Ketua RT 2 Kecewa Bagan Lapangan Potro Agung Sudah Jadi


SURABAYA (SG) – Insan sepak bola dan warga Rangkah menolak adanya upaya merubah fungsi lapangan sepak bola Potro Agung. Diubah menjadi lapangan cabang olahraga lain, di antaranya voli, basket, mini soccer hingga jogging track.
Saat ditemui di sekitar lapangan, Suraji Ketua RT 3 Rangkah, mengatakan, dia baru tahu adanya rencana pembangunan. Sehingga tidak sempat mendiskusikan dengan masyarakat sekitar.
“Imbas pembangunan bagi masyarakat terdampak itu seperti apa untung ruginya. Kita belum tahu. Karena juga baru tahu rencana pembangunan,” katanya.
Setuju tidaknya pembangunan, sifatnya hanya menyampaikan aspirasi pecinta bola, imbuhnya. “Makanya kami arahkan menemui RW 3, karena kami tidak memahami betul. Singkatnya membantu menyampaikan aspirasi warga keatas,” timpal Suraji.
Sementara pemilik wilayah, yakni Ketua RT 2, Sendang Murtisari membeberkan, bahwa dia menerima undangan Mei lalu ke kantor dispora kali pertama di lantai 2.
“Saya kaget sudah ada bagan gambar waktu di dispora. Sedangkan dari RT 1 sampai 4 tidak ada sosialisasi dari atasan, dari RW, LPMK, maupun kelurahan,” bebernya.
Namun tiba-tiba diundang dispora itu. Di lokasi gedung Siola, juga hadir RW, lurah dan camat. “Itu saya menolak pun tidak bisa. Karena bagan gambarnya sudah jadi. Bilangnya ini usulan masyarakat, tapi masyarakat yang mana,” tanya Murtisari.
Kan enaknya, lanjut Sendang, kalau sosialisasi itu dipanggil dulu di tingkat RT. Ini akan ada renovasi lapangan.
“Secara pribadi, saya tidak setuju. Kalau lapangan bola dialihkan yang lain. Ke cabor basket, voli. Karena lapangan disini (area Surabaya timur) sisa Potro Agung dan Mulyorejo. Terus kita kemana lagi untuk melahirkan bibit pemain bola,” gusarnya.
Menurutnya, Surabaya sepak bola itu lagi booming. Apalagi ini Tambaksari. Dan di Potro Agung sendiri telah melahirkan banyak legenda termasuk Yusuf Ekodono, Jatmiko hingga Andik Vermansyah.
“Tapi saya komplain ke atasan, bilangnya tidak bisa. Karena bagan sudah jadi,” ungkapnya.
Selanjutnya, Sendang Murtisari kembali menerima undangan Selasa kemarin (22/7/2025). Kali ini, dia dapat informasi waktu pelaksanaan awal Agustus ini.
“Mulai pengurukan. Dan Selasa malamnya, pembina SSB dikumpulkan Pak Lurah. Dan tidak bisa berkutik, karena ya itu, bagan sudah jadi,” ujarnya.
Tetapi, Sendang mengetahui, kalau upaya pembangunan bisa saja dibatalkan. Tetapi yang mencabut harus yang punya wilayah, yakni RW 3.
“Tapi Bu RW setuju, alasannya dituntut sama RW lainnya. Nah seharusnya punya prinsip, nggak ya nggak. Walaupun digeruduk RW lain. Mestinya mendengar suara warga,” ketus Sendang.
Sendang mengusulkan, tidak masalah ada renovasi. Tapi tetap lapangan bola. Bukan menjadi lapangan voli, basket dan mini soccer.
Di kesempatan itu, Wahyu Efendi, salah seorang pengurus SSB Evo Potro Agung yang juga Ketua Kartar RT 2 mengaku kecewa adanya rencana merubah fungsi lapangan sepak bola.
Lantas ia menjelaskan, kalau lapangan Potro Agung sangat padat untuk latihan SSB beberapa klub dan sekolah SMP. Selain itu, juga ada jam untuk para pemain old star.
“Kemarin sudah sosialisasi awal, tapi percuma denah sudah jadi. Katanya sembilan RW sudah tandatangan dan warga setuju,” ujarnya
Dia dengan tegas mewakili insan bola dan warga RT 2 menyatakan tidak setuju. “Kalau katanya semua RW setuju, kita malah tidak tahu. Sebenarnya kami tidak keberatan, tapi ya lapangan bola dibangun lapangan, jangan diubah,” tegasnya.
Wahyu juga menyampaikan, jadwal yang memakai lapangan full sepekan. Di antaranya, Senin ekskul SMPN 9. Kemudian Selasa Dwikora Potro Agung anggota PSSI Surabaya, lalu berurutan ada Al Rayyan anggota Persebaya. Terus Evo dan SSB Nasiona.
“Lapangan ini tiap hari dipakai, tidak ada liburnya. Harapan kami, lapangan ini legendaris. Ya kalau pembangunan yang jangan diubah fungsinya,” tukas Wahyu.
Ketua LPMK Rangkah, Santoso, kebetulan juga berada di lokasi menjelaskan, kalau awalnya dua tahun lalu dia menerima usulan warga lewat RW itu. Kemudian diteruskan ke pemkot.
“Usul RW, warga, tokoh masyarakat, juga ada KSH (ibu-ibu kader), karena ada lomba-lomba voli. Akhirnya kita masukan usulan ke Pemkot Surabaya untuk usulan renovasi,” jelasnya.
Kenapa renovasi, juga adanya alasan lapangan berdebu. Sementara di sekitar ada stand food court. “Dalam rapat itu pertama ada pertemuan dengan SSB. Nanti lihat notulen. Waktu itu lurah beda, usulan jalan. Nah tahun ini disetujui pemkot,” tambahnya.
Santoso mengklaim kalau semua RW setuju. Tapi kita tidak menafikan adanya SSB, sehingga juga mengajak rembukan kala itu. “Dan baru-baru ini ternyata disetujui tahun ini. Makanya kita kumpulkan lagi,” katanya.
Terkait wacana membatalkan rencana perubahan alih fungsi lapangan sepak bola. Santoso tidak berani berkomentar. Tapi dia hanya bisa mengusulkan saja. Karena itu wewenang pemkot.
“Nanti disampaikan saat pertemuan. Karena keberatan juga harus kita tampung. Bagaimanapun ini juga warga kami, warga Rangkah. Jadi usulan juga kami sampaikan,” pungkasnya.
Saat berita ini tayang, warga akan bertemu dengan Ketua RW 3 di balai RW. Karena saat ditemui di rumahnya, waktu salat Magrib. Sehingga pertemuan dipending habis Isya’. (har)
Pak tolong jgn tetep jadi lapangan sepak bola besar,mengingat lapangan surabaya sudah hampir punah,demi mengingat anak cucu kita nanti masih bisa bermain sepak bola lapangan besar ,jgn hanya menguntungkan kepentingan pribadi dan golongan
Kebutuhan lapangan sepak bola di Surabaya sangat minim… Apalagi lapangan sepak bola Putro Agung mempunyai nilai sejarah.. Dalam pengembangan sepak bola usia dini… Khusus nya di walayah sekitar lapangan.. Saya berharap lapangan Putro Agung tetap menjadi lapangan sepak bola… Bilaperlu di renovasi menjadi lapangan yg semesti nya…
Anak-anak kami masih membutuhkan lapangan Putro Agung sebagai lapangan sepakbola besar, kami mohon tetap pertahankan fungsi lapangan Putro Agung sebagai lapangan sepakbola besar
Lapangan Putro Agung adalah salah satu dari sekian lapangan yg tersisa utk latihan sepakbola dari mulai anak” sampe dewasa, tolong jangan dialihfungsikan demi keberlangsungan impian anak” kita menjadi pemain sepakbola spt bintang idolanya
lapangan putro agung merupakan lapangan yang bisa mencetak bibit-bibit muda sepak bola surabaya saya sangat menyayangkan jika lapangan tersebut dialihfungsikan menjadi sarana yang lain
1. Lapangan Putro Agung banyak menghasilkan bibit bibit sepak bola nasional
2. Lapangan Putro Agung harus tetap menjadi Lapangan sepak bola
3. Kita dukung apabila di renovasi lebih baik dan kita menolak Keras apabila di alih fungsikan utk lainnya
4. Lapangan Putro Agung banyak membantu warga dalam kegiatan SSB dan para veteran dalam latihan sepak bola
Sangat tidak setuju dan menolak keras apabila lapangan putro agung di alih fungsi bukan lapangan sepak bola
Pertahankan Lapangan sebagai lapangan sepak bola
hal yg patut kita pertahankan ..lapangan legendarus yg tela mencetak ..banyak pemain berbakat jg mengatasi kenakalan remaja dg kegiaatan ..positip jg bs mengangkat bakat bakat..yg terpendam..dari msyarakat sekitar..boleh lha di bangun asal bukan alih fungsi yg bersifat sipihak dan mengejar keuntungan dari padaembina anak 2 berprestasi dan berbakat..dan ali fingsipun hanya lihat lebih banyak lahan cabor..tp yalin secara fungsional akan bantak mubadzir..
Saya warga putro Agung tdk setuju , lapangan sepak bola harus ttp lapangan sepak bola bukan cabang olahraga lain alasannya karena lapangan sudah mengecil masih di perkecil lagi
kalo bisa di perbaiki aj ,pak walikota jangan di ganti dalam bentuk ap pun biarlah lapangan sepakbola ya jadi lapangan sepakbola,itu saja komentar nya,,
sayang sekali kalau lapangan potroagung d alih fungsikan..
mungkin disini ada suatu kualisi yang dapat menguntungkan di tingka RW dan seterusnya…
sama2 olah raga mengapa harus d rubah fungsi meskipun keadaan sekarang masih bisa digunakan buat olah raga voli,jogging trap atau yang lain..
yang penting buat mereka adalah keuntungan sepihak…
meskipun harus mengorbankan keinginan dan cita2 anak2 menjadi pemain sepak bola profesional..