Tag: Sepak Bola Wanita

SSB PSG Siap Kerjasama SD Peserta Sepak Bola Putri MLSC

PSG Soccer School
SEPAK BOLA PUTRI: Salah satu sesi latihan reguler yang terdapat siswa putri di SSB PSG Soccer School di Gununganyar, Minggu pagi. (SG/IST)

SURABAYA (SG) – Dalam rangka turut mendukung bangkitnya sepak bola putri, Sekolah Sepak Bola (SSB) PSG Soccer School siap kerjasama pembinaan khususnya dengan sekolah SD peserta turnamen Milk Life Soccer Challenge (MLSC) di Surabaya.

Hal itu, karena pengurus SSB PSG Soccer School menanggapi masukan dari penyelenggara MLSC. Khususnya Coach Timo Scheunemann di sela pertandingan sepak bola putri antar SD KU-10 dan KU-12 tersebut di Lapangan Bogowonto, Minggu kemarin dulu (23/2/2025).

Menurut Ketua Pelaksana Budi Tanoto, bahwa antusias peserta di Kota Pahlawan termasuk terbesar kedua setelah Kudus. “Semester (seri) pertama tahun ini terdapat 76 SD se-Kota Surabaya dengan total 146 tim,” katanya di Lapangan Brawijaya, Kamis pekan lalu (20/2).

Sementara itu, Head Coach MLSC, Timo Scheunemann menyebut jumlah sekolah yang ikut di Surabaya 2025 ini meningkat. “Begitupun dengan potensi para putri di Kota Pahlawan yang cukup menonjol pada KU-10 tahun,” ungkapnya saat final hari Minggu (23/2), melansir Tribunnews.com.

Menurutnya, hal ini membuktikan sinyal positif yang harus terus dipupuk untuk menjaga pertumbuhan ekosistem dan regenerasi sepak bola putri.

Lebih lanjut, adanya inovasi baru adanya fun competition bertajuk Festival Seneng Soccer yang menyasar KU-8 berjalan selaras. Serta menjadi pondasi yang tepat untuk menjaga mata rantai dan supply pemain KU-10.

“Festival Seneng Soccer itu kan mengenalkan gerakan-gerakan dasar bermain sepak bola. Yang sebenarnya merupakan latihan koordinasi dari teknik, kecepatan dan endurance. Jadi, mereka KU-8 sudah memiliki dasar, dan ketika nanti ikut turnamen di KU-10 sudah tidak kaget. Namun, tentu harus dilatih terus,” tuturnya.

Timo juga mengingatkan para pelatih, agar tidak semata-mata mengejar kemenangan. Tetapi, bagaimana membentuk kemampuan dasar pemain sejak dini.

“Misalnya, pemain itu punya kemampuan sebagai penyerang. Namun, karena pelatih mengejar kemenangan, justru memainkannya bertahan, tidak sesuai posisinya. Tentu ini tidak sesuai pembinaan sepak bola modern,” ujarnya.

Selain itu, juga meminta mengarahkan anak yang punya bakat agar latihan di SSB. “Dia kiper bagus, tapi harus latihan di sekolah sepak bola yang punya pelatih kiper,” ucapnya saat menyaksikan penampilan kiper SDN Rungkut Kidul II.

Terpisah, Program Director MLSC, Teddy Tjahjono mengatakan, animo tinggi dari para peserta. Yang juga selaras dengan kualitas, menjadi angin segar untuk mengembalikan kejayaan sepak bola putri Tanah-air.

Pada penyelenggaraan MLSC di Surabaya tahun lalu, terdapat 631 pemain. Sedangkan kali ini sebanyak 1.476 siswi ikut berpartisipasi. “Kami sangat optimistis tujuan mengembalikan kejayaan sepak bola putri akan tercapai. Karena, ini juga proses yang panjang,” jelasnya.

Menurutnya, talenta-talenta muda dapat memanfaatkan turnamen ini secara maksimal. Sebab kelak akan menjadi pemain timnas kebanggaan. “Kami juga mendorong adik-adik untuk berlatih di SSB. Untuk mempersiapkan diri pada seri berikutnya,” timpalnya.

Pasalnya, MLSC ke depan, lanjut Teddy, akan menyesuaikan dengan kalender akademik. Agar tidak mengganggu proses pembelajaran akademik siswi di sekolah. “Dalam masa penyesuaian ini, akan terus menggelar turnamen sepak bola putri demi memberikan jam terbang bagi para peserta,” tukasnya.

Di sisi lain, Ketua Harian SSB PSG, Harun Effendy, menyatakan siap bekerjasama terutama dengan SD sekitar Gununganyar, Surabaya. “Insyaallah yang namanya kerjasama, pastinya ada poin-poin yang saling mendukung. Apalagi sejauh ini, pada saat latihan SSB juga ada beberapa siswa putri,” katanya.

Tak hanya sepak bola, tetapi di PSG juga ada porsi latihan futsal. Sehingga lengkap sudah termasuk adanya pelatih kiper. “Saya amati nyaris tidak ada SD dari Gununganyar yang ikut MLSC. Semoga ke depan ada setelah bergabung di PSG ini,” tandasnya. (har)

MLSC KU-10

MLSC KU-10 Sepak Bola Putri Surabaya Disebut Timo Menonjol

MLSC KU-10
SEPAK BOLA PUTRI: Coach Timo Scheunemann memantau pertandingan MLSC KU-10 dan KU-12 di Lapangan Bogowonto, Jumat (21/2/2025) pagi. (SG/IST)

SURABAYA (SG) – Tahun kedua turnamen sepak bola putri tingkat SD KU-10 dan KU-12 Milk Life Soccer Challenge (MLSC) 2025 di Surabaya, terjadi peningkatan kuantitas dan kualitas peserta. Hal ini tak lepas dari kontinuitas pembinaan dari penyelenggara.

Seperti hasil dua seri tahun lalu, 14 pemain dari MLSC KU-10 dan KU-12 yang terjaring mendapat pelatihan khusus untuk bertanding ke tingkat nasional di Kudus, Jawa Tengah. Kemudian tahun ini juga terjadwal dua seri. Pertama pekan kemarin, 19-23 Februari 2025, berikutnya Oktober mendatang, mengikuti semester sekolah.

Menurut Ketua Pelaksana Budi Tanoto, bahwa antusias peserta di Kota Pahlawan termasuk terbesar kedua setelah Kudus. “Semester (seri) pertama tahun ini terdapat 76 SD se-Kota Surabaya dengan total 146 tim,” katanya di Lapangan Brawijaya, Kamis (20/2) lalu.

Sementara itu, Head Coach MLSC, Timo Scheunemann menyebut jumlah sekolah yang ikut di Surabaya 2025 ini meningkat. “Begitupun dengan potensi para putri di Kota Pahlawan yang cukup menonjol pada KU-10 tahun,” ungkapnya saat final, Minggu (23/2) kemarin di Lapangan Bogowonto, melansir Tribunnews.com.

Menurutnya, hal ini membuktikan sinyal positif yang harus terus dipupuk untuk menjaga pertumbuhan ekosistem dan regenerasi sepak bola putri.

“Saya melihat kali ini, justru KU-10 sudah memiliki teknik dasar sepak bola yang cukup baik. Selain itu, peserta yang sudah mengikuti turnamen tahun sebelumnya mengalami peningkatan kualitas signifikan. Sementara yang baru ikut, memang belum begitu menonjol. Kami harap di seri mendatang, kualitas mereka semakin merata,” tukas Timo.

Lebih lanjut, adanya inovasi baru adanya fun competition bertajuk Festival Seneng Soccer yang menyasar KU-8 berjalan selaras. Serta menjadi pondasi yang tepat untuk menjaga mata rantai dan supply pemain KU-10.

“Festival Seneng Soccer itu kan mengenalkan gerakan-gerakan dasar bermain sepak bola. Yang sebenarnya merupakan latihan koordinasi dari teknik, kecepatan dan endurance. Jadi, mereka KU-8 sudah memiliki dasar, dan ketika nanti ikut turnamen MLSC di KU-10 sudah tidak kaget. Namun, tentu harus dilatih terus,” tuturnya.

Dua hari sebelumnya, Jumat (21/2) kepada media ini, Timo mengingatkan kepada para pelatih. Agar dalam mengikuti MLSC ini tidak semata-mata mengejar kemenangan. Tetapi, bagaimana membentuk kemampuan dasar pemain sejak dini.

“Misalnya, pemain itu memiliki kemampuan dan potensi sebagai penyerang. Namun, karena pelatih mengejar kemenangan, justru memainkannya menjadi bek, tidak sesuai posisinya. Tentu ini tidak sesuai pembinaan sepak bola modern,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan kepada para pelatih, supaya mengarahkan anak didik yang punya bakat. Untuk juga berlatih di SSB. “Dia kiper bagus, tapi harus latihan di sekolah sepak bola yang punya pelatih kiper,” ucapnya saat menyaksikan penampilan kiper SDN Rungkut Kidul II.

Terpisah, Program Director MLSC, Teddy Tjahjono mengatakan, animo tinggi dari para peserta. Yang juga selaras dengan kualitas, menjadi angin segar untuk mengembalikan kejayaan sepak bola putri Tanah-air.

Pada penyelenggaraan MLSC di Surabaya tahun lalu, terdapat 631 pemain. Sedangkan kali ini sebanyak 1.476 siswi ikut berpartisipasi. “Kami sangat optimistis tujuan mengembalikan kejayaan sepak bola putri akan tercapai. Karena, ini juga proses yang panjang,” jelasnya.

Menurutnya, talenta-talenta muda dapat memanfaatkan turnamen ini secara maksimal. Sebab kelak akan menjadi pemain timnas kebanggaan. “Kami juga mendorong adik-adik untuk berlatih di SSB. Untuk mempersiapkan diri pada seri berikutnya,” timpalnya.

Pasalnya, MLSC ke depan, lanjut Teddy, akan menyesuaikan dengan kalender akademik. Agar tidak mengganggu proses pembelajaran akademik siswi di sekolah. Dan dalam masa penyesuaian ini, akan terus menggelar turnamen sepak bola putri demi memberikan jam terbang bagi para peserta.

“Meski seri selanjutnya di tahun ini mulai terselenggara pada Juni 2025. Kami tetap menggelar turnamen agar para siswi terus berkembang secara kualitas dan jeda turnamen satu dan lainnya tidak terlalu jauh,” tandasnya.

Sebagai informasi, tahun ini MLSC digelar di 10 kabupaten/kota setelah masuknya Bogor dan Malang. Sebelumnya ada delapan daerah. Yakni, Kudus, Semarang Surabaya, Solo, Jogja, Jakarta, Bandung dan Tangerang.

Sementara di Surabaya, ada dua venue pertandingan yang berlangsung tanggal 19-23 Februari kemarin. Yaitu, untuk KU-10 di Lapangan Brawijaya yang berakhir, Sabtu (22/2) lalu. Dan KU-12 di Lapangan Bogowonto, selesai hari Minggu kemarin. Sedangkan pertandingan mulai kickoff jam 7.30 memakai empat lapangan ukuran kecil di setiap venue. Kemudian berakhir pukul 16.00 WIB selama penyisihan grup mulai Rabu hingga Jumat.

Format turnamen dengan 7×7 termasuk kiper. Durasi waktunya 2×10 menit. Aturan lain, apabila terjadi kesalahan lemparan ke dalam, maka boleh mengulang dengan pemain yang sama. Kemudian untuk kartu merah, dapat mengganti pemain lain.

Peraturan lainnya, dapat tercipta gol langsung dari kickoff. Sedang untuk penjaga gawang, saat menguasai bola dalam permainan (hidup), boleh melempar maupun menendangnya. Sementara kalau bola gawang, memulainya sama seperti sepak bola umumnya.

Selain itu, bagi pemain yang sudah digantikan pemain cadangan. Ini boleh bermain kembali mirip futsal. Tetapi bedanya, tetap harus menunggu bola tidak dalam permainan (mati), dan seizin wasit. Catatan lainnya, wajib memainkan semua pemain cadangan di bench.

Diketahui, untuk KU-10, SDN Pacarkeling V sukses mempertahankan gelar usai mengalahkan SDN Kalirungkut I. Sedangkan di KU-12, SDN Kalirungkut I juara lewat drama adu penalti mengalahkan SDN Al Islah Gununganyar. (har)

Berikut hasil babak penyisihan hari Jumat lalu (21/2) di Lapangan 3 Bogowonto :

  1. SD Al Islah 3-0 (1-0) SDN Petemon XIII
  2. SDN Rungkut Kidul II 3-2 (1-0) SDN Sidotopo Wetan IV
  3. SDN Wiyung I 1-2 (0-1) SDN Tanah Kalikedinding V
  4. SDN Pacarkeling V 3-1 (3-0) SDN Banyuurip III
  5. SDN Sidotopo Wetan IV (0-2) 0-3 SD Al Islah
  6. SDN Petemon XIII (0-0) SDN Rungkut Kidul II
  7. SDN Kertajaya IV 0-0 SDN Pacarkembang I
  8. SDN Sidomulyo I 3-2 (0-0) SDN Ngagelrejo I
  9. SDN Kedurus III (0-1) SDN Sawahan IV
  10. SDN Tanah Kalikedinding II 1-0 (1-0) SDN Bulak Rukem I >>> skor berbalik 0-3. Sebab pemain KM dimainkan lagi oleh SDN Tanah Kalikedinding
  11. SDN Ngagelrejo I 1-6 (0-5) SDN Kertajaya IV
  12. SDN Pacarkembang I (1-0) SDN Sidomulyo I
MLSC

MLSC 2025 Sedot Animo Peserta Bangkitkan Asa Sepak Bola Putri

MLSC
TELAK: Budi Tanoto bersama perangkat pertandingan saat menyaksikan laga MLSC, antara SDN Kalirungkut I (kuning) melawan SDN Klampis Ngasem I, Kamis (20/2/2025) di Lapangan Brawijaya. (SG/IST)

SURABAYA (SG) – Perhelatan akbar turnamen sepak bola putri Milk Life Soccer Challenge (MLSC) antar sekolah dasar (SD) Zona Kota Surabaya telah berakhir, Minggu (23/2/2025) kemarin di Lapangan Bogowonto.

Menapaki tahun kedua di Kota Pahlawan, turnamen MLSC ini makin menyedot animo dengan jumlah peserta yang terus meningkat. Yakni, di semester pertama tahun ini terdapat 76 SD se-Kota Surabaya dengan total 146 tim.

Kemudian secara nasional, tahun ini MLSC, juga ada tambahan dua zona. Yaitu, Malang dan Bogor. Hal ini menambah tempat bertanding 8 kabupaten/kota di Pulau Jawa tahun 2024 lalu. Yakni, Yakni Kudus, Semarang Surabaya, Solo, Jogja, Jakarta, Bandung dan Tangerang.

Sementara di Surabaya, ada dua venue pertandingan yang berlangsung tanggal 19-23 Februari ini. Yaitu, untuk KU-10 di Lapangan Brawijaya yang berakhir, Sabtu (22/2) lalu. Dan KU-12 di Lapangan Bogowonto, selesai hari Minggunya.

Sedangkan pertandingan mulai kickoff jam 7.30 memakai empat lapangan ukuran kecil di setiap venue. Kemudian berakhir pukul 16.00 WIB selama penyisihan grup mulai Rabu hingga Jumat.

Format turnamen dengan 7×7 termasuk kiper. Durasi waktunya 2×10 menit. Aturan lain, apabila terjadi kesalahan lemparan ke dalam, maka boleh mengulang dengan pemain yang sama. Kemudian untuk kartu merah, dapat mengganti pemain lain.

Peraturan lainnya, dapat tercipta gol langsung dari kickoff. Sedang untuk penjaga gawang, saat menguasai bola dalam permainan (hidup), boleh melempar maupun menendangnya. Sementara kalau bola gawang, memulainya sama seperti sepak bola umumnya.

Selain itu, bagi pemain yang sudah digantikan pemain cadangan. Ini boleh bermain kembali mirip futsal. Tetapi bedanya, tetap harus menunggu bola tidak dalam permainan (mati), dan seizin wasit. Catatan lainnya, wajib memainkan semua pemain cadangan di bench.

Hebatnya, turnamen ini baik peserta maupun penonton, panitia tidak memungut biaya. “Ini bentuk kepedulian kami (sponsor) terhadap pembinaan sepak bola putri. Istilahnya mengawali,” ujar Budi Tanoto, legenda timnas era 90-an, yang juga Ketua Pelaksana, Kamis lalu (20/2) kepada media ini di Lapangan Brawijaya.

Ia menambahkan, di Surabaya turnamen ini telah memasuki tahun kedua, seri ketiga. Sebab tahun 2024 lalu menyelesaikan dua seri. Dan tiap serinya mengikuti semester sekolah. “Kali ini seri ketiga, nanti semester berikutnya sekitar Oktober (seri keempat),” timpalnya.

Meskipun ada tim juaranya. Tetapi untuk pengiriman wakil ke zona nasional di Kudus, Jawa Tengah melalui model pemantauan bakat. Di mana tiap seri menjaring 14 pemain terbaik (all star) campuran KU-10 dan 12. Ke-14 anak itu, nantinya mendapatkan pelatihan khusus (TC). Kemudian menambahkan 14 anak lagi hasil seri berikutnya di setiap musimnya.

Nah, total 28 pemain all star dari dua seri di tahun yang sama itu. Selanjutnya menyeleksi lagi menjadi 14 anak. Kemudian bertanding mewakili daerahnya ke zona nasional di Kudus pada Januari tahun depan melawan daerah lain,” terangnya.

Diketahui, hasil dari seleksi 2024 lalu, terjaring para pemain yang akan bertanding bulan April di kejuaraan internasional di Singapura. Dari pantauan di lokasi, terdapat beberapa pemain yang akan berangkat ke Singapura April nanti, tampak ikut bertanding memperkuat sekolahnya. Tentu saja punya skill di atas rata-rata pemain lain.

Menurut Budi Tanoto, kegiatan ini sebagai upaya pihaknya turut peduli dengan mengawali pembinaan sepak bola putri untuk mendukung kepentingan nasional. “Sebagian pemain hasil tahun lalu telah memperkuat timnas putri yunior,” tandasnya.

Dan informasi tambahan, untuk KU-10, SDN Pacarkeling V sukses mempertahankan gelar usai mengalahkan SDN Kalirungkut I. Sedangkan di KU-12, SDN Kalirungkut I juara lewat drama adu penalti mengalahkan SDN Al Islah Gununganyar.
(har)

Berikut hasil babak penyisihan hari Kamis lalu (20/2) di Lapangan 1 Brawijaya :

  1. SD Al Islah 0-0 SDN Wiyung I
  2. SDN Tanah Kalikedinding I 3-0 (3-0) SDN dr Sutomo V
  3. SDN Wiyung I 0-3 (1-0) SDN Petemon > Petemon berbalik kalah karena telat memainkan satu pemain cadangan
  4. SDN dr Sutomo V 4-0 (2-0) SDN Petemon XIII
  5. SDN Kertajaya IV 1-0 (0-0) SDN Wiyung I
  6. SDN Pacarkeling V 13-0 (6-0) SDN Sawahan I
  7. SDN Klampis Ngasem I 0-7 (0-4) SDN Kalirungkut I
  8. SDN Sawahan IV 0-1 (0-0) SDN Rangkah VI
  9. SDN Kalirungkut I 6-0 (4-0) SDN Bulak Rukem I
  10. SDN Rangkah VI 0-4 (0-2) SDN Ngagel Rejo I
  11. SDN Petemon X 0-6 (0-2) SDN Kalirungkut I
  12. SDN Manukan Kulon 1-0 (0-0) SDN Rangkah I

Turnamen Sepak Bola Putri MLSC 2025 Diikuti 76 SD se-Surabaya

Turnamen Sepak Bola Putri
TURNAMEN USIA DINI: Tim sepak bola putri SDN Kendangsari IV U-12 pada event MLSC di Lapangan Bogowonto, Surabaya, Rabu (19/2/2025) pagi. (SG/HARUN)

SURABAYA (SG) – Turnamen sepak bola putri usia dini antar SD kembali hadir menyapa Kota Surabaya, Milk Life Soccer Challenge (MLSC) 2025, Rabu (19/2) mulai pagi 07.30 – 16.00 WIB sampai sore. Untuk U-12 berlangsung di Lapangan Bogowonto, sedangkan U-10 di Stadion Brawijaya.

Sebanyak 76 sekolah dasar (SD) se-Kota Pahlawan turut memeriahkan turnamen sepak bola putri yang mendapat sokongan dari sejumlah sponsor nasional ini. “Kebanyakan SD negeri yang ikut. Total ada 146 tim dari 76 sekolah dasar,” tutur seorang sumber panitia.

Di Surabaya sendiri ajang ini telah memasuki tahun kedua, seri ketiga. Di mana tahun 2024 lalu menyelesaikan dua seri mengikuti semester sekolah. “Kali ini seri ketiga, nanti semester berikutnya biasanya September (seri keempat),” ujar sumber tersebut.

Hasil pertandingan sepak bola putri ini, nanti menjaring 14 pemain terbaik (all star) tiap serinya. Lalu pemusatan latihan (TC), dan akan digabung 14 pemain terbaik dari seri berikutnya di tahun yang sama.

“Nah dari pemain all star tiap seri nanti akan diseleksi lagi, menjadi 14 anak. Dan akan lanjut zona nasional ke babak grand final, biasa di bulan Januari tahun berikutnya di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah,” terangnya.

Selanjutnya hasil dari pertandingan tingkat nasional antar kabupaten/kota itu, nantinya akan menjaring para pemain terbaik untuk proyeksi timnas. “April nanti para pemain tahun pertama lalu, dijadwalkan mengikuti turnamen di Singapura,” ujarnya.

Menurutnya, kegiatan ini sebagai upaya mencetak sejarah mengawali pembinaan sepak bola putri Indonesia. “Tahun pertama lalu ada 8 kabupaten/kota. Sedangkan tahun ini ada tambahan dua daerah, yakni Bogor dan Malang,” timpalnya.

Lebih lanjut, sumber panitia mengatakan, pekan lalu telah berlangsung di Kudus dan Semarang. “Nah setelah dari Surabaya ini, tempat seri berikutnya di Tangerang dan Jakarta, habis lebaran. Sedangkan untuk semester kedua tahun ini di Surabaya, kemungkinan September mengikuti sekolah,” jabarnya.

Tercatat berikut 10 nama daerah tempat pertandingan. Yakni Kudus, Semarang Surabaya, Bogor, Solo, Jogja, Malang Jakarta, Bandung dan Tangerang.

Format peraturan bermain 2×10 menit, lawan 7×7, pada saat kickoff bisa langsung tercipta gol. Sementara tendangan gawang berlaku normal. Tetapi kalau bola dalam penguasaan kiper, harus melempar. Untuk kesalahan lemparan ke dalam, maka mengulang sekali dengan pemain yang sama.

Sebagai informasi saat berita ini tayang, sedang bertanding di Bogowonto sisi lapangan 4 untuk grup G dan H. Turnamen akan berlangsung sampai hari Minggu (23/2). Dengan total 13 pertandingan berikut di bawah ini. (har)

  1. KU-12 SDN Kendangsari IV 1-0 (0-0) SDN Kemayoran I
  2. SDN Kapasan V 1-2 (1-1) SDN Ketabang I
  3. SDN dr Sutomo 0-1 (0-0) SDN Bulak Banteng I
  4. SDN Sawahan IV 3-0 (1-0) SDN Tembok Dukuh IV
  5. SDN Kemayoran I 0-1 (0-1) SDN Ketabang I
  6. SDN Kendangsari IV 0-2 (0-0) SDN Kapasan V
  7. SDN Beringin 477 0-2 (0-1) SDN Jepara I
  8. SDN Bulak Banteng I 2-0 (1-0) SDN Tembok Dukuh IV
  9. SDN dr Sutomo V 0-1 (0-1) SDN Sawahan IV
  10. SDN Kapasan V 0-0 SDN Kemayoran I
  11. SDN Ketabang I 1-0 (0-0) SDN Kendangsari IV
  12. SDN Sawahan IV 0-1 (0-0) SDN Bulak Banteng I
  13. SDN Tembok Dukuh IV 2-0 (1-0) SDN dr Sutomo V
Timnas Putri

Timnas Putri Ujicoba Disaksikan Konjen Jepang di Surabaya

Timnas Putri
TIMNAS PUTRI: Kepala Konjen Jepang, Mr Takeyama (kedua dari kiri) bersama Sekjen PSSI Jatim dan para wasit di Lapangan Unesa, Surabaya, Kamis (23/2/2025) lalu. (SG/IST)

SURABAYA (SG) – Kepala Kantor Konsulat Jenderal (Konjen) Jepang di Surabaya, Mr Takeyama turut menyaksikan jalannya pertandingan uji coba Timnas Putri Indonesia di Lapangan Unesa Kampus Lidah Wetan, Surabaya, Kamis pagi (13/2/2025) pekan lalu.

Dalam kesempatan itu, Mr Takeyama hadir khusus mendukung adanya dua pelatih kewarganegaraan Jepang di timnas putri. “Kebetulan ada dua orang asal Jepang yang melatih di tim putri. Sehingga saya datang meninjau,” katanya.

Mereka adalah Satoru Mochizuki Head Coach dengan postur tinggi. Kemudian dibantu Takumi Taniguchi Assistant Coach. “Ini pertama kalinya saya menonton pertandingan sepak bola putri khususnya di Indonesia,” ungkapnya.

Dia mengaku senang dan bangga, ada warga Jepang yang mendapat kehormatan untuk melatih sepak bola di Indonesia. “Saya senang sekali ada kepercayaan terhadap pelatih asal Jepang untuk membimbing tim putri Indonesia,” ucapnya.

Takeyama menceritakan, bahwa sepak bola putra Jepang maju setelah melalui proses 30-40 tahun lamanya. “Dulu belum begitu terkenal, masih amatir semua. Nah setelah terbentuk liga profesional, baru kemudian bisa meraih prestasi internasional sampai maju seperti sekarang ini,” bebernya.

Sedangkan untuk sepak bola putri Jepang baru berjalan 10-15 tahunan ini. “Mereka mempunyai kerukunan di Jepang,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Mr Takeyama juga berharap agar sepak bola putra dan putri Indonesia ke depannya semakin maju dan berkembang seperti Jepang.

Dalam kesempatan itu, juga hadir Sekjen PSSI Jatim, Ririn sapaan karib Dyan Puspito Rini. “PSSI Jatim mengirimkan SSB afiliasi putra usia 14 tahun (asal Sidoarjo) untuk menjadi lawan tanding tim putri,” tuturnya.

Lebih jauh, Ririn menjelaskan, tujuannya yakni memberi role model dan pengalaman untuk anak anak SSB di Jawa Timur. “Juga men-support timnas putri, bahwa perjuangan mereka mengharumkan nama bangsa itu tidak sendirian,” timpalnya.

Garuda Pertiwi kita ketahui sedang menjalani TC di Surabaya tanggal 2-13 Februari untuk persiapan turnamen internasional. Dan hasil ujicoba tersebut, untuk timnas putri U-17 unggul tipis 2-1. Sedangkan yang senior (U-20) menang telak 3-0. (red)

Sepak Bola Wanita Piala Pertiwi 2024 Sukses Dihelat PSSI Jatim

Sepak Bola Wanita
PIALA PERTIWI: Sekum PSSI Jatim, Djoko Tetuko menyematkan trofi dan medali sepak bola wanita kepada penggawa Gressia FC, Rabu (10/7/2024) sore di Std Semeru Lumajang. (Dok/IST)

PSGunika.net, LUMAJANG – Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Timur sukses menghelat Pertiwi Kajati Cup Jatim 2024. Ini artinya, mendung yang menggelayuti sepak bola wanita Indonesia secara perlahan kembali cerah.

Sepak bola wanita di tanah air yang stagnan karena ketiadaan kompetisi profesional non-reguler berdampak mandeknya pembinaan di klub-klub wanita. Sehingga talenta pesepak bola wanita menjadi kehilangan panggung.

Karena itu, gelaran Pertiwi Kajati Cup Jatim 2024 menjadi angin segar bagi pesepak bola wanita. Sekretaris Asprov PSSI Jatim, Djoko Tetuko Abdul Latif pun mengapresiasi pihak-pihak yang menyukseskan kegiatan ini.

“Berkaitan dengan Hari Bhakti Adhyaksa atau Hari Kejaksaan pada 22 Juli mendatang, kita harapkan Piala Ibu Kajati, dengan titel Pertiwi Kajati Cup Jatim 2024 juga berlanjut penyelenggaraannya,” katanya usai seremoni juara di Stadion Semeru, Lumajang, Rabu (10/7/2024).

“Kami harapkan ini memantik bahwa kejaksaan terlibat dalam pembinaan sepak bola wanita. Karena kalau menggelar turnamen, jam terbangnya kurang. Dengan kompetisi potensi mereka akan tergali,” lanjutnya.

Djoko Tetuko lantas membeberkan rencana untuk menggelar kompetisi bola wanita secara rutin. Menurutnya, Piala Pertiwi bisa menjadi kompetisi, bukan sekadar turnamen.

“Kompetisinya ini berjalan baik dan (persaingannya) cukup ketat. Kami berharap di Liga Pertiwi, bukan (format) turnamen di Jatim ini akan berlanjut. Karena kalau menggelar turnamen, jam terbangnya kurang. Dengan kompetisi potensi mereka akan tergali,” ungkapnya.

“Dan masyarakat juga berharap ada kelanjutan-kelanjutan (kompetisi) terutama para pesepakbola wanita. Apalagi dalam program nasional (wanita) nanti akan menerapkan usia 17 tahun,” jelas Djoko Tetuko.

Menurutnya, federasi mulai menunjukkan tekad nyata untuk menjalankan kompetisi wanita. Sebab, dari peringkat FIFA Timnas Wanita Indonesia mulai merangkak naik.

“(Dengan) timnas wanita kita sudah dalam track yang tepat. Mereka masih bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN. Artinya, perkembangan sepak bola wanita cukup positif,” tandasnya. (*)

Gressia FC Juara Piala Pertiwi 2024 Jatim Menang 2-1 Kota Batu

Gressia FC
PIALA PERTIWI: Sekum PSSI Jatim, Djoko Tetuko menyematkan trofi dan medali kepada penggawa Gressia FC, Rabu (10/7/2024) sore di Std Semeru Lumajang. (Dok/IST)

PSGunika.net, LUMAJANG – Gressia FC Gresik berhasil menyabet gelar juara Pertiwi Kajati Cup Jatim 2024. Mereka menyudahi perlawanan Persikoba Putri Kota Batu dengan skor 2-1 pada laga final di Stadion Semeru, Lumajang, Rabu (10/7/2024) sore.

Di ajang ini Gressia tergabung di grup C bersama Kresna Unesa Putri dan Persida Putri. Pada fase grup, Gressia berhasil sapu bersih dengan mengalahkan Kresna Unesa Putri (2-0) dan Persida Putri (5-0). Hasil ini membuat Gressia menempati peringkat pertama klasemen dengan raihan enam poin.

Kemudian di babak semifinal, Gressia membungkam Inter Putri Kediri dengan tiga gol tanpa balas. Sedangkan di babak final, Gressia berhasil comeback setelah tertinggal lebih dulu dari sontekan striker Persikoba Putri Nathaniela Fetrikayana Putri di menit ke-16.

Hanya saja, semangat pantang menyerah skuad Gressia membuahkan hasil. Aksi gelandang Maita Rizqiyah Farda berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-52. Setelah itu, pemain pengganti Mutiara Ramadanti membuat Gressia unggul di menit 66. Hingga wasit Riyadussolihin meniup peluit panjang, skor 2-1 untuk Gressia tidak berubah.

Pelatih Gressia Ratno Boma Setiawan memuji kerja keras Yuniar Herawati dkk, yang tidak panik ketika dalam kondisi tertinggal. Menurutnya, semangat juang anak asuhnya membuatnya percaya jika pada akhirnya mereka bisa memenangkan pertandingan.

“Pertandingan berjalan cukup bagus. Lawan tidak mau kalah dengan kita, mereka antusias banget, sehingga dengan kecepatannya bisa mencetak gol dulu,” ucapnya usai laga.

“Tetapi, saya percaya dengan kemampuan anak-anak yang sudah lama bersama punya semangat juang yang tinggi. Pantang menyerah mulai dari penyisihan sampai laga final. Mereka (pemain Gressia) tunjukkan betul semangatnya (menang),” tambahnya.

Prestasi ini, lanjut Boma sapaan akrabnya, menjadi modal untuk menatap seri nasional Piala Pertiwi. Karena itu, dia meminta anak didiknya itu tidak cepat puas dan menjadikan beban.

“Dengan mengusung target tembus ke semifinal nasional, tentu kami akan persiapkan dengan matang tim ini. Kami masih akan berkoordinasi dengan manajemen,” pungkas pelatih berlisensi C AFC itu ketika menyinggung adanya perubahan komposisi pemain.

Untuk diketahui, ajang ini diikuti 12 tim. Yakni PSIL Putri, Banyuwangi Putri, Persikoba Putri, Bojonegoro FC Putri, Lamongan FC Putri, Kresna Unesa Putri, Persida Putri, Gressia FC Gresik, Inter Putri Kediri, Srikandi Majapahit dan Arema Women.

Ajang ini digelar di empat tempat. Yaitu, Stadion Semeru, Lumajang, kemudian Lapangan Pusdik Arhanud Kota Batu, Lapangan Unesa Surabaya, dan Stadion Brawijaya, Kota Kediri. (*)