

SURABAYA, PSGunika.Net – Tim futsal Unika FS kembali menelan kekalahan telak 1-9 melawan GGFS pada laga pembuka putaran kedua kompetisi Divisi Utama Liga Futsal AFK Surabaya, Sabtu (13/9/2025) lalu di lapangan Nisrina, Sambikerep.
Namun bedanya kali ini Unika FS sedikit terhibur, karena bisa membobol jala GGFS lewat tembakan bebas ‘geledek’ Kahfi deRossi. Bahkan saking kerasnya tendangan itu kiper hanya bisa melongo, seketip mata bola sudah di dalam gawang.
Walaupun menjadi gol satu-satunya, bagi Unika FS ini menjadi hiburan. Pasalnya putaran pertama lalu skuad Laskar Kalimas dibobol GGFS tujuh kali tanpa balas.
Problemnya masih sama, Unika FS tidak tampil dengan kekuatan terbaik saat bersua GGFS. Penyebabnya, sejumlah pemain kunci memperkuat almamater pada kejuaraan futsal antar sekolah yang lagi marak.
Sedikitnya ada enam pemain baru langsung diturunkan. Tetapi karena belum latihan bersama. Sehingga di lapangan sering timbul miskomunikasi. Maka wajarlah Unika FS menjadi bulan-bulanan lawan yang notabene miniatur tim Porprov Surabaya yang meraih juara di Malang Raya.
Pantauan jalannya pertandingan, Unika FS sebetulnya telah berjuang sekuat tenaga. Namun tercatat hanya empat pemain kunci, yakni Kapten tim Tegar Ridho, Suliwa, Rafi Saifullah dan Kahfi deRossi.
Kehabisan tenaga. Sedangkan lawan berada dalam kondisi top performa. Dengan pemain-pemain pengalaman di futsal. “Kami berharap terus memberikan kejutan seperti putaran pertama. Tapi sebagai pendatang baru masih butuh banyak adaptasi,” terang Harun ofisial Unika FS.
Karena kompetisi telah berjalan. Pihaknya juga tidak bisa serta merta mengganti para pemain. “Ya memang ada yang diganti karena tidak aktif. Dan yang ada masih bingung kegiatan luar. Namanya juga kompetisi amatir. Ke depannya tentu lebih selektif lagi menjaring pemain, agar saat tim butuh, mereka bisa hadir,” ujarnya.
Selanjutnya, dia berharap kepada para pemain yang ada. Untuk komitmen menyelesaikan empat laga tersisa. “Sebetulnya Unika ini dengan liga AFK memberikan wadah kreasi pemain-pemain futsal masa depan ya. Kalau saat pertandingan malah izin, saya yakin tidak akan berkembang secara individu. Sehingga pemandu bakat di Surabaya pun tidak dapat melihat kemampuan mereka,” timpalnya.
Oleh karena itu, pihaknya bakal menjadikan musim ini sebagai evaluasi musim depan.
“Komitmen menjadi PR utama buat pemain yang lolos seleksi nantinya. Sebab buat apa label ‘bintang’. Tapi tidak bisa tampil. Terus bagaimana dia memanfaatkan kesempatan tampil di panggung futsal sebenarnya. Klub memang rugi, tapi sebenarnya ya pemain itu yang paling rugi. Istilahnya Manajer Pak Tatag, wadah ini isok gawe cerito. Maka saya minta semua pihak harus lebih solid menatap laga tersisa,” pungkasnya. (Redaksi)