rumi Motor Gelar Turnamen Adu Penalti Ramadan di Kebraon

El Rumi Motor
EVENT RAMADAN: Adu penalti El Rumi Motor di Kebraon, Surabaya, Rabu (26/3/2025) malam. (SG/Harun)

SURABAYA (SG) – Mengisi malam Ramadan, owner El Rumi Motor, Andi Setyo Nugroho menggelar turnamen futsal adu tendangan penalti, Rabu (26/3/2025) malam di Kebraon, Karangpilang, Surabaya.

Sebanyak 8 tim mengikuti adu tendangan penalti bertajuk Penalty Kick El Rumi Motor Ramadan Cup 2025. Dan setiap timnya ada 5 pemain termasuk kiper. Sehingga total terlibat 40 pemain dari para pemuda Kebraon dan sekitarnya.

Dalam kesempatan undian, menarik Andi Setyo Nugroho, juga owner El Rumi Motor menjadi rekan setim dengan deRossi, pemain tamu. Namun sayang harus terhenti di awal babak penyisihan.

Nah tim yang mengalahkan tersebut, akhirnya juga keluar sebagai juara satu. Dan kipernya menjadi best goal kipper. “Penjaga gawangnya bikin penuh. Jadi susah cetak gol,” ungkap deRossi, setelah tendangan keras mendatarnya masih menyentuh kaki kanan kiper, kentunk, julukannya penjaga gawang tinggi besar itu.

Kendati hanya sebatas adu penalti. Ini cukup menyedot konsentrasi terutama mentalitas para pemain. Tampak tangan-tangan gemetaran saat meletakkan bola di atas titik putih. Demikian juga para penjaga gawang penuh perasaan was-was, terlihat dari cara berdiri dan bergerak kiri kanan.

Tetapi terpenting poin dari event ini adalah menjalin silaturahmi, sekaligus nostalgia. Pasalnya, umumnya para peserta adalah mantan amatir futsal liga di Surabaya, 8-10 tahun lalu. Dan kini kebanyakan sudah dewasa berkeluarga. Selain itu juga mengisi sela selepas Sholat Tarawih di bulan suci Ramadan.

“Iya ini ajang rutin tahunan, untuk silaturahmi sekaligus mengisi kegiatan Ramadan. Supaya tetap semangat dan sehat. Terutama mendekati hari raya atau lebaran,” tutur Andi owner El Rumi Motor, penggagas acara.

Menariknya, panitia sama sekali tidak menarik biaya turnamen. Dan hebatnya, juga menyediakan hadiah tunai, juara satu, dua, tiga dan empat. Kemudian pemain terbaik dan kiper terbaik.

Para peserta yang mengikuti jalannya pertandingan pun sangat antusias. Terlihat juga penuh keakraban, gelak tawa dan guyup rukun.

Bahkan selebrasi unik muncul saat mereka berhasil mencetak gol maupun kiper sukses mengantisipasi tendangan. Dan setelah turnamen, semua peserta melanjutkan acara dengan bermain fun futsal. (har)

Mamak al-Hadad Jamu Bahrain, Timnas Indonesia Wajib Menang

Mamak al-Hadad
LEGENDA: Mamak al-Hadad (kiri) saat di Banda Aceh PON 2024 lalu. (SG/Istimewa)

SURABAYA (SG) – Muhammad Zein al-Hadad biasa menyapa Mamak turut menyoroti laga timnas Indonesia menjamu Bahrain pada lanjutan kualifikasi grup C Piala Dunia 2026 malam ini, Selasa (25/3/2025) di SUGBK, Jakarta.

Menurut legenda Niac Mitra dan timnas ini, bahwa pertandingan malam ini bukan lagi prediksi tetapi Indonesia harus menang. Berarti mendapat tiga poin. Sambung Mamak al-Hadad, peluang ke Piala Dunia masih terbuka walaupun harus melalui babak berikutnya berebut dengan Australia di putaran 3-4.

“Harus menang harus bisa mencetak gol. Tapi jangan lupa pertahanan. Pengalaman lawan Australia Kamis lalu (20/3) lini belakang kita lengah, kurang disiplin. Tipe marking di area 16 tidak dilakukan, sehingga mudah kebobolan,” katanya.

Kemudian ia mengingatkan, agar jangan terulang lagi tiga gol terjadi dari set piece ya. Ia berpendapat penjagaan ketat di daerah 16 harus dilakukan.

“Bertahan itu mulai dari depan. Dari depan sudah harus mulai bertahan sampai ke tengah sampai ke belakang,” tuturnya.

Oleh karena itu, Mamak mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mendoakan dan mendukung, semoga tim Garuda bisa menang. Karena peluang ke Piala Dunia masih terbuka.

“Pengalaman saya di tahun 1988, waktu itu andai menang skor berapapun. Maka peluang Indonesia lolos 8 besar di Qatar. Tapi sayang kita seri,” timpalnya.

Lanjut Mamak, kalau timnas sekarang bisa lebih bagus dengan materi dan dukungan publik terutama di stadion. “Mudah-mudahan diberikan jalan yang mudah dan menang,” pungkasnya. (har)

Bebek Mangrove Order dari Bali untuk Perpustakaan di Surabaya

Bebek Mangrove
MENU BERBUKA: Karyawan perpustakaan di Medayu Selatan menerima nasi kotak isi Bebek Mangrove varian goreng khas Dapur Cinta Hilan Cilea, Kamis (20/3/2025) sore. (SG/Harun)

SURABAYA (SG) – Lagi, Bisnis kuliner rumahan Dapur Cinta mendapat pesanan menu buka puasa Bebek Mangrove varian goreng. Order dari seorang di Bali untuk karyawan di komplek Medayu Selatan, Rungkut, Surabaya.

Seorang pria itu berbudi luhur dengan memesan Bebek Mangrove khusus mengapresiasi karyawan muslim yang menjalankan Rukun Islam ibadah puasa tersebut.

Pasalnya meski jauh tinggal, namun hati dan pikiran terikat, sebab dia termasuk putra salah satu tokoh pendiri perpustakaan legendaris itu.

Sebanyak tujuh nasi bebek goreng dikemas pakai kotak pun siap saji dan makan telah terkirim. Dan harganya pun relatif terjangkau, hanya Rp25 ribu per kotaknya, juga bebas ongkir radius 3 kilometer.

Di lokasi, salah seorang karyawan dengan ramah menyambut dan menerima nasi bebek goreng kemasan kotak tersebut. “Ya kemarin (Rabu) dapat telepon, tanya jumlah karyawan perpustakaan yang di kantor. Baru tahu kalau pesan di sini (Dapur Cinta,red),” katanya.

Tetapi saat di perpustakaan tiba kiriman nasi bebek itu, salah seorang karyawan baru saja keluar kantor. Sehingga kurir berinisiatif untuk mengantar langsung ke rumahnya. Namun sayang ternyata bersangkutan ada acara di Sidoarjo, tidak ada di rumah. Makanya pulang lebih awal begitu jam pulang kerja tiba.

“Iya selama puasa pulang kantor perpustakaan jam 15.30. Maaf silahkan buat mas nya saja, sebab lagi di Sidoarjo, tidak di rumah,” pesannya saat dihubungi kurir.

Lama vakum dan sempat mencapai puncak waktu pandemi dengan bebek bungkus Rp6 ribu. Saat ini, menu Bebek Mangrove kembali hadir berkat permintaan pelanggan lama di masa Ramadan.

“Sempat vakum karena harga bahan naik. Sementara daya beli menurut. Tapi Ramadan ini, ada permintaan pelanggan lama. Alhamdulillah akhirnya kembali aktif dan berjalan,” terang Cinta Amalia selaku owner, terpisah.

Kendati demikian, untuk kisaran harga saat ini tidak ada kenaikan. Mulai harga paket Rp15 ribu dan Rp25 ribu. Sehingga saat ini, termasuk lebih murah dari lonjakan harga nasi bebek di pasaran. “Untuk varian kami juga ada rica-rica, dengan level pedas sesuai selera. Dan bisa juga pesan seekor. Silahkan memesan melalui media ini juga bisa,” tukasnya.

Sebagai informasi tambahan, bagi konsumen yang ingin memesan via online, juga bisa melalui aplikasi Gofood dan Grabfood. Dengan menelusuri tenant, Hilan & Cilea Food. (har)

Dojo Karate Seno Sakti Bagikan 300 Paket Takjil

Dojo Karate
BAKTI SOSIAL: Atlet karate Dojo Seno Sakti membagikan paket takjil kepada para pengguna jalan di Kupang Segunting, Surabaya, Kamis (20/3/2025). (SG/Istimewa)

SURABAYA (SG) – Dojo Karate Seno Sakti membagikan 300 paket takjil dan menu berbuka puasa, Kamis (20/3/2025) di Kupang Segunting, Surabaya.

Puluhan siswa aktif Dojo Karate Seno Sakti bersama wali atlet sangat antusias membagikan paket nasi kotak dan snack itu kepada warga. Serta para pengguna jalan yang melintas di depan tempat latihan.

Menurut Senpai Dwi Sakti Ketua Dojo, bahwa berbagi takjil dan menu berbuka ini untuk umat muslim yang menjalankan ibadah puasa. “Juga untuk memperkuat silaturahmi internal keluarga besar dojo dan warga sekitar,” katanya.

Pantauan di lokasi, para pengguna jalan dan warga sekitar terlihat antusias. Sehingga kurang dari 30 menit, sebanyak 300 paket itu pun ludes diserbu masyarakat.

Suasana pembagian takjil, masih Dwi. “Syukur alhamdulillah dari kohai (istilah adik seperguruan,red) dan wali atlet sangat antusias. Kami selaku pelatih dan pengurus mengucapkan banyak terima kasih. Harapannya semoga ke depannya semakin kompak dan berkembang,” ucapnya.

Lanjut Senpai Dwi, ratusan paket itu merupakan sumbangan sukarela dari wali atlet. Dan dukungan Pembina Dojo Tatag Triwibowo yang juga Direktur Auto Unika.

“Jauh-jauh hari kami buat woro-woro membawa lima takjil. Ternyata orang tua sukarela membawa lebih. Ini luar biasa, ada yang delapan paket bahkan lebih. Akhirnya terkumpul 300-an itu,” terangnya.

Oleh karenanya, ia tak lupa mengucapkan terima kasih kepada segenap wali murid. “Juga kepada pembina, Pak Tatag, yang selalu mendukung kegiatan meningkatkan prestasi atlet. Tidak hanya di acara bagi-bagi takjil ini saja,” ungkap Senpai Dwi.

Di samping itu, dia juga berterima kasih kepada warga sekitar telah menerima keberadaan Dojo Seno Sakti. menurutnya, acara ini bagian timbal balik, ramah tamah kepada masyarakat.

“Ke depannya semoga terjalin sinergi positif dalam rangka mencapai prestasi melalui olahraga karate,” ujarnya.

Terpisah, Tatag Triwibowo sebagai pembina mendukung kegiatan berbagi takjil ini. “Sebab di situ mengajarkan kebaikan. Antara lain sikap empati, dan menumbuhkan kepedulian sosial kepada sesama. Harapannya ini menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya di Dojo Karate Seno Sakti,” tuturnya singkat.

Sebagai informasi tambahan, Dojo Seno Sakti ini termasuk ranting perguruan INKAI. Latihan rutin Selasa dan Kamis malam jam 19.00-21.00 WIB di Balai RW 3 Kupang Segunting 3/14. Khusus Ramadan latihan maju sore hari selepas waktu Ashar.

Tak terasa latihan sudah 1,5 tahun di Kupang Segunting, dan saat ini tercatat 30 kohai yang aktif. Mulai kelompok umur kelas 1 SD sampai kelas 2 SMA. Mereka kebanyakan ikut karate di sini lewat informasi getok tular atau teman ke teman. Juga dari media sosial.

Untuk menjadi anggota Dojo Seno Sakti, calon siswa bisa langsung ke tempat latihan untuk mengisi formulir.

Sementara pelatih ada tiga, yakni Senpai Dwi melatih sabuk putih. Kemudian dua wakilnya, Senpai Indra memegang kumite. Dan Sensei Oki menangani kata. (har)

SSB PSG Siap Kerjasama SD Peserta Sepak Bola Putri MLSC

PSG Soccer School
SEPAK BOLA PUTRI: Salah satu sesi latihan reguler yang terdapat siswa putri di SSB PSG Soccer School di Gununganyar, Minggu pagi. (SG/IST)

SURABAYA (SG) – Dalam rangka turut mendukung bangkitnya sepak bola putri, Sekolah Sepak Bola (SSB) PSG Soccer School siap kerjasama pembinaan khususnya dengan sekolah SD peserta turnamen Milk Life Soccer Challenge (MLSC) di Surabaya.

Hal itu, karena pengurus SSB PSG Soccer School menanggapi masukan dari penyelenggara MLSC. Khususnya Coach Timo Scheunemann di sela pertandingan sepak bola putri antar SD KU-10 dan KU-12 tersebut di Lapangan Bogowonto, Minggu kemarin dulu (23/2/2025).

Menurut Ketua Pelaksana Budi Tanoto, bahwa antusias peserta di Kota Pahlawan termasuk terbesar kedua setelah Kudus. “Semester (seri) pertama tahun ini terdapat 76 SD se-Kota Surabaya dengan total 146 tim,” katanya di Lapangan Brawijaya, Kamis pekan lalu (20/2).

Sementara itu, Head Coach MLSC, Timo Scheunemann menyebut jumlah sekolah yang ikut di Surabaya 2025 ini meningkat. “Begitupun dengan potensi para putri di Kota Pahlawan yang cukup menonjol pada KU-10 tahun,” ungkapnya saat final hari Minggu (23/2), melansir Tribunnews.com.

Menurutnya, hal ini membuktikan sinyal positif yang harus terus dipupuk untuk menjaga pertumbuhan ekosistem dan regenerasi sepak bola putri.

Lebih lanjut, adanya inovasi baru adanya fun competition bertajuk Festival Seneng Soccer yang menyasar KU-8 berjalan selaras. Serta menjadi pondasi yang tepat untuk menjaga mata rantai dan supply pemain KU-10.

“Festival Seneng Soccer itu kan mengenalkan gerakan-gerakan dasar bermain sepak bola. Yang sebenarnya merupakan latihan koordinasi dari teknik, kecepatan dan endurance. Jadi, mereka KU-8 sudah memiliki dasar, dan ketika nanti ikut turnamen di KU-10 sudah tidak kaget. Namun, tentu harus dilatih terus,” tuturnya.

Timo juga mengingatkan para pelatih, agar tidak semata-mata mengejar kemenangan. Tetapi, bagaimana membentuk kemampuan dasar pemain sejak dini.

“Misalnya, pemain itu punya kemampuan sebagai penyerang. Namun, karena pelatih mengejar kemenangan, justru memainkannya bertahan, tidak sesuai posisinya. Tentu ini tidak sesuai pembinaan sepak bola modern,” ujarnya.

Selain itu, juga meminta mengarahkan anak yang punya bakat agar latihan di SSB. “Dia kiper bagus, tapi harus latihan di sekolah sepak bola yang punya pelatih kiper,” ucapnya saat menyaksikan penampilan kiper SDN Rungkut Kidul II.

Terpisah, Program Director MLSC, Teddy Tjahjono mengatakan, animo tinggi dari para peserta. Yang juga selaras dengan kualitas, menjadi angin segar untuk mengembalikan kejayaan sepak bola putri Tanah-air.

Pada penyelenggaraan MLSC di Surabaya tahun lalu, terdapat 631 pemain. Sedangkan kali ini sebanyak 1.476 siswi ikut berpartisipasi. “Kami sangat optimistis tujuan mengembalikan kejayaan sepak bola putri akan tercapai. Karena, ini juga proses yang panjang,” jelasnya.

Menurutnya, talenta-talenta muda dapat memanfaatkan turnamen ini secara maksimal. Sebab kelak akan menjadi pemain timnas kebanggaan. “Kami juga mendorong adik-adik untuk berlatih di SSB. Untuk mempersiapkan diri pada seri berikutnya,” timpalnya.

Pasalnya, MLSC ke depan, lanjut Teddy, akan menyesuaikan dengan kalender akademik. Agar tidak mengganggu proses pembelajaran akademik siswi di sekolah. “Dalam masa penyesuaian ini, akan terus menggelar turnamen sepak bola putri demi memberikan jam terbang bagi para peserta,” tukasnya.

Di sisi lain, Ketua Harian SSB PSG, Harun Effendy, menyatakan siap bekerjasama terutama dengan SD sekitar Gununganyar, Surabaya. “Insyaallah yang namanya kerjasama, pastinya ada poin-poin yang saling mendukung. Apalagi sejauh ini, pada saat latihan SSB juga ada beberapa siswa putri,” katanya.

Tak hanya sepak bola, tetapi di PSG juga ada porsi latihan futsal. Sehingga lengkap sudah termasuk adanya pelatih kiper. “Saya amati nyaris tidak ada SD dari Gununganyar yang ikut MLSC. Semoga ke depan ada setelah bergabung di PSG ini,” tandasnya. (har)

MLSC KU-10

MLSC KU-10 Sepak Bola Putri Surabaya Disebut Timo Menonjol

MLSC KU-10
SEPAK BOLA PUTRI: Coach Timo Scheunemann memantau pertandingan MLSC KU-10 dan KU-12 di Lapangan Bogowonto, Jumat (21/2/2025) pagi. (SG/IST)

SURABAYA (SG) – Tahun kedua turnamen sepak bola putri tingkat SD KU-10 dan KU-12 Milk Life Soccer Challenge (MLSC) 2025 di Surabaya, terjadi peningkatan kuantitas dan kualitas peserta. Hal ini tak lepas dari kontinuitas pembinaan dari penyelenggara.

Seperti hasil dua seri tahun lalu, 14 pemain dari MLSC KU-10 dan KU-12 yang terjaring mendapat pelatihan khusus untuk bertanding ke tingkat nasional di Kudus, Jawa Tengah. Kemudian tahun ini juga terjadwal dua seri. Pertama pekan kemarin, 19-23 Februari 2025, berikutnya Oktober mendatang, mengikuti semester sekolah.

Menurut Ketua Pelaksana Budi Tanoto, bahwa antusias peserta di Kota Pahlawan termasuk terbesar kedua setelah Kudus. “Semester (seri) pertama tahun ini terdapat 76 SD se-Kota Surabaya dengan total 146 tim,” katanya di Lapangan Brawijaya, Kamis (20/2) lalu.

Sementara itu, Head Coach MLSC, Timo Scheunemann menyebut jumlah sekolah yang ikut di Surabaya 2025 ini meningkat. “Begitupun dengan potensi para putri di Kota Pahlawan yang cukup menonjol pada KU-10 tahun,” ungkapnya saat final, Minggu (23/2) kemarin di Lapangan Bogowonto, melansir Tribunnews.com.

Menurutnya, hal ini membuktikan sinyal positif yang harus terus dipupuk untuk menjaga pertumbuhan ekosistem dan regenerasi sepak bola putri.

“Saya melihat kali ini, justru KU-10 sudah memiliki teknik dasar sepak bola yang cukup baik. Selain itu, peserta yang sudah mengikuti turnamen tahun sebelumnya mengalami peningkatan kualitas signifikan. Sementara yang baru ikut, memang belum begitu menonjol. Kami harap di seri mendatang, kualitas mereka semakin merata,” tukas Timo.

Lebih lanjut, adanya inovasi baru adanya fun competition bertajuk Festival Seneng Soccer yang menyasar KU-8 berjalan selaras. Serta menjadi pondasi yang tepat untuk menjaga mata rantai dan supply pemain KU-10.

“Festival Seneng Soccer itu kan mengenalkan gerakan-gerakan dasar bermain sepak bola. Yang sebenarnya merupakan latihan koordinasi dari teknik, kecepatan dan endurance. Jadi, mereka KU-8 sudah memiliki dasar, dan ketika nanti ikut turnamen MLSC di KU-10 sudah tidak kaget. Namun, tentu harus dilatih terus,” tuturnya.

Dua hari sebelumnya, Jumat (21/2) kepada media ini, Timo mengingatkan kepada para pelatih. Agar dalam mengikuti MLSC ini tidak semata-mata mengejar kemenangan. Tetapi, bagaimana membentuk kemampuan dasar pemain sejak dini.

“Misalnya, pemain itu memiliki kemampuan dan potensi sebagai penyerang. Namun, karena pelatih mengejar kemenangan, justru memainkannya menjadi bek, tidak sesuai posisinya. Tentu ini tidak sesuai pembinaan sepak bola modern,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan kepada para pelatih, supaya mengarahkan anak didik yang punya bakat. Untuk juga berlatih di SSB. “Dia kiper bagus, tapi harus latihan di sekolah sepak bola yang punya pelatih kiper,” ucapnya saat menyaksikan penampilan kiper SDN Rungkut Kidul II.

Terpisah, Program Director MLSC, Teddy Tjahjono mengatakan, animo tinggi dari para peserta. Yang juga selaras dengan kualitas, menjadi angin segar untuk mengembalikan kejayaan sepak bola putri Tanah-air.

Pada penyelenggaraan MLSC di Surabaya tahun lalu, terdapat 631 pemain. Sedangkan kali ini sebanyak 1.476 siswi ikut berpartisipasi. “Kami sangat optimistis tujuan mengembalikan kejayaan sepak bola putri akan tercapai. Karena, ini juga proses yang panjang,” jelasnya.

Menurutnya, talenta-talenta muda dapat memanfaatkan turnamen ini secara maksimal. Sebab kelak akan menjadi pemain timnas kebanggaan. “Kami juga mendorong adik-adik untuk berlatih di SSB. Untuk mempersiapkan diri pada seri berikutnya,” timpalnya.

Pasalnya, MLSC ke depan, lanjut Teddy, akan menyesuaikan dengan kalender akademik. Agar tidak mengganggu proses pembelajaran akademik siswi di sekolah. Dan dalam masa penyesuaian ini, akan terus menggelar turnamen sepak bola putri demi memberikan jam terbang bagi para peserta.

“Meski seri selanjutnya di tahun ini mulai terselenggara pada Juni 2025. Kami tetap menggelar turnamen agar para siswi terus berkembang secara kualitas dan jeda turnamen satu dan lainnya tidak terlalu jauh,” tandasnya.

Sebagai informasi, tahun ini MLSC digelar di 10 kabupaten/kota setelah masuknya Bogor dan Malang. Sebelumnya ada delapan daerah. Yakni, Kudus, Semarang Surabaya, Solo, Jogja, Jakarta, Bandung dan Tangerang.

Sementara di Surabaya, ada dua venue pertandingan yang berlangsung tanggal 19-23 Februari kemarin. Yaitu, untuk KU-10 di Lapangan Brawijaya yang berakhir, Sabtu (22/2) lalu. Dan KU-12 di Lapangan Bogowonto, selesai hari Minggu kemarin. Sedangkan pertandingan mulai kickoff jam 7.30 memakai empat lapangan ukuran kecil di setiap venue. Kemudian berakhir pukul 16.00 WIB selama penyisihan grup mulai Rabu hingga Jumat.

Format turnamen dengan 7×7 termasuk kiper. Durasi waktunya 2×10 menit. Aturan lain, apabila terjadi kesalahan lemparan ke dalam, maka boleh mengulang dengan pemain yang sama. Kemudian untuk kartu merah, dapat mengganti pemain lain.

Peraturan lainnya, dapat tercipta gol langsung dari kickoff. Sedang untuk penjaga gawang, saat menguasai bola dalam permainan (hidup), boleh melempar maupun menendangnya. Sementara kalau bola gawang, memulainya sama seperti sepak bola umumnya.

Selain itu, bagi pemain yang sudah digantikan pemain cadangan. Ini boleh bermain kembali mirip futsal. Tetapi bedanya, tetap harus menunggu bola tidak dalam permainan (mati), dan seizin wasit. Catatan lainnya, wajib memainkan semua pemain cadangan di bench.

Diketahui, untuk KU-10, SDN Pacarkeling V sukses mempertahankan gelar usai mengalahkan SDN Kalirungkut I. Sedangkan di KU-12, SDN Kalirungkut I juara lewat drama adu penalti mengalahkan SDN Al Islah Gununganyar. (har)

Berikut hasil babak penyisihan hari Jumat lalu (21/2) di Lapangan 3 Bogowonto :

  1. SD Al Islah 3-0 (1-0) SDN Petemon XIII
  2. SDN Rungkut Kidul II 3-2 (1-0) SDN Sidotopo Wetan IV
  3. SDN Wiyung I 1-2 (0-1) SDN Tanah Kalikedinding V
  4. SDN Pacarkeling V 3-1 (3-0) SDN Banyuurip III
  5. SDN Sidotopo Wetan IV (0-2) 0-3 SD Al Islah
  6. SDN Petemon XIII (0-0) SDN Rungkut Kidul II
  7. SDN Kertajaya IV 0-0 SDN Pacarkembang I
  8. SDN Sidomulyo I 3-2 (0-0) SDN Ngagelrejo I
  9. SDN Kedurus III (0-1) SDN Sawahan IV
  10. SDN Tanah Kalikedinding II 1-0 (1-0) SDN Bulak Rukem I >>> skor berbalik 0-3. Sebab pemain KM dimainkan lagi oleh SDN Tanah Kalikedinding
  11. SDN Ngagelrejo I 1-6 (0-5) SDN Kertajaya IV
  12. SDN Pacarkembang I (1-0) SDN Sidomulyo I