
SURABAYA, PSGunika.Net – Sekolah sepak bola (SSB) PSG Soccer School kembali kedatangan rekan tanding, Minggu pagi (2/2/2025) di Poltekpel Gununganyar, Surabaya, Jawa Timur. Kali ini tim HBS jauh-jauh dari Ngelom, Taman, Sidoarjo.
Namun sayang tuan rumah PSG Soccer School kurang optimal terutama skuad U12 banyak yang izin. Sehingga tim U11 berjuluk Lava Pijar ini harus berjibaku lagi bercampur segelintir U12 yang hadir tersisa.
Pada dua babak di game pertama tim U11 yang dipimpin Kapten tim Marvel alias Pepeng tampil percaya diri. Bahkan Sang Kapten yang baru pulih ini mampu menyumbang dua gol.
Tak mau kalah, Raffaza alias Momo motor serangan juga tampil prima dengan turut menambah gol. Meski ada peluang gol, juga belum menemui sasaran.
Diketahui, di pertandingan U11 ini relatif berimbang. Saling serang dan mengejar gol. Lebih dari 10 gol tercipta dengan agregat tipis pada menit akhir tim asuhan Coach Romadhon ini unggul.
Tetapi, dengan skuad yang hampir sama termasuk pemain putri Andini, saat menghadapi tim U12 HBS, tuan rumah menjadi bulan-bulanan. Walaupun harus menggilirkan kiper Kahfi dan Daffa yang sebetulnya sama-sama main bagus.
Namun, pengalaman tim tamu yang sudah banyak jam terbang itu, tampak dari skema dan chemistry yang sudah jalan. Sehingga mampu memporak-porandakan pertahanan duet Rajendra dan Danish. Alhasil kalah setengah lusin gol.
Bahkan pada sesi tambahan, tim tamu juga mampu menaklukkan kombinasi tambahan pemain tuan rumah dari tim U13. Skor kali ini kalah 1-3. “HBS meski U12 punya pengalaman di Liga Surabaya. Tampak dari kekompakan bermain. Apalagi anak-anak juga banyak yang absen. Jadi terbatas pemain cadangan,” tutur Romadhon.
Menambahkan, Pembina PSG, Harun mengungkapkan bahwa anak-anak ada yang berkabar. Sedang acara sekolah, ada juga keluarga.
“Kami berterima kasih, sekaligus minta maaf kepada tim HBS. Kurang maksimal. Tentu dengan pengalaman tim tamu sangat berharga untuk mengukur hasil latihan tim kami. Banyak pelajaran berharga,” timpalnya.
Di bagian lain, tim campuran U13 hingga 15 tampak kecewa. Salah satu tim lawan urung hadir. “Untuk PSG tim yang U13 ke atas relatif konsisten. Sebab sudah mandiri. Kalau yang di bawahnya, masih pantauan orang tua. Jadi wajar anak-anak kami dominasi menengah atas, sehingga kesibukan cukup padat. Termasuk di hari biasa banyak yang sekolah full day,” katanya.
Tetapi hal itu, bukan alasan untuk tidak berprestasi ke depannya. Selain latihan rutin sepekan tiga kali. Tiap siswa diharapkan saat absen, juga latihan mandiri di rumah agar bisa mengikuti materi pelatih.
“Alhamdulillah pekan lalu kami juga sukses membuat program buat anak-anak turnamen mini. Di situ banyak tim-tim bagus, dan menjadi tambahan pengalaman anak-anak,” tukasnya.
Berikutnya, pengurus menyiapkan ekstra futsal dan renang. “Ya semoga dengan program tersebut, dapat meningkatkan kemampuan tiap individu anak-anak. Tujuannya agar ke depan saat semua sudah punya kemampuan. Maka tim solid bukan mustahil,” pungkasnya.
Terpisah, salah seorang wali murid PSG mengapresiasi program pengurus. “Kreatif dan inovatif program pembinaan. Sangat sayang kalau sampai melewatkan jadwal latihan. Tapi ya mungkin anaknya pengin latihan tapi kadang sebagai orang tua ada urusan pekerjaan,” ucapnya. (Red)
Cara Daftar SBB PSG Unika