Tag: Siswa/Pelajar

SSB PSG Gununganyar Pekan Ketiga Idulfitri Tambah Amunisi

SSB PSG Gununganyar
PROGRES: Siswa atlet SSB PSG Gununganyar di pekan ketiga lebaran, Minggu pagi (20/4/2025) kemarin hadir 19 anak. (Foto: HANUM)

SURABAYA (SG) – Memasuki pekan ketiga lebaran Idulfitri, seperti umumnya sekolah sepak bola (SSB), termasuk PSG Gununganyar, juga terdapat siswa atlet yang baru masuk. Serta murid yang non aktif, bahkan pindah klub.

Pemandangan itu, tampak pada latihan reguler SSB PSG Gununganyar, Minggu pagi (20/4/2025) kemarin di kampus Poltekpel. Yang mana, ada dua siswa baru, yakni Rengga posisi pemain dan Obi posisi kiper.

Sebagaimana informasi pekan pertama dan kedua Idulfitri lalu. Terjadi peningkatan kehadiran mulai 7 siswa pekan pertama. Lalu 14 siswa di pekan kedua. Dan kali ini terlihat ada 19 siswa untuk semua kelompok umur hadir latihan.

Namun formasi kehadiran itu, juga berubah. Tiap pekannya, ada yang konsisten hadir, tetapi ada juga yang izin. Sementara lainnya, baru hadir. Selain itu, juga ada dua siswa baru tersebut.

Untuk Rengga anak warga Gununganyar, sekitar lapangan. Sedangkan Obi ini Arek Juwingan, Kecamatan Kertajaya. Keduanya, kelahiran 2013 atau usia 12 tahun. Umur ideal untuk membentuk skill dasar dan kemampuan bermain kolektif sepak bola.

Menurut Coach Agung, Pelatih Kiper, bahwa meski baru bergabung. Tapi Obi mampu menunjukkan keberanian dan power dalam mengantisipasi bola. Tentu berharap bisa konsisten latihan. Kata ibunya, selama ini menjadi penjaga gawang di sekolah dan kampungnya.

“Tidak menyangka dan terharu. Anak saya sekarang bisa gabung klub sepak bola. Semoga ke depannya lebih terarah, tidak lagi bermain sembarang. Karena di sini ada gurunya (pelatih),” ujar Nita, ibunya.

Karena itu, dia bertekad, meski jauh, terus berupaya mengantarkan anaknya ikut setiap sesi latihan di SSB PSG Gununganyar. “Anak saya juga tampak bahagia, semoga nantinya bisa prestasi,” timpal Ibu Rumah Tangga yang juga bekerja ini.

Sementara, untuk Rengga, masih harus belajar lebih rumit. Karena memilih menjadi pemain, di antaranya selain teknik dasar, juga nantinya menemukan karakter bermain, apakah cocok bertahan, penyuplai bola atau menyerang. Namun yang jelas, dia punya modal cinta bermain sepak bola.

“Anak saya ini, senang bermain sepak bola. Sudah lama sekali kepingin ikut klub atau sekolah sepak bola. Alhamdulillah PSG tidak jauh dari rumah,” terang Sugeng, orang tua Rengga, yang juga anggota TNI ini.

Terpisah, Harun Ketua Harian PSG, dia mengatakan bahwa di sekolah sepak bola ini mencatat lebih dari 80-an siswa. Tapi itu fluktuatif soal keaktifan. “Memang itu dinamika wajar. Dari pengalaman, yang aktif dan konsisten, punya kesempatan ke level lebih jauh,” katanya.

Sebagai pengurus, dia tak memungkiri kalau sama kayak lainnya. Ingin terbentuk tim solid sejak dini konsisten berlatih bersama. Tapi kembali lagi, dia yakin hasil seleksi alam itu, nanti akan muncul tim solid.

“Terkadang keaktifan anak-anak, terpengaruh kegiatan sekolah full day. Atau pengaruh bermain seperti game, juga bisa kendala internal keluarga. Macam-macam, tapi itulah seleksi alam. Namun yang jelas, kami punya tanggung jawab untuk memberikan pelatihan terbaik. Misalnya lapangan standar, perlengkapan serta pelatih berlisensi dan pengalaman. Serta point utamanya adalah punya akses mengembangkan kemampuan anak-anak ke depan,” tukasnya.

Oleh karena itu, pihaknya bulan Mei mendatang sudah kembali menggelar latihan tambahan di luar hari Minggu, yakni Jumat sore. “Jadi sepekan dua kali, nanti kalau ada ekstra ya futsal, atau privat bagi yang memang ada waktu di luar sekolah full day. Insyaallah semua kita tampung setiap inchi peningkatan kualitas anak didik,” pungkasnya. (red)

SPMB di Surabaya Prioritaskan Sekolah Lama

SPMB di Surabaya
SPMB: Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi pose bareng siswa-siswi sekolah SD dan SMP di Surabaya. (SG/IST)

SURABAYA (SG) – Pemerintah Kota (Pemkot) menegaskan komitmennya untuk memprioritaskan sekolah-sekolah lama yang sudah berdiri dalam pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), pada tahun ajaran 2025/2026 mendatang. 

Pesan ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kepada Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya. Serta perwakilan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), seusai kegiatan Halal Bihalal, di Balai Kota Surabaya, Rabu (9/4/2025).

“Saya sampaikan ke Dinas Pendidikan dan perwakilan guru MKKS dan K3S. Saya tidak akan membantu sekolah yang baru, tapi yang lama,” tegas Wali Kota Eri.

Lebih lanjut, Wali Kota Eri menyoroti permasalahan kurangnya murid di beberapa sekolah. Ini yang di sebabkan oleh kurangnya kontrol terhadap jarak antar sekolah. 

“Kenapa murid sekolah itu kurang? Karena tidak terkontrol jaraknya antara satu dan lainnya. Memang ada satu wilayah jumlahnya banyak, dan lain-lain. Karena tidak semua izin sekolah di keluarkan oleh Pemkot Surabaya, tapi ada Kementerian Agama atau tempat lainnya,” jelasnya.

Sebagai solusi, Wali Kota Eri menginstruksikan Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya untuk duduk bersama dan mengevaluasi pendirian sekolah baru. 

“Karena itu, saya bilang Dinas Pendidikan dudukan bersama. Kalau ada sekolah baru, jangan mengharapkan bantuan operasional pendidikan daerah (BOPDA), karena nanti sekolah lama bisa habis muridnya pindah ke sekolah baru,” terangnya. 

Ia juga menyoroti pelaksanaan penambahan kelas di sekolah yang justru mengambil murid dari sekolah lain. “Kedua, saya tidak ingin sekolah berdiri kalau sekolah sudah banyak. Ada juga yang sekolah menambah kelas, tapi muridnya ambil dari sekolah sebelah, tidak kami bantu lagi,” imbuhnya.

Strategi ini dilakukan oleh Pemkot Surabaya dalam mendukung pemerataan pendidikan dan keberlangsungan sekolah-sekolah lama yang telah berdiri di tengah dinamika pertumbuhan sekolah baru. Langkah ini di harapkan dapat menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih sehat dan kondusif di Kota Surabaya.

Wali Kota Eri memberikan contoh mengenai situasi sekolah swasta yang berbeda dalam kaitannya dengan BOPDA. Ia menyebutkan bahwa ada sekolah swasta yang memang tidak menerima BOPDA. Di sisi lain, ada pula sekolah swasta yang baru berdiri dan mengalami kesulitan finansial, sehingga mengajukan permintaan bantuan kepada Pemkot Surabaya.

Menanggapi permintaan bantuan dari sekolah swasta yang tidak mampu ini, Wali Kota Eri menyatakan bahwa Pemkot Surabaya akan mempertimbangkan dan mengatur mekanisme pemberian bantuan tersebut lebih lanjut.

“Kalau ada (sekolah) yang tidak mampu, mereka minta di pegang Pemkot Surabaya. Jadi untuk itu, kami akan mengaturnya lagi,” ujar dia.

Meski demikian, Wali Kota Eri berharap dalam momen Lebaran ini dapat menjadi penguat tali silaturahmi dan menghilangkan persaingan yang tidak sehat antar sekolah.

“Sehingga momen Lebaran saling menguatkan dan tali silaturahmi, dan tidak ada persaingan untuk mewujudkan anak-anak memiliki kepribadian kuat,” pungkasnya. (*)

Futsal SD

Futsal SD Main Sepuasnya Rayakan Ultah Bareng Besti

Futsal SD
RAYAIN ULTAH: Siswa SD Kristen Petra 5 Klampis latihan di bawah pengawasan pelatih ekstra futsal PSG di Gununganyar, Senin (3/3/2025) siang. (Foto: Cinta)

SURABAYA (SG) – Sekumpulan siswa SD Kristen Petra 5 Klampis punya cara unik merayakan ultah temannya, Ararya Wistara (10). Yakni dengan bermain futsal sepuasnya, Senin (3/3/2025) siang di Gununganyar, Surabaya.

Hadir dalam pertandingan futsal itu genap 10 anak siswa SD swasta tersebut. Mereka begitu antusias mengikuti sesi materi dari pelatih tamu dari SSB PSG ekstra futsal.

Salah satu poin utama, kesepuluh anak siswa itu hadir lebih awal dari ketentuan jam 14.00 WIB. Namun tidak ada perlengkapan termasuk bola yang dibawa untuk lapangan rumput. Tetapi untungnya latihan futsal di lapangan tempat PSG bermarkas, Poltekpel. Sehingga dapat meminjam bola, cone dan rompi.

Barangkali rata-rata belum mengikuti SSB atau sekolah futsal. Selanjutnya di antara mereka kebanyakan tidak sabar melahap materi dasar. Mulai peregangan, senam hingga latihan kontrol juga operan termasuk dribel.

“Untuk pemanasan tadi, saya kasih materi peregangan sampai senam. Dan terakhir speed. Tapi rupanya mereka kebiasaan game. Jadinya materi dasar kita singkat, sekedar wawasan,” tutur coach yang memimpin.

Begitu sampai sesi game, mereka sangat antusias. Pelatih tak henti-hentinya mengatur cara bermain kolektif saat game itu. Sementara yang ultah, Arya memakai rompi merah.

Awalnya, tim Arya harus kebobolan dahulu. Tetapi mampu membalikkan keadaan menjadi skor akhir 3-5 dengan bermain 3×10 menit. Berikutnya latihan adu penalti, serta penutup cooling down atau pendinginan.

Di sela latihan, tampak para orang tua menyaksikan latihan game dari tribun dan sisi lapangan. Tak dapat memungkiri senyum bahagia terpancar.

Usai latihan, orang tua Arya tampak puas. Sebab acara ada yang mengarahkan. “Sehingga bukan sekedar bermain saja. Ya barangkali nantinya ada yang pengin ikut sekolah bola di PSG ini,” tuturnya.

Sebab Arya juga berencana ikut latihan SSB PSG. “Tapi minat bakat anak saya di futsal. Rencananya saya ajak nonton pas latihan bola. Tapi kalau futsal suka anaknya,” katanya.

Di bagian lain, SSB PSG sejak 15 Februari lalu telah meresmikan ekstra futsal. Sehingga nantinya akan menjadi tantangan, terutama untuk tim senior tergabung dalam Unika Futsal mulai aktif bakal mengikuti kompetisi.

“Intinya kita sudah siap menggelar sekolah futsal,” ujar Harun pengurus harian.

Di kesempatan itu, Arya sendiri yang kelahiran 2 Maret di Surabaya, genap berusia 10 tahun. Harapannya semoga makin sehat bahagia dan pintar di sekolah.

“Iya mereka sahabatan besti kalau ada yang ultah. Ya main futsal. Kali ini kebetulan Arya. Makanya sewa di sini,” sambung orang tuanya. (red)

Digda

Digda Arek Gununganyar Raih Emas Kejurnas Karate INKADO

Digda
JUARA: Digda Yuma Altafi menduduki podium teratas lengkap medali emas Kejurnas Karate INKADO di Jakarta, Jumat (21/2/2025). (SG/IST)

JAKARTA (SG) – Bikin bangga! Arek Gununganyar, Digda Yuma Altafi (16) berhasil meraih medali emas Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Karate INKADO (Indonesia Karate-Do) di Jakarta, Jumat (21/2/2025). Saat final, Siswa SMA Negeri 16 Surabaya ini mengalahkan Nikolas wakil DKI di kelas kata perorangan yunior putra.

Pada final Kejurnas bertajuk INKADO Empowering 2025 itu, Digda sekaligus menebus kekalahan rekannya sesama atlet karate Jatim. Yakni Raihan Ahmad Dary yang tersisih oleh Nikolas wakil DKI tersebut, pada pertandingan kedua di kelas yang sama, kata perorangan yunior putra.

Digda
TC atlet karate INKADO Jatim di Surabaya.

Sementara wakil INKADO Jatim lainnya, Adelya Septa Arumni juga tersisih. Turun di kelas kata perorangan kadet putri, Adelya kalah oleh wakil Sulawesi Selatan, juga di pertandingan kedua.

Dari informasi, peserta kejurnas ini lebih dari 800-an atlet karate dari 25 provinsi di Indonesia. Kegiatan berlangsung pada 18-23 Februari 2025 di Gedung KONI DKI, Gambir, Jakarta Pusat. Dengan mempertandingkan nomor kelas pra usia dini, usia dini, pra pemula, kadet, yunior dan senior.

Senpai Gagas Amukti Nandaka selaku Ketua Kontingen INKADO Jatim mengungkapkan, bahwa persiapan (TC) sebelum pemberangkatan ke DKI mulai awal Januari 2025. “Sebelum bertanding ke Jakarta, kita (INKADO Jatim) ujicoba pada kejuaraan Kemenhan Open di Malang menurunkan delapan atlet. Hasilnya, meraih 1 perak 7 perunggu,” ungkapnya, Minggu (23/2).

Namun, karena adanya keterbatasan dana pada perkembangannya. Sehingga dari puluhan atlet yang ikut TC, akhirnya memutuskan hanya mengirimkan tiga atlet tersebut ke Jakarta. Luar biasa, satu dari mereka. Yakni, Digda Yuma Altafi mampu mengharumkan nama Jawa Timur, bersaing ketat dengan provinsi lain yang mengirimkan puluhan atletnya.

Ia berhasil mencapai puncak dengan meraih medali emas setelah menaklukkan lawan-lawannya. Pertama, Jhago wakil Jabar, lalu yang kedua, Yudha asal Jambi. Lanjut ke babak semifinal, atlet yang juga pernah latihan sepak bola di SSB ini, mengalahkan Indra Geri wakil Gorontalo.

Overall suasana pertandingan seru pecah. Dari 25 provinsi bersaing ketat menampilkan keunggulan teknik dan fisik masing-masing. Dan makin ramai oleh yel-yel pendukung dari atas tribun penonton,” timpal Senpai Gagas.

Terpisah, Firman Syah Ali Ketua Umum Pengprov INKADO Jatim mengatakan, bahwa perguruannya baru bangkit dari perpecahan dan keterpurukan. “Kancho (baca: pendiri/ketua aliran) menunjuk saya untuk memperbaiki INKADO Jawa Timur agar bangkit. Namanya organisasi yang baru sembuh dari sakit, saya bersyukur bisa bersuara di event nasional. Masih bisa merebut medali emas,” katanya.

Karenanya, ia berterima kasih kepada seluruh stakeholder atas prestasi tersebut. Pasalnya, dengan kondisi baru saja bangkit. Maka patut mengapresiasi keberhasilan Jawa Timur mengirimkan kontingen, terlebih mampu meraih medali emas.

“Saya harap ke depannya INKADO Jatim semakin berkibar. Dan mengembalikan marwahnya sebagai bumi kandung INKADO. Karena pendiri INKADO sekaligus FORKI, Prof Raden Baud Abdul Djamil Adikusumo adalah putra asli Jawa Timur,” timpalnya.

Sensei Firman membeberkan, kalau peraih emas itu, merupakan atlet keluarga sabuk hitam. Yang sudah berlatih berbulan-bulan bersama tim pelatih TC yang memimpin Sensei Sjamsul Umur di Dojo Keputih, Surabaya, Jawa Timur.

Selain itu, dia juga aktif berlatih di bawah bimbingan langsung Ketua FORKI Surabaya, Sensei Ozzie.

Di bagian lain, Kukuh selaku orang tua atlet ini mengaku bersyukur atas prestasi putranya. “Sebagai orang tua, tentunya sangat senang dan bangga. Semoga tidak cepat puas saja. Tetap berlatih agar terus berkembang dan meraih prestasi lebih tinggi lagi. Sebab masih banyak kejuaraan besar dan bergengsi di tahun 2025 ini yang sudah menanti,” tuturnya. (har)

Siswi SMA Komplek Raih Emas Karate Internasional di Surabaya

Siswi SMA Komplek
Atlet siswi SMA Komplek (kedua dari kiri), pemenang kejuaraan karate internasional di Kampus Lidah Wetan, Surabaya, Jumat (27/12/2024) lalu. (PG/IST)

SURABAYA, PSGunika.Net – Siswi SMA Komplek membawa harum Kota Pahlawan setelah sukses meraih medali emas Kejuaraan Open Internasional Karate Piala Rektor II, Jumat lalu (27/12/2024) di Unesa Kampus Lidah Wetan, Surabaya, Jawa Timur.

Callysta Almira Cahyati (17), siswi SMA Komplek itu di final mengalahkan karateka tuan rumah, Elvira Putri dengan nilai 22,7. Prestasi ini menjadi kado tutup tahun yang sempurna. Pasalnya, sepanjang 2024, siswa kelas X Smada ini telah meraih banyak medali emas di berbagai ajang.

Ia turun di kelas Kata Perorangan Junior Putri bersama total 18 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Callysta, sapaannya, sejak penyisihan begitu mudah melewati lawan-lawannya.

Performanya bagus mulai pakaian yang dikenakan hingga kerapian sabuknya. Selain itu, dia juga memainkan jurus-jurus dengan fasih, tenang dan bertenaga.

Menurut pelatih pendamping yang minta menyamarkan namanya, sejak awal optimis kalau anak asuhnya bakal tidak menemui kesulitan. “Melihat calon lawan-lawannya, insyaallah bisa menang. Meski ada yang dari luar Jatim. Harus yakin juara,” katanya.

Selanjutnya keesokan harinya, Sabtu (28/12), ia juga berkesempatan ke babak best of the best (BOB) melawan atlet senior. Namun langkahnya terhenti setelah nilainya sama. Tetapi sesuai aturan, usai mengurangi nilai teratas dan terendah, alhasil dewan juri menyatakan kalah.

“Menurut saya kalau di luar negeri bisa dapat nilai tinggi. Bagaimana yel-yel dukungan penonton dengan meneriakkan namanya,” ungkap Sensei Is yang turut menyaksikan pertandingan dari tribun, Kamis (2/1/2025).

Sementara Cahyo, selaku orang tua sempat juga tak habis pikir. “Saya bukan atlet seperti anak saya. Tapi pernah belajar karate,” ucapnya.

Kendati demikian, emas tersebut memantapkan koleksi medali di sepanjang 2024. Sebelumnya, peraih perunggu kejuaraan internasional di Portugal 2023 itu, juga memenangkan seleksi Porprov IX/2025.

Kemudian juara POPDA Jatim mewakili Surabaya. Serta sejumlah event nasional dan internasional yang bisa berlangsung empat kali di Jawa Timur dalam sebulan. “Seperti Piala Gubernur juara satu, juga BOB-nya. Kemudian Piala Panglima juara satu, juga BOB juara satu,” tukas Sensei Is. (Harun)

Siswa PSG Soccer School Kendjiwa Atlet Balap MiniGP 50cc

Siswa PSG Soccer School
Kendjiwa Maharaga, siswa SSB PSG Soccer School juga hobi balapan mini. (PG/IST)

SURABAYA, PSGunika.Net – Selain gemar bermain sepak bola, Kendjiwa Maharaga (7) siswa SSB PSG Soccer School ternyata punya hobi yang memacu adrenalin, yakni balapan motor mini GP 50cc.

Saat di lapangan bola, Kendjiwa yang jago balapan ini, seperti umumnya anak-anak seusianya terkadang manja. Tetapi ketika berpakaian balap, tampilan siswa PSG Soccer School ini bak jawara MotoGP.

Di sepak bola, ia punya postur ideal dan mempunyai naluri cukup baik. “Pernah waktu sesi game, dengan manja sambil memeluk pelatih, berucap lucu, pak capek belum sarapan,” ungkap Coach Harun saat menjadi wasit, Sabtu (28/12/2024).

Menurut orang tuanya, Tommy, kalau di perumahan, Kendjiwa juga suka main bola. Makanya memasukkan SSB PSG karena dekat rumah di Gunung Anyar, Surabaya.

“(Balap) Mini GP 50cc pak. Setiap event balap motor atau road race ada kelas ini dengan maksimal usia 10 tahun. Kelas pembibitan pembalap usia dini,” terang Tommy.

Terbaru, Kendjiwa membalap bulan November kemarin di Sirkuit Gelora Bung Tomo (GBT). “Dengan sepak bola, kami harap bergerak olahraga, agar saat balapan menunjang fisiknya,” timpalnya.

Hal menarik lainnya di PSG ini, juga ada beberapa atlet beladiri. Seperti taekwondo, karate dan pencak silat. Selain itu, siswa putri juga terus bertambah.

“Prestasi timnas sepak bola putri mendorong minat anak-anak yang perempuan khususnya ingin belajar sepak bola,” ungkap Harun.

SSB PSG menggelar latihan rutin hari Minggu pagi di Lapangan Poltekpel, Gununganyar, Surabaya, Jawa Timur. Kemudian tiap Selasa dan Kamis sore di Lapangan Desa Tambak Oso, Waru, Sidoarjo.

“Seumuran Kendjiwa materi bola selain teknik dasar sepak bola, juga lebih banyak fun games. Supaya menanam kecintaan dulu,” timpal Harun.

Ia menambahkan, dari sisi anggota dalam grup setidaknya ada 50-an siswa lebih. Mulai usia 6 tahun sampai 17. “Kalau anggota grup WA ada 84 orang. Harapan kami selaku pembina banyak yang aktif. Apalagi sepak bola kita lagi maju-majunya,” tukasnya.

Dan saat ini secara tim sudah terbentuk KU 6-9 tahun dan 10-12 tahun. Serta KU-13 hingga 17 tahun. “Semoga PSG terus berkembang. Dan juga bermanfaat bagi warga Surabaya dan sekitarnya,” imbuhnya. (Redaksi)

PSG Soccer School Kedatangan Siswa Baru 3 Putri dan 1 Putra

PSG Soccer School
Siswa baru SSB PSG Soccer School ada tiga putri dan satu putra tampak ikut latihan, Minggu (15/12/2024) pagi di Lapangan Poltekpel, Gununganyar, Surabaya. (PG/IST)

SURABAYA, Psgunika.net – Sekolah sepak bola SSB PSG Soccer School kedatangan siswa baru 3 putri dan 1 putra, Minggu (15/12/2024) pagi di Lapangan Poltekpel, Gununganyar, Surabaya, Jawa Timur. Mereka adalah Amel, Andin dan Riyanti. Serta Racing.

Ketiga siswa putri dan satu putra tersebut langsung bergabung dan ikut latihan teknik dasar sepak bola bareng PSG Soccer School. Di bawah arahan asisten pelatih Kaka de Simic dengan materi dasar, cara mengoper, kontrol dan menendang.

SSB berjuluk Lava Pijar itu menggelar latihan rutin setiap Minggu pagi, juga Selasa dan Kamis sore. Namun pagi ini sebagian siswa keluar mengikuti turnamen. Dan sebagian lagi izin sakit, serta keperluan keluarga.

Kendati demikian hal itu tidak mengurangi semangat berlatih meski yang datang ke lapangan hanya 12 siswa. Utamanya saat sesi game mereka begitu riang gembira.

Tiga siswa putri tersebut sebenarnya sudah sering datang mengamati latihan maupun saat turun di turnamen. Tetapi baru kali ini berani turun lapangan.

Kemampuan dan keberanian mereka baik yang putra dan putri tampak saat sesi game. Di mana yang putri tidak keder saat duel satu lawan satu, sehingga skor akhir permainan 6-6. Sungguh seru. Sedangkan yang putra juga tidak canggung dengan berani mendribel bola dan kerja sama.

“Kalau putra itu namanya Racing, tahu PSG dari teman sekolahnya. Sedangkan yang tiga putri ini saudaranya sudah ikut latihan. Terus minat juga, apalagi timnas Indonesia juara Piala AFF yang putri. Tentu jadi motivasi siswa putri, kini juga tidak malu-malu berbaur yang putra,” terang Harun Pembina SSB yang orang lebih mengenal PSG Unika ini.

Di posisi pelatih juga memiliki pengalaman menelorkan pemain muda bertalenta, termasuk jago gocek dan fisik. Terbukti perkembangan pesat lewat sparing dan turnamen. Selain itu juga punya pelatih kiper handal.

“Terbilang baru, anak-anak PSG ya, tapi untuk progres bisa terlihat saat game. Sangat kompetitif dan jago speed dribel. Tergantung juga penangkapan materi tiap siswa, apakah rajin mengulang kala di rumah. Contohnya yang KU-13 kemarin, di luar dugaan bisa menahan imbang tim-tim yang dah punya nama, kayak Rungkut FC, Semut Hitam dan PSAD,” terangnya.

Sambung Harun, bahwa hal itu bukti, kalau model latihan SSB di bawah payung PT PSG Klik Nine Soccer ini tidak asal. Dengan pelatih berlisensi, juga ada wasit berlisensi, yang mentransfer wawasan sepak bola dengan baik dan benar.

“Bersyukur lagi, lapangan yang kita gunakan berukuran standar nasional, bagus dan relatif rata. Insyaallah yakin ke depannya muncul talenta. Sebab sejak dini membiasakan standar latihan,” tukasnya. (red)

Callysta Juara Karate Putri

Callysta Juara Karate Putri 2024 Ingin Bela Kota Surabaya

Callysta Juara Karate Putri
Callysta Almira Cahyati (kiri) bersama kedua orang tuanya, juga Sensei Iskandar, Kamis (5/12/2024) di Exelso MERR Rungkut, Surabaya. (Dok/HARUN)

PSGunika.Net – Kota Surabaya dan Jawa Timur (Jatim) patut bangga menjadi gudangnya atlet. Salah satunya atlet juara karate putri, Callysta Almira Cahyati (17) sedang naik daun berkat prestasi yang ia torehkan sejak di bangku SD lewat ajang O2SN di nomor spesialis kata perorangan putri.

Tahun 2019, siswi kelas X SMA Negeri 2 Surabaya ini mewakili Indonesia di Belgia. Callysta turun di kategori di bawah 12 tahun (SD). Menurut Sensei Iskandar, pelatih saat ini, mengatakan, bahwa anak didiknya mewakili Indonesia waktu itu. Karena Callysta juara karate putri nasional O2SN tingkat SD.

Selanjutnya atlet binaan Perguruan Shiroite ini lagi-lagi tampil konsisten. Kelas IX SMP Negeri 1 Surabaya, ia kembali mewakili Indonesia berkat juara O2SN tingkat SMP. Kali ini, pasca pandemi terbang ke Portugal, luar biasa Callysta meraih medali perunggu. Sehingga terjadi lompatan prestasi di ajang internasional MIKO 2023 kelas Kata Perorangan Putri Kadet U-16 itu.

“Pada saat di Portugal itu, di babak awal Callysta mengalahkan usia kadet juara dunia dari Portugal. Mengalahkan juara kadet WKF putri 14-15 tahun. Nah WKF ini event resmi kejuaraan karate tingkat dunia antar benua,” kata Sensei Iskandar, Kamis (5/12/2024) di Exelso MERR Rungkut, Surabaya, Jawa Timur.

Setibanya di Tanah air, kabarnya Callysta juga mendapat sambutan dengan tampil di podcast Kementerian Olahraga waktu itu. 

Selanjutnya, menapaki 2024, sepak terjang Callysta kian meroket. Pasalnya, sejumlah prestasi terus ia torehkan di berbagai event, secara konsisten meraih podium tertinggi.

Di antaranya, lanjut Iskandar, pada seleksi Poprov IX/2025, September lalu, Callysta menjadi yang terbaik. Hanya, statusnya sebatas atlet pendamping. Kalau jadi digelar, rencananya masih ada seleksi akhir, Januari 2025 nanti. “Kalau bisa, pemenangnya bukan sekedar pendamping saja, tapi bisa masuk TC,” usulnya.

Menurutnya, tolok ukur seorang atlet itu bisa terlihat pada ajang ‘plat merah’. Misalnya ajang Kejurda FORKI Jatim. “Itu bagi saya termasuk tim talent scouting adalah tempat seleksi atlet. Semua atlet harus tampil.”

“Dan pada saat Kejurda Jatim di Malang itu, Callysta juara. Berikutnya kembali meraih emas pada seleksi di Surabaya hingga gelaran POPDA Jatim di Bangkalan,” terangnya.

Tak hanya itu, Callysta juga selalu turun pada ajang open turnamen berlabel nasional maupun internasional di Jawa Timur. Di antaranya open tournament di Malang dan Koarmada di Surabaya. “Hasilnya juara di yunior kelasnya. Kemudian melaju best of the best (BOB) lawan senior juga menang,” ungkapnya.

Selain itu, sambung Iskandar, pada kejuaraan Piala Gubernur Jatim di GOR Pancasila, Callysta juara satu, juga BOB-nya juara satu. Kemudian Piala Panglima juara satu, juga BOB juara satu di GOR Unesa.

Tak kalah mentereng, masih Sensei Iskandar, pada Kejurnas 2024 PB FORKI Pusat di Tangerang, Banten, Callysta mengejutkan dengan bercokol sebagai finalis. “Kabarnya yang juara dan peraih perunggu masuk seleknas, kami tidak tahu kenapa, Callysta yang juara dua, tidak menerima panggilan,” tukasnya.

Sasaran berikutnya, akhir Desember tanggal 26-29, Callysta sudah mendaftar event internasional Piala Rektor Unesa. “Atlet turun di kejuaraan untuk memperkokoh dirinya. Semakin banyak jam terbang, maka dia semakin panas,” tutur Sensei Iskandar.

Ia juga membeberkan adanya daerah lain di Jawa Timur, dan luar Jawa yang kepincut mewadahi skill Callysta. Untuk tampil di Porprov, bahkan PON.

Iskandar tak menampik adanya tawaran beregu. Tapi itu bukan spesialisasinya. “Karena setelannya perorangan. Tapi kalau buntu, ‘tercekal’ aturan cabor. Maka dengan segala hormat, sebagai pelatih menyarankan orang tua Callysta untuk mempertimbangkan daerah lain,” ujarnya.

Tetapi dilematis, karena tawaran daerah lain itu berlaku Desember ini. “Sedangkan seleksi akhir kalau jadi, itu masih Januari 2025,” ucapnya.

Pada kesempatan itu, Cahyo Kuncoro orang tua Callysta mengatakan, bahwa putrinya secara keseluruhan atlet karate. Sebagai orang tua penginnya menjadi atlet yang baik. Bisa memberikan nilai untuk daerahnya maupun nasional, bahkan internasional.

“Keinginan kami dan antusias Callysta ini bisa membela tempat kelahirannya. Apalagi prestasinya selama ini menunjang bakatnya untuk menjadi atlet berkualitas,” katanya.

Terlebih lagi, imbuh Cahyo, saat seleksi Poprov mampu menampilkan performa terbaik. Maka sudah menjadi hak seorang atlet, bisa membawa nama daerahnya.

Dalam kesempatan itu, Callysta mengaku, memang sedari awal menyatakan keinginannya tampil di Porprov. Tidak hanya seleksi di kota saja. Tetapi ke depannya juga bisa mewakili Provinsi Jawa Timur di ajang PON.

“Pola latihan seperti biasa. Terutama menjelang pertandingan, juga setiap hari latihannya. Kalau latihan sama Sensei Ana, Sensei Kevin, juga Sensei Is,” katanya.

Ia juga mengaku hatinya tetap di Surabaya. Tetapi sebagai atlet, juga harus profesional, ketika ‘terpaksa’ membela daerah lain, harus siap.

“Yang ingin saya katakan, saya ingin membela Kota Surabaya. Jadi kalau ada peluang lewat seleksi juga siap,” pungkasnya. (har)

Siswa SSB PSG Unika Muhammad Aufar Berangsur Pulih

Siswa SSB PSG Unika
PULIH: Kondisi Muhammad Aufar Abbiyu Harmoko (tengah) siswa SSB PSG Unika Soccer School saat dikunjungi, Minggu (17/11/2024) siang di rumahnya, Surabaya. (SG/HANUM)

SURABAYA, PSGunika.Net – Pengurus Harian SSB PSG Unika Soccer School berkenan membesuk salah seorang siswa, Muhammad Aufar Abbiyu Harmoko, Minggu siang (17/11/2024) di rumahnya, area Kebun Raya Mangrove Gununganyar, Surabaya, Jawa Timur.

Diketahui, Muhammad Aufar, siswa SSB PSG Unika Soccer School itu, sempat mengalami panas tinggi saat ikut bertanding di markas SSB 26 FC di Janti, Waru, Sidoarjo, pekan lalu (10/11).

Namun karena suhu tubuhnya yang tidak stabil, pihak keluarga memutuskan untuk memberikan perawatan di RS Bhayangkara Surabaya. Menurut keterangan orang tuanya, Aufar terkena penyakit tifus.

“Alhamdulillah masih belum pulih benar. Tapi kami izin pihak RS untuk rawat jalan. Insyaallah Senin melakukan kontrol,” ungkapnya ibunya kepada Harun Effendy, Pengurus Harian SSB PSG Unika Soccer School.

Meskipun belum benar-benar fit, Aufar sempat merengek ikut latihan rutin Minggu pagi di Lapangan Poltekpel, Gununganyar, Surabaya. Alasannya, sang kakak, Ridho hendak berangkat latihan. Namun, beruntung kakaknya mau mengalah dengan tidak berangkat latihan.

Dalam kesempatan itu, Harun membesuk bersama beberapa perwakilan SSB. “Alhamdulillah kalau melihat kondisinya tampak lebih cerah. Masa pemulihan, harus banyak istirahat dulu. Juga konsumsi buah-buahan tertentu, seperti apel, pear, buah naga hingga pepaya. Serta jangan lupa makan teratur. Dan ke depannya betul-betul menjaga kesehatan. Tidak memforsir,” tuturnya.

Harun mengaku, kalau Aufar ini salah satu siswa di SSB yang juga punya potensi. Karena memiliki kepercayaan diri, juga keberanian berebut bola di KU-nya 10 tahun.

Tak lupa, Harun selaku pengurus, juga mewakili teman-teman di SSB PSG, berharap dan berdoa agar Aufar bisa segera pulih. “Tapi ada syaratnya, harus benar-benar pulih, jadi sementara banyak beristirahat,” terangnya. (Hanum Mafrudho)

Balap Sepeda Kota Mojokerto Putri Raih Emas Pertama POPDA XIV

Balap Sepeda Kota Mojokerto
BALAP SEPEDA: Atlet putri Kota Mojokerto, Mila Safa Fidela meraih medali emas POPDA Jatim di Bangkalan, Kamis (7/11/2024) kemarin. (SG/IST)

BANGKALAN, PSGunika.Net – Atlet putri cabang olahraga balap sepeda Kota Mojokerto, Mila Safa Fidela, sukses meraih medali emas pada nomor Individual Road Race (IRR) dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) XIV Jawa Timur 2024 yang berlangsung di Kabupaten Bangkalan pada Kamis (7/11). Emas ini sekaligus menjadi emas pertama untuk Kota Mojokerto dalam ajang olahraga dua tahunan yang digelar oleh Pemprov Jatim ini. 

Pada nomor ini Dela berhasil menang setelah menempuh jarak 26, 4 Km dalam waktu 43 menit 19 detik, mengungguli pesaingnya dari Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Probolinggo. 

Selain medali emas dari cabor balap sepeda, sebelumnya Kota Mojokerto juga telah meraih 1 medali perak dari cabor pencak silat yang berhasil dimenangkan oleh Aldi Rahmatullah medali perunggu yang diperoleh Satria Pancabudi Putra Widiansyah dari cabor dancesport, Tifanny Dwi Candaharu dari cabor petanque, Ryan Daniswara dari cabor panjat tebing.  

Pada Kamis (7/11) kemarin, sebuah perunggu juga berhasil diperoleh tim sepak takraw putri yang terdiri dari Octa widya Yulianti, Carina Amalia Candoko dan Nur Fadzila Ningsih. Dengan Raihan 1 emas, 1 perak dan 4 perunggu menjadikan Kota Mojokerto berada pada posisi ke-25 dalam POPDA XIV kali ini. 

Atas capaian tersebut Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto menyampaikan ucapan selamat dan rasa bangganya kepada para atlet yang telah berjuang dalam event ini. 

“Selamat untuk para juara, tetap semangat dan jangan lengah dengan kemenangan yang telah diraih,” ucapnya pada Jumat (8/11).  

Sosok yang akrab disapa Mas Pj ini juga berharap keberhasilan para pelajar yang berlaga dalam POPDA XIV dan PEPARPEDA II kali ini akan menjadi motivasi bagi para pelajar lainnya di Kota Mojokerto untuk terus berlatih dan mengembangkan kemampuan mereka dalam bidang olahraga. 

Dalam ajang bergengsi se-Jawa Timur ini, Kota Mojokerto mengirimkan sebanyak 30 atlet yang berlaga di 15 cabor dalam POPDA dan 15 atlet pada 4 cabor untuk PEPARPEDA. (*)