Tag: SSB PSG Gununganyar

Persebaya Amatir Seleksi Pemain U-13 Piala Soeratin 2025

Persebaya Amatir
AMATIR: Legenda Persebaya, Totok Risantono (kanan) turut memantau jalannya seleksi U-13 Soeratin. (SG/IST)

SURABAYA (SG) – Persebaya amatir menggelar seleksi pemain untuk kompetisi tahuan PSSI, yakni Piala Soeratin U-13 musim 2025. Kegiatan seleksi mulai jam 7 pagi WIB di tempat latihan SSB PSG, Rabu (14/5).

Dari menghimpun informasi, bahwa seleksi Persebaya amatir berlangsung hingga Kamis (15/5) besok di waktu dan tempat yang sama. Sebanyak 20 klub anggota mengikuti jalannya seleksi.

Namun semula seleksi di Wiyung. Kendala cuaca hujan lebat mengguyur semalam Kota Pahlawan, Selasa malam. Sehingga keesokan harinya geser ke Gununganyar kampus Pelayaran.

“Setiap harinya ada 10 klub anggota bertanding. Jadi ada lima pertandingan, tapi hari ini ada yang absen, karena sekolah kabarnya,” tutur Totok Risantono, legenda Persebaya.

Hasil pengamatan awak media, ada tim yang pemainnya kurang lengkap. Kabarnya juga ada tim yang tidak hadir. Menurut informasi kalau hari ini kelas 6 ada ujian nasional.

Sementara peserta seleksi kelahiran 2012, sehingga yang kelas 6 SD kesulitan izin sekolah. “Kalau besok yang 10 klub berikutnya, kemungkinan hadir semua. Karena pas hari Selasa itu mereka datang semua, hanya lapangan tidak memungkinkan karena hujan,” timpalnya.

Jalannya seleksi berlangsung lancar di bawah pengawasan para pelatih berpengalaman. Bahkan di antaranya banyak legenda Green Force.

Sedangkan durasi waktu bertanding 40 menit sekali babak saja agar menyingkat waktu. Untuk wasit ada dua orang bergantian tanpa hakim garis. Dan seleksi berakhir sekitar pukul 10.00 WIB.

Cuaca sempat melintas awan gelap. Tetapi beruntung hanya lewat dan tidak turun hujan, sejauh kemudian muncul terik matahari. Cocok untuk berjemur pagi nan sehat. Namun saat terik sejumlah talent scout pindah ke sisi timur lapangan, karena sejuk di bawah pohon rindang.

Dalam kesempatan itu, SSB PSG juga memberikan dukungan sukses acara. Yakni dengan memasangkan aset bendera sudut lapangan untuk sepak pojok.

“Adanya bendera sudut, tentunya menjadi motivasi berlimpah. Bagi para pemain khususnya wasit, kalau lebih mudah menentukan bola out atau damang. (har)

Latihan Jumat Sore PSG Soccer School Pasca Libur Lebaran

Latihan Jumat Sore PSG
SORE: Anak-anak binaan SSB PSG Soccer School sesi latihan reguler pasca libur Lebaran, Jumat (2/5/2025) lalu. (Foto: HANUM)

SURABAYA (SG) – Anak-anak siswa atlet sepakbola SSB PSG Soccer School mulai mengikuti sesi latihan perdana hari Jumat sore (2/5/2025) lalu di kampus Pelayaran Gununganyar, Surabaya.

Dan bersyukur sebab relatif lancar, sebab anak-anak PSG yang hadir latihan Jumat sore, lumayan banyak. Bisa main game seru.

“Alhamdulillah ternyata ada 19 anak, jadi bisa sesi game lumayan puas. Dan tadi terlihat porsi dasar passing diperbanyak. Harapan kemampuan dasar meningkat,” tutur Harun pengurus harian PSG.

Apalagi di kandang PSG sekitar tiga tahunan ini menggelar latihan. Kini juga menjadi venue kompetisi Liga Persebaya U-16. Sehingga tak terbendung lagi massa pegiat bola usia muda berbondong-bondong ke Gununganyar.

“Ini adalah nilai positif. Karena langsung maupun tidak langsung, anak didik PSG belajar dari kakak-kakak atau para pemain yang sudah berpengalaman. Bahkan juga dikasih kesempatan menjadi anak gawang. Maka banyak pelajaran dari pertandingan. Hasilnya latihan jadi mulai paham istilah dalam sepakbola, minimal,” terangnya.

Uniknya, meski belum dapat tugas anak gawang. Ternyata rekan-rekan siswa PSG yang lain tetap hadir, alasannya daripada di rumah. Kalau ke lapangan bisa nonton pertandingan. Dan banyak belajar.

Tentu saja antusias dan semangat seperti ini, menjadi motivasi tersendiri. Sehingga ke depannya makin bermanfaat adanya kegiatan kompetisi tersebut.

Dan kalau mengamati kompetisi Liga Persebaya, yang notabene untuk mendukung aset pemain pada EPA Liga 1 U-16, U-18 dan U-20. Terlihat kualitas anak-anak adalah dua tingkat di atas siswa SSB kira-kira seperti itu.

“Makanya, bagi anak-anak yang ke depannya juga fokus bola. Ya kami juga bekerja sama dengan homeschooling untuk support pendidikan siswa atlet,” ungkapnya.

Pasalnya, rerata untuk mendapatkan level klub amatir, setidaknya pemain latihan dalam sepekan mencapai lima kali, atau hari. “Tapi tidak harus semua terbebani. Yang jelas kami support, PSG, kalau ada pemain yang ingin fokus, insyaallah kami siap membantu keperluan,” tukasnya. (red)

Latihan Sabtu Sore SSB PSG Relatif Aman dari Kehadiran Siswa

Latihan Sabtu Sore SSB
SEKOLAH SEPAK BOLA: Anak-anak siswa atlet SSB PSG antusias latihan di kampus Poltekpel Gununganyar usai pertandingan Liga Persebaya U-16, Sabtu sore (26/4/2025) lalu. (Foto: HANUM)

SURABAYA (SG) – Dalam rangka mendukung pembinaan pemain muda yang bertanding di Liga Persebaya U-16, SSB PSG memajukan hari latihan Minggu pagi menjadi Sabtu sore di kampus Poltekpel Gununganyar, Surabaya. Kendati begitu, siswa atlet tampak antusias hadir berlatih.

Pemandangan latihan reguler SSB PSG yang maju hari terlihat pada Sabtu sore (26/4/2025) masih tetap di kampus Politeknik Pelayaran di kawasan Kecamatan Gununganyar.

“Kami harus akui, geser hari tentu saja mempengaruhi presensi kehadiran. Sebab memang ada yang kesulitan karena alasan sekolah full day maupun les. Tetapi kami juga ada lain, Jumat sore. Sehingga yang tidak bisa Sabtu bisa Jumatnya. Kalau tambahan di hari biasa menyesuaikan minat anak didik, termasuk futsal,” terang Harun Ketua Harian SSB PSG, Rabu pagi (30/4).

Dia mengaku sempat was-was maju hari Sabtu sore. Tetapi melihat langsung yang Hadir ada 15 anak, termasuk relatif aman. “Sehingga ini masih aman, semoga yang lain bisa menyesuaikan,” ucapnya.

Ke depannya, karena jadwal kompetisi Liga Persebaya U-16, juga tidak selamanya. Maka akan menyampaikan jika libur hari Minggu, bisa menginformasikan ke grup WA SSB PSG. “Sementara hari Minggu pagi bisa kami isi dengan jadwal sparing keluar kandang maupun mengikuti turnamen. Nanti akan selalu kami update ke grup SSB,” terangnya.

Dia menambahkan, selama ini hari Sabtu biasa memakai untuk latihan tambahan futsal maupun privat tambahan. “Sekali lagi relatif stabil meski ada penurunan. Tetapi itu masih 10 persen lah. Insyaallah masih aman buat eksistensi SSB PSG. Kami harap sekali lagi, anak-anak bisa menyesuaikan. Sebab liga juga buat kepentingan lebih luas,” timpalnya.

Pihaknya, SSB PSG, pekan lalu juga telah menjalin kerjasama dengan sekolah daring atau homeschooling. Tujuannya juga untuk menfasilitasi, baik pemain sendiri maupun klub lain, yang fokus sepak bola.

“Kalau di SSB PSG, kebanyakan masih sekolah formal. Tapi biasanya bagi pemain klub mana saja, yang mereka terjaring kayak masuk tim muda Persebaya, maka homeschooling jadi alternatif. Atau sekolah swasta yang fleksibel,” tukasnya. (red)

Anak Gawang SSB PSG Belajar dari Liga Persebaya U-16

Anak Gawang
LIGA PERSEBAYA: Dua siswa SSB PSG berkesempatan menimba wawasan bermain sepak bola dengan menjadi anak gawang, Minggu pagi (27/4/2025) lalu di Gununganyar, Surabaya. (Foto: REDAKSI)

SURABAYA (SG) – Hari kedua kompetisi Liga Persebaya U-16 di kampus Poltekpel Gununganyar, Surabaya, Minggu lalu (27/4/2025), dua siswa SSB PSG mendapat kesempatan menjadi anak gawang atau ball boy. Mereka adalah Andi dan Tsaqif.

Seperti hari Sabtunya, Liga Persebaya U-16 kali ini juga mempertandingkan lima laga kompetisi pembinaan usia muda paling bergengsi seantero Nusantara itu. Namun karena informasi mendadak, jadi anak gawang baru bertugas jam kedua 8.30 WIB.

“Sebetulnya sejak awal sebelum kompetisi mulai Sabtu lalu (26/4). Tapi baru kata sepakat pasti, Minggu pagi itu. Sehingga termasuk dadakan,” terang Harun Ketua Harian SSB PSG, Rabu pagi (30/4).

Kendati demikian, dia bersyukur ada yang siap, bahkan siangnya ikut mensupport hadir, Raffa, bilangnya gabut pengin kumpul teman-temannya di lapangan sembari menonton pertandingan.

“Banyak pemain nasional bahkan kelas dunia juga berawal dari menjadi anak gawang ini. Sebab mereka mendapatkan atmosfer, juga belajar bermain dari pemain yang berada di atas levelnya. Sehingga ini juga bisa menjadi latihan tambahan,” tuturnya.

Menjadi anak gawang, keduanya bertanggung jawab untuk mengawasi setiap bola yang keluar garis lapangan. Utamanya kalau melambung keluar melintas pagar pembatas. Meski tinggi, tetapi karena intensitas pertandingan, terkadang pemain menendang keras ke angkasa.

“Hari Sabtu, bola lewat pagar pembatas tiga kali, bahkan ada yang masuk ke rumah warga. Selanjutnya hari Minggu keluar dua kali masih di area kampus. Seharusnya tidak berat, sebab juga ada bola cadangan,” ungkapnya.

Nah, tidak setiap bola meninggalkan lapangan permainan, anak gawang harus menyodorkan dengan tangannya ke pemain. Sebab harus menunggu aba-aba dari wasit. “Alasannya kalau tergesa-gesa, khawatir malahan mengganggu pertandingan, karena ada dua bola di lapangan,” timpalnya.

Oleh karena itu, pihaknya kepada manajemen kompetisi Liga Persebaya, berterima kasih sudah melibatkan anak-anak SSB PSG.

“Selain mendapatkan ilmu bermain sepak bola. Anak-anak juga dapat saku dan konsumsi. Insyaallah nanti akan bergantian dapat kesempatan, terutama buat yang ada waktu longgar,” pungkasnya. (red)

Berikut hasil pertandingan hari Minggu (27/4):

  1. Pelindo 2-0 (1-0) IM pertandingan bagus. Pelindo babak kedua pemain berkurang satu usai menerima kartu kuning kedua (kartu merah)
  2. HBS 0-4 (0-2) Putra Surabaya
  3. Anak Bangsa kalah WO, tidak hadir Vs Farfaza
  4. Putra Mars 2-1 (1-0) Bintang Timur
  5. Polda Jatim 4-0 (1-0) Semut Hitam

LP U-16 2025 Perdana di Gununganyar Berlangsung Sukses

LP U-16
KOMPETISI: Bintang Angkasa, jersey merah cek ID pemain oleh perangkat pertandingan yang bertugas LP U-16 di Gununganyar, Sabtu (26/4/2025) siang. (Foto: REDAKSI)

SURABAYA (SG) – Musim baru kompetisi sepakbola usia muda Liga Persebaya (LP) U-16 berlangsung sukses pertama kalinya di kawasan Kecamatan Gununganyar, Surabaya, Sabtu (26/4/2025) mulai pagi 07.00-15.30 WIB sore.

Sebanyak lima pertandingan berlangsung dalam waktu 2×40 menit di LP U-16 mengikuti ketentuan nasional. Namun bisa terhitung jari yang fit dalam satu tim. Sebab rerata tiap tim ada pemain terserang kram, atau hamstring.

Pemandangan itu terbilang wajar, karena sepekan tiap klub mengadakan latihan. Apalagi level kompetisi ini termasuk tinggi. Hal ini ditunjang para pelatih yang banyak legenda dengan kualitas bagus.

Sehingga dengan tensi permainan tinggi, banyak pemain yang kelelahan. Mereka termasuk masa transisi dari pemain pemula menuju amatir. Berbeda kalau mereka yang sudah terjaring dan bermain di tingkat EPA Liga 1, terlihat fisik cukup prima. Seperti pada laga pertama Al Rayyan lawan Sasana Bhakti (Sakti).

Jalannya pertandingan sangat menarik. Namun, pengalaman berbicara. Sehingga di babak kedua, milik Al Rayyan skor 3-0 (2-0) menjinakkan Sakti.

Lanjut di match kedua, berbagi angka TEO 1-1 (1-0) Bintang Timur. Kemudian di laga keempat, Fatahillah menyerah 0-1 (0-1) dari Untag Rosita.

Selanjutnya di partai keempat, Bintang Angkasa tidak mengalami kesulitan kontra Semut Hitam. Pasalnya hingga menit ke-24 tim tamu hanya bermain delapan orang. Tiga gol dilesakkan Bintang Angkasa dari kaki Ismail Irfan 20’ dan Faisal Alqomi 34’ di babak pertama. Serta satu gol tambahan di babak kedua oleh Abimanyu Suryo 54’.

Sebagai informasi tambahan, mulai laga ketiga. Karena cuaca terik, wasit menerapkan water break pada menit ke-20 di setiap babak. Dan menutup kompetisi di laga kelima, Putra Mars menang 4-1 (1-0) tim Polda Jatim.

Kabarnya, LP U-14 dan U-16 bersamaan berlangsung Sabtu dan Minggu di lapangan lain. Yakni Jeruk Surabaya, Juanda dan Brigif 2 Sidoarjo.

Harun Ketua Harian SSB PSG Gununganyar yang sudah latihan hampir tiga tahun di Poltekpel menyambut baik adanya kompetisi.

“Harapannya memotivasi anak-anak sekitar, juga lahir pemain nasional dari sini. Terutama anak-anak PSG bisa menyaksikan langsung kualitas kakak-kakaknya. Sehingga membuka kesempatan anak-anak untuk promosi bermain di kompetisi Persebaya ini,” tandasnya. (red)

SSB PSG Latihan Sabtu Sore Support Venue Liga Persebaya U-16

SSB PSG Latihan Sabtu
POLTEKPEL: Liga Persebaya U-16 mulai Sabtu pagi (26/4/2025) besok juga main di kandang latihan SSB PSG Gununganyar, Surabaya. (Foto: REDAKSI)

SURABAYA (SG)Menyambut musim kompetisi baru 2025, Liga Persebaya U-16 mulai Sabtu pagi (26/4) besok juga main di kandang SSB PSG Gununganyar, Surabaya.

Kompetisi Liga Persebaya U-16 bertanding sebanyak 20 klub anggota paten. Dan nantinya main Sabtu dan Minggu sebanyak lima pertandingan setiap harinya. Sementara memajukan jadwal Minggu pagi latihan SSB PSG menjadi Sabtu sore.

Sebagai informasi, dari 20 klub itu, salah satunya Sasana Bhakti (Sakti), yang mana sejumlah pemain binaan SSB PSG, musim lalu juga mendapat rekomendasi seleksi Persebaya U-10. Serta tampil di kompetisi Piala Soeratin U-15.

Ketempatan sebagai venue pembinaan pemain masa depan Persebaya dan timnas, baik pengurus SSB PSG. Maupun Khususnya manajemen kampus Politeknik Pelayaran, antusias dan support.

“Kami bangga dan support menjadi salah satu komponen pendukung pembinaan pemain muda di Surabaya. Khususnya Persebaya,” ucap singkat Darwis, bagian penggunaan fasilitas lapangan.

Setali tiga uang, Harun selaku pengurus harian SSB PSG mengatakan, bahwa hadirnya Liga Persebaya U-16 di Gununganyar sangat support.

“Ini adalah sejarah, dan semoga mendorong lahirnya talenta nasional dari produk asli anak-anak lokal Gununganyar, Rungkut, Tenggilis Mejoyo Surabaya, Waru Sidoarjo dan sekitarnya,” katanya.

Sehingga hal ini, wajib didukung. “Semula panitia merilis jadwal hari Minggu setelah latihan anak-anak SSB PSG. Tapi setelah kroscek, ternyata sorenya ada yang pakai dari kalangan umum. Akhirnya kami, yang juga bagian dari Persebaya, mendukung suksesnya kegiatan. Dan memajukan latihan Sabtu sore,” timpalnya.

Kendati demikian, tidak serta merta. Sebab sebelumnya juga telah meminta pendapat dari anak didik, juga orang tua melalui polling grup WA.

“Hasilnya, tidak ada kendala, fifty-fifty latihan Minggu pagi maju Sabtu sore. Harapannya, mungkin yang ada sekolah full day bisa menyesuaikan,” imbuhnya.

Tentu saja, memajukan jadwal ini juga bersifat sementara. “Insyaallah ke depannya, juga kita evaluasi. Serta memantau jadwal kompetisi. Nanti kalau jedah, atau yang sore free. Ya tak menutup kemungkinan. Tapi untuk latihan Jumat sore, tetap seperti biasanya mulai pekan depan, 2 Mei,” tukasnya.

Karenanya, sekali lagi, ia berharap, segenap anggota dan keluarga besar PSG dapat menyesuaikan. “Dengan latihan sore, apalagi termasuk weekend. Kendala bangun kesiangan saat Minggu pagi dapat tereliminasi. Jadi, ayo adik-adik, nggak ada lagi alasan begadang Sabtu malam,” pungkasnya. (red)

SSB PSG Gununganyar Pekan Ketiga Idulfitri Tambah Amunisi

SSB PSG Gununganyar
PROGRES: Siswa atlet SSB PSG Gununganyar di pekan ketiga lebaran, Minggu pagi (20/4/2025) kemarin hadir 19 anak. (Foto: HANUM)

SURABAYA (SG) – Memasuki pekan ketiga lebaran Idulfitri, seperti umumnya sekolah sepak bola (SSB), termasuk PSG Gununganyar, juga terdapat siswa atlet yang baru masuk. Serta murid yang non aktif, bahkan pindah klub.

Pemandangan itu, tampak pada latihan reguler SSB PSG Gununganyar, Minggu pagi (20/4/2025) kemarin di kampus Poltekpel. Yang mana, ada dua siswa baru, yakni Rengga posisi pemain dan Obi posisi kiper.

Sebagaimana informasi pekan pertama dan kedua Idulfitri lalu. Terjadi peningkatan kehadiran mulai 7 siswa pekan pertama. Lalu 14 siswa di pekan kedua. Dan kali ini terlihat ada 19 siswa untuk semua kelompok umur hadir latihan.

Namun formasi kehadiran itu, juga berubah. Tiap pekannya, ada yang konsisten hadir, tetapi ada juga yang izin. Sementara lainnya, baru hadir. Selain itu, juga ada dua siswa baru tersebut.

Untuk Rengga anak warga Gununganyar, sekitar lapangan. Sedangkan Obi ini Arek Juwingan, Kecamatan Kertajaya. Keduanya, kelahiran 2013 atau usia 12 tahun. Umur ideal untuk membentuk skill dasar dan kemampuan bermain kolektif sepak bola.

Menurut Coach Agung, Pelatih Kiper, bahwa meski baru bergabung. Tapi Obi mampu menunjukkan keberanian dan power dalam mengantisipasi bola. Tentu berharap bisa konsisten latihan. Kata ibunya, selama ini menjadi penjaga gawang di sekolah dan kampungnya.

“Tidak menyangka dan terharu. Anak saya sekarang bisa gabung klub sepak bola. Semoga ke depannya lebih terarah, tidak lagi bermain sembarang. Karena di sini ada gurunya (pelatih),” ujar Nita, ibunya.

Karena itu, dia bertekad, meski jauh, terus berupaya mengantarkan anaknya ikut setiap sesi latihan di SSB PSG Gununganyar. “Anak saya juga tampak bahagia, semoga nantinya bisa prestasi,” timpal Ibu Rumah Tangga yang juga bekerja ini.

Sementara, untuk Rengga, masih harus belajar lebih rumit. Karena memilih menjadi pemain, di antaranya selain teknik dasar, juga nantinya menemukan karakter bermain, apakah cocok bertahan, penyuplai bola atau menyerang. Namun yang jelas, dia punya modal cinta bermain sepak bola.

“Anak saya ini, senang bermain sepak bola. Sudah lama sekali kepingin ikut klub atau sekolah sepak bola. Alhamdulillah PSG tidak jauh dari rumah,” terang Sugeng, orang tua Rengga, yang juga anggota TNI ini.

Terpisah, Harun Ketua Harian PSG, dia mengatakan bahwa di sekolah sepak bola ini mencatat lebih dari 80-an siswa. Tapi itu fluktuatif soal keaktifan. “Memang itu dinamika wajar. Dari pengalaman, yang aktif dan konsisten, punya kesempatan ke level lebih jauh,” katanya.

Sebagai pengurus, dia tak memungkiri kalau sama kayak lainnya. Ingin terbentuk tim solid sejak dini konsisten berlatih bersama. Tapi kembali lagi, dia yakin hasil seleksi alam itu, nanti akan muncul tim solid.

“Terkadang keaktifan anak-anak, terpengaruh kegiatan sekolah full day. Atau pengaruh bermain seperti game, juga bisa kendala internal keluarga. Macam-macam, tapi itulah seleksi alam. Namun yang jelas, kami punya tanggung jawab untuk memberikan pelatihan terbaik. Misalnya lapangan standar, perlengkapan serta pelatih berlisensi dan pengalaman. Serta point utamanya adalah punya akses mengembangkan kemampuan anak-anak ke depan,” tukasnya.

Oleh karena itu, pihaknya bulan Mei mendatang sudah kembali menggelar latihan tambahan di luar hari Minggu, yakni Jumat sore. “Jadi sepekan dua kali, nanti kalau ada ekstra ya futsal, atau privat bagi yang memang ada waktu di luar sekolah full day. Insyaallah semua kita tampung setiap inchi peningkatan kualitas anak didik,” pungkasnya. (red)

SSB PSG Gununganyar Sinergi Lembaga Sekolah Homeschooling

SSB PSG Gununganyar
SEKOLAH PRESTASI: Pimpinan lembaga homeschooling DK Prima, Rini Riandani menyerahkan point kerja sama kepada Ketua Harian SSB PSG Gununganyar di Penjaringansari, Surabaya, Kamis malam (17/4/2025) lalu. (Foto: IST)

SURABAYA (SG) – Sekolah Sepak Bola (SSB) PSG Gununganyar menerima point kerja sama dari lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Homeschooling DK Prima di Surabaya. Nantinya lembaga ini yang akan membantu proses kegiatan akademik khususnya bagi siswa atlet yang menunjukkan minat bakat, sehingga harus meninggalkan sekolah formal di tingkat SD, SMP dan SMA.

Sriyono pengurus harian mengatakan, kalau kegiatan homeschooling sudah berjalan satu tahun pelajaran. Basik awal atlet badminton dari klub legenda Indonesia, Sony Dwi Kuncoro.

“Akademik bagian homeschooling sementara basik olahraganya di badminton,” ucapnya Kamis malam (17/4/2025) lalu.

Terkait perizinan lembaga, dia mengungkapkan, kalau lengkap memiliki izin PKBM dari dinas terkait. Sehingga nantinya siswa juga dapat diterima antar jenjang sekolah lain maupun melanjutkan ke perguruan tinggi.

“Pola pembelajaran ada tatap muka setiap hari dengan lima mata pelajaran. Sedangkan pelajaran lain sistemnya mandiri, materi berupa power point dengan mengerjakan tugas secara mandiri,” terangnya.

Kemudian, tidak hanya cabor badminton atau bulutangkis, terutama cabor sepak bola yang biasanya atlet berada jauh di luar kota, bahkan luar negeri. Kondisi ini juga dapat terlayani dengan pola pembelajaran daring atau online.

“Pada prinsipnya proses pembelajaran homeschooling ini menyesuaikan kebutuhan. Dalam hal ini melayani tatap muka bisa. Juga bisa pakai sistem zoom atau google meeting bagi siswa yang berada jauh. Tetapi yang penting itu anak-anak jangan sampai kosong akademiknya. Karena dengan akademik yang bagus itu dapat menunjang skill olahraganya, baik di sepak bola maupun badminton. Sebab daya kritis mereka juga akan meningkat,” jelas Sriyono.

Selanjutnya, secara khusus homeschooling tidak hanya untuk siswa prestasi olahraga. Namun, juga anak-anak bidang lain, seperti musik. Hanya saja, dinas pendidikan secara khusus memberikan label PKBM olahraga. Karena berangkat dari badminton.

Hal itu, kebetulan sekali di Surabaya belum ada homeschooling khusus olahraga terutama badminton. Karena kebanyakan PKBM lainnya belum ada ciri khas khusus.

“Kebetulan pimpinan kita juga punya pengalamanolahraga capeknya luar biasa, saat beriringan sekolah. Sehingga berbekal itu, kita menjadi tahu cara melayani atlet seperti apa, supaya pelajaran juga masuk,” timpalnya.

Dalam kesempatan itu, selaku Kepala Homeschooling Rini Riandani turut membeberkan keunggulan lembaganya, selain khusus olahraga. Yakni, bisa mengasah kecerdasan anak, sehingga menopang kegiatan olahraga.

“Kami juga bekerja sama dengan kampus berupa uji psikologi di Unair untuk mengetahui karakter anak. Sehingga sejak dini tahu pola pendidikan yang akan diberikan kepada anak siswa,” ungkapnya.

Sementara untuk tenaga terdapat 12 pengajar. Serta ada tambahan mahasiswa magang dari Unesa, dalam rangka praktek perkuliahan.

Masih di tempat yang sama di komplek perumahan Penjaringansari, lokasi homeschooling. Ketua Harian SSB PSG Gununganyar, Harun Effendy menyambut baik platform kerja sama dari DK Prima tersebut.

“Kebetulan PSG memang masih rata-rata level SSB. Sehingga kebanyakan masih lebih fokus ke sekolah formal. Tetapi sebelumnya juga ada anak-anak yang sempat tidak sekolah. Misalnya selepas mondok. Tentu kerja sama ini sangat membantu memberikan solusi terutama bagi atlet berprestasi, tidak hanya sepak bola,” urainya.

Tetapi setidaknya, PSG dengan kerja sama ini, juga lebih siap kalau ke depannya menerima siswa dari luar kota. Maupun kerja sama dengan cabor lain, SSB maupun klub apapun terkait homeschooling.

“Moment ini penting, karena menjawab kesulitan anak-anak yang terkendala prestasi non akademik. Sebab umumnya saat ini mereka bersekolah di swasta yang izin keluar masuknya mudah. Padahal kalau mau merenung, atlet lebih tepat sekolah jarak jauh begini, sehingga tidak tertinggal pelajaran. Juga tetap berprestasi olahraga,” tandasnya. (red)

Latihan SSB PSG Gununganyar Pekan Kedua Idulfitri 2025

Latihan SSB PSG Gununganyar
BAHAGIA: Siswa atlet SSB PSG Gununganyar yang hadir latihan pekan kedua Idulfitri, Minggu pagi (13/4/2025) lalu.

SURABAYA (SG) – Tak seperti pekan pertama Lebaran Idulfitri, hari Minggu sebelumnya, yang hanya tujuh siswa atlet sepak bola. Sedangkan (13/4) pekan lalu, presensi kehadiran bertambah menjadi 14 anak mengikuti latihan reguler SSB PSG Soccer School di Gununganyar, Surabaya.

Uniknya dari ke-14 siswa atlet yang hadir tersebut, tampak Vino (12) atlet cilik taekwondo kembali latihan ‘Si Anak Hilang’ di SSB PSG Gununganyar. Dia setelah lama vakum fokus beladiri prestasi. Namun rasa cintanya kepada sepak bola yang begitu besar hingga sekali lagi balik merumput.

Selain itu, juga tampak siswa baru, M Rengga (12), bakat lokal yang tinggal di sekitar tempat latihan di Gununganyar. Sehingga ini menambah semangat yang sudah hadir pekan sebelumnya.

Dalam melakukan latihan pembinaan teknik dasar bermain sepak bola, di SSB PSG Gununganyar. Tentu juga mengikuti perkembangan modern, yang mana lewat pelatih berpengalaman dan telah mengantongi lisensi kepelatihan. Sehingga para orang tua juga tenang.

Selain itu, dari sisi akses ke depannya, terutama bagi yang terus berkembang dengan menunjukkan bakat istimewa. Selanjutnya PSG juga terbukti telah menampilkan siswa atlet untuk berkesempatan mengikuti seleksi maupun kompetisi di bawah naungan federasi sepak bola resmi PSSI.

“Kami berlatih di lapangan cukup standar. Sehingga sayang kalau dari sisi pelatih maupun akses ke depan, asal saja. Oleh karena itu, PSG mempercayai pelatih yang kompeten baik pemain maupun kiper. Supaya orang tua tidak segan menitipkan anaknya latihan di sini,” terang Harun, pengurus harian.

Kendati begitu, mengakui di sekolah sepak bola PSG juga mengalami kendala klasik. Yakni biaya dan sekolah full day. Walaupun sebenarnya relatif wajar. Kalau berkaca pada kelayakan lapangan juga pelatih yang menangani.

“Hal-hal semacam itu, menjadi PR bersama. Makanya di PSG soal biaya menerapkan beasiswa, juga keringanan dengan syarat tertentu. Sementara bagi yang mampu, kebanyakan tetap solid,” tuturnya.

Imbuhnya, ada juga hal lain seperti kendala support keluarga, terutama orang tua. Ini mempengaruhi semangat latihan anak siswa atlet.

“Harapan kita bersama selaku pengelola, anak-anak terus kompak dengan support orang tua atau keluarga. Sehingga ke depannya terbentuk satu tim kuat sesuai kelompok usianya. Dan tentunya sabar, telaten mengikuti tiap sesi latihan. Karena dari sisi akses, baik langsung maupun tidak, PSG cukup kompatibel,” timpalnya. (red)