Tag: Pelatih Sepak Bola

Haggana FC

Coach Oetoyo Bawa Haggana FC Juara Liga Progresif U-13

Coach Oetoyo
JUARA: Haggana FC bersama eks Pelatih Coach Oetoyo di Lapangan ABC Kompleks GBT, Surabaya, Minggu (23/2/2025) lalu. (Foto: Istimewa)

SURABAYA (SG) – Eks Pelatih Unika Bajul Ijo, Coach Oetoyo lagi-lagi membuktikan kepiawaian dalam meracik strategi. Terutama saat menukangi tim sepak bola usia dini. Seperti saat membawa Haggana FC menjuarai Liga Progresif U-13 edisi 2025, Minggu lalu (23/2) di Lapangan ABC Kompleks GBT, Surabaya.

Tahun 2024 lalu, Coach Oetoyo juga sukses mengantarkan Persebaya U-12 juara turnamen internasional di Bali United Training Center, Gianyar, Bali.

Pelatih yang lebih dari 30 tahun mewarnai ratusan prestasi tingkat SSB klub legendaris IM itu. Pada awal-awal sekitar dua tahun lalu, juga pernah melatih SSB PSG Unika di Gununganyar.

Selain itu, juga sempat bahu membahu dengan legenda hidup Totok Risantono, menangani Unika Bajul Ijo mulai KU-12 hingga 17 tahun. Yang saat ini para pemainnya sudah mewarnai kompetisi profesional.

Kembali ke tim Haggana FC U-13, sebelum melakoni laga terakhir, tercatat di klasemen. Yakni, telah mengantongi poin 20, hasil 6 kali menang 2 kali draw. Total main 8 kali dengan 10 tim peserta. Menyusul posisi runner-up, Elfaza dengan 18 angka.

Selanjutnya di laga pamungkas, hari Minggu itu, melawan Mitra Surabaya, Haggana FC menang telak, 4-0. Sehingga poinnya tak terkejar lagi oleh kompetitornya.

“Alhamdulillah, tadi menang lawan Mitra 4-0 di Liga Progresif. Posisi kedua, berebut Elfaza dan Colombo FC, selisih satu angka. Sistem kompetisi penuh,” terang Oetoyo lewat Pesan Singkat.

Diketahui, warga Gubeng Masjid ini, terpantau sudah menukangi klub amatir asal Kampung Ampel itu, sejak Piala Soeratin musim lalu.

Tahun ini, Liga Progresif menggelar kategori kelompok umur (KU) 13, 15 dan 17 tahun. Untuk peserta, terpantau tidak hanya klub anggota Persebaya, tetapi juga Askot PSSI Surabaya dan SSB terafiliasi. Serta ada klub dari luar kota.

Sehingga sejatinya, kompetisi tersebut, sangat membantu, terutama bagi klub atau SSB yang bukan anggota kompetisi internal Liga Persebaya.

Sementara di Surabaya sendiri, tercatat juga ada Liga Surabaya. Belum lagi turnamen yang digelar di level SSB. Salah satunya Surabaya Fun Games U-10 dan U-12 yang digelar PSG di Gununganyar beberapa waktu lalu. (red)

MLSC KU-10

MLSC KU-10 Sepak Bola Putri Surabaya Disebut Timo Menonjol

MLSC KU-10
SEPAK BOLA PUTRI: Coach Timo Scheunemann memantau pertandingan MLSC KU-10 dan KU-12 di Lapangan Bogowonto, Jumat (21/2/2025) pagi. (SG/IST)

SURABAYA (SG) – Tahun kedua turnamen sepak bola putri tingkat SD KU-10 dan KU-12 Milk Life Soccer Challenge (MLSC) 2025 di Surabaya, terjadi peningkatan kuantitas dan kualitas peserta. Hal ini tak lepas dari kontinuitas pembinaan dari penyelenggara.

Seperti hasil dua seri tahun lalu, 14 pemain dari MLSC KU-10 dan KU-12 yang terjaring mendapat pelatihan khusus untuk bertanding ke tingkat nasional di Kudus, Jawa Tengah. Kemudian tahun ini juga terjadwal dua seri. Pertama pekan kemarin, 19-23 Februari 2025, berikutnya Oktober mendatang, mengikuti semester sekolah.

Menurut Ketua Pelaksana Budi Tanoto, bahwa antusias peserta di Kota Pahlawan termasuk terbesar kedua setelah Kudus. “Semester (seri) pertama tahun ini terdapat 76 SD se-Kota Surabaya dengan total 146 tim,” katanya di Lapangan Brawijaya, Kamis (20/2) lalu.

Sementara itu, Head Coach MLSC, Timo Scheunemann menyebut jumlah sekolah yang ikut di Surabaya 2025 ini meningkat. “Begitupun dengan potensi para putri di Kota Pahlawan yang cukup menonjol pada KU-10 tahun,” ungkapnya saat final, Minggu (23/2) kemarin di Lapangan Bogowonto, melansir Tribunnews.com.

Menurutnya, hal ini membuktikan sinyal positif yang harus terus dipupuk untuk menjaga pertumbuhan ekosistem dan regenerasi sepak bola putri.

“Saya melihat kali ini, justru KU-10 sudah memiliki teknik dasar sepak bola yang cukup baik. Selain itu, peserta yang sudah mengikuti turnamen tahun sebelumnya mengalami peningkatan kualitas signifikan. Sementara yang baru ikut, memang belum begitu menonjol. Kami harap di seri mendatang, kualitas mereka semakin merata,” tukas Timo.

Lebih lanjut, adanya inovasi baru adanya fun competition bertajuk Festival Seneng Soccer yang menyasar KU-8 berjalan selaras. Serta menjadi pondasi yang tepat untuk menjaga mata rantai dan supply pemain KU-10.

“Festival Seneng Soccer itu kan mengenalkan gerakan-gerakan dasar bermain sepak bola. Yang sebenarnya merupakan latihan koordinasi dari teknik, kecepatan dan endurance. Jadi, mereka KU-8 sudah memiliki dasar, dan ketika nanti ikut turnamen MLSC di KU-10 sudah tidak kaget. Namun, tentu harus dilatih terus,” tuturnya.

Dua hari sebelumnya, Jumat (21/2) kepada media ini, Timo mengingatkan kepada para pelatih. Agar dalam mengikuti MLSC ini tidak semata-mata mengejar kemenangan. Tetapi, bagaimana membentuk kemampuan dasar pemain sejak dini.

“Misalnya, pemain itu memiliki kemampuan dan potensi sebagai penyerang. Namun, karena pelatih mengejar kemenangan, justru memainkannya menjadi bek, tidak sesuai posisinya. Tentu ini tidak sesuai pembinaan sepak bola modern,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan kepada para pelatih, supaya mengarahkan anak didik yang punya bakat. Untuk juga berlatih di SSB. “Dia kiper bagus, tapi harus latihan di sekolah sepak bola yang punya pelatih kiper,” ucapnya saat menyaksikan penampilan kiper SDN Rungkut Kidul II.

Terpisah, Program Director MLSC, Teddy Tjahjono mengatakan, animo tinggi dari para peserta. Yang juga selaras dengan kualitas, menjadi angin segar untuk mengembalikan kejayaan sepak bola putri Tanah-air.

Pada penyelenggaraan MLSC di Surabaya tahun lalu, terdapat 631 pemain. Sedangkan kali ini sebanyak 1.476 siswi ikut berpartisipasi. “Kami sangat optimistis tujuan mengembalikan kejayaan sepak bola putri akan tercapai. Karena, ini juga proses yang panjang,” jelasnya.

Menurutnya, talenta-talenta muda dapat memanfaatkan turnamen ini secara maksimal. Sebab kelak akan menjadi pemain timnas kebanggaan. “Kami juga mendorong adik-adik untuk berlatih di SSB. Untuk mempersiapkan diri pada seri berikutnya,” timpalnya.

Pasalnya, MLSC ke depan, lanjut Teddy, akan menyesuaikan dengan kalender akademik. Agar tidak mengganggu proses pembelajaran akademik siswi di sekolah. Dan dalam masa penyesuaian ini, akan terus menggelar turnamen sepak bola putri demi memberikan jam terbang bagi para peserta.

“Meski seri selanjutnya di tahun ini mulai terselenggara pada Juni 2025. Kami tetap menggelar turnamen agar para siswi terus berkembang secara kualitas dan jeda turnamen satu dan lainnya tidak terlalu jauh,” tandasnya.

Sebagai informasi, tahun ini MLSC digelar di 10 kabupaten/kota setelah masuknya Bogor dan Malang. Sebelumnya ada delapan daerah. Yakni, Kudus, Semarang Surabaya, Solo, Jogja, Jakarta, Bandung dan Tangerang.

Sementara di Surabaya, ada dua venue pertandingan yang berlangsung tanggal 19-23 Februari kemarin. Yaitu, untuk KU-10 di Lapangan Brawijaya yang berakhir, Sabtu (22/2) lalu. Dan KU-12 di Lapangan Bogowonto, selesai hari Minggu kemarin. Sedangkan pertandingan mulai kickoff jam 7.30 memakai empat lapangan ukuran kecil di setiap venue. Kemudian berakhir pukul 16.00 WIB selama penyisihan grup mulai Rabu hingga Jumat.

Format turnamen dengan 7×7 termasuk kiper. Durasi waktunya 2×10 menit. Aturan lain, apabila terjadi kesalahan lemparan ke dalam, maka boleh mengulang dengan pemain yang sama. Kemudian untuk kartu merah, dapat mengganti pemain lain.

Peraturan lainnya, dapat tercipta gol langsung dari kickoff. Sedang untuk penjaga gawang, saat menguasai bola dalam permainan (hidup), boleh melempar maupun menendangnya. Sementara kalau bola gawang, memulainya sama seperti sepak bola umumnya.

Selain itu, bagi pemain yang sudah digantikan pemain cadangan. Ini boleh bermain kembali mirip futsal. Tetapi bedanya, tetap harus menunggu bola tidak dalam permainan (mati), dan seizin wasit. Catatan lainnya, wajib memainkan semua pemain cadangan di bench.

Diketahui, untuk KU-10, SDN Pacarkeling V sukses mempertahankan gelar usai mengalahkan SDN Kalirungkut I. Sedangkan di KU-12, SDN Kalirungkut I juara lewat drama adu penalti mengalahkan SDN Al Islah Gununganyar. (har)

Berikut hasil babak penyisihan hari Jumat lalu (21/2) di Lapangan 3 Bogowonto :

  1. SD Al Islah 3-0 (1-0) SDN Petemon XIII
  2. SDN Rungkut Kidul II 3-2 (1-0) SDN Sidotopo Wetan IV
  3. SDN Wiyung I 1-2 (0-1) SDN Tanah Kalikedinding V
  4. SDN Pacarkeling V 3-1 (3-0) SDN Banyuurip III
  5. SDN Sidotopo Wetan IV (0-2) 0-3 SD Al Islah
  6. SDN Petemon XIII (0-0) SDN Rungkut Kidul II
  7. SDN Kertajaya IV 0-0 SDN Pacarkembang I
  8. SDN Sidomulyo I 3-2 (0-0) SDN Ngagelrejo I
  9. SDN Kedurus III (0-1) SDN Sawahan IV
  10. SDN Tanah Kalikedinding II 1-0 (1-0) SDN Bulak Rukem I >>> skor berbalik 0-3. Sebab pemain KM dimainkan lagi oleh SDN Tanah Kalikedinding
  11. SDN Ngagelrejo I 1-6 (0-5) SDN Kertajaya IV
  12. SDN Pacarkembang I (1-0) SDN Sidomulyo I
Timnas Putri

Timnas Putri Ujicoba Disaksikan Konjen Jepang di Surabaya

Timnas Putri
TIMNAS PUTRI: Kepala Konjen Jepang, Mr Takeyama (kedua dari kiri) bersama Sekjen PSSI Jatim dan para wasit di Lapangan Unesa, Surabaya, Kamis (23/2/2025) lalu. (SG/IST)

SURABAYA (SG) – Kepala Kantor Konsulat Jenderal (Konjen) Jepang di Surabaya, Mr Takeyama turut menyaksikan jalannya pertandingan uji coba Timnas Putri Indonesia di Lapangan Unesa Kampus Lidah Wetan, Surabaya, Kamis pagi (13/2/2025) pekan lalu.

Dalam kesempatan itu, Mr Takeyama hadir khusus mendukung adanya dua pelatih kewarganegaraan Jepang di timnas putri. “Kebetulan ada dua orang asal Jepang yang melatih di tim putri. Sehingga saya datang meninjau,” katanya.

Mereka adalah Satoru Mochizuki Head Coach dengan postur tinggi. Kemudian dibantu Takumi Taniguchi Assistant Coach. “Ini pertama kalinya saya menonton pertandingan sepak bola putri khususnya di Indonesia,” ungkapnya.

Dia mengaku senang dan bangga, ada warga Jepang yang mendapat kehormatan untuk melatih sepak bola di Indonesia. “Saya senang sekali ada kepercayaan terhadap pelatih asal Jepang untuk membimbing tim putri Indonesia,” ucapnya.

Takeyama menceritakan, bahwa sepak bola putra Jepang maju setelah melalui proses 30-40 tahun lamanya. “Dulu belum begitu terkenal, masih amatir semua. Nah setelah terbentuk liga profesional, baru kemudian bisa meraih prestasi internasional sampai maju seperti sekarang ini,” bebernya.

Sedangkan untuk sepak bola putri Jepang baru berjalan 10-15 tahunan ini. “Mereka mempunyai kerukunan di Jepang,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Mr Takeyama juga berharap agar sepak bola putra dan putri Indonesia ke depannya semakin maju dan berkembang seperti Jepang.

Dalam kesempatan itu, juga hadir Sekjen PSSI Jatim, Ririn sapaan karib Dyan Puspito Rini. “PSSI Jatim mengirimkan SSB afiliasi putra usia 14 tahun (asal Sidoarjo) untuk menjadi lawan tanding tim putri,” tuturnya.

Lebih jauh, Ririn menjelaskan, tujuannya yakni memberi role model dan pengalaman untuk anak anak SSB di Jawa Timur. “Juga men-support timnas putri, bahwa perjuangan mereka mengharumkan nama bangsa itu tidak sendirian,” timpalnya.

Garuda Pertiwi kita ketahui sedang menjalani TC di Surabaya tanggal 2-13 Februari untuk persiapan turnamen internasional. Dan hasil ujicoba tersebut, untuk timnas putri U-17 unggul tipis 2-1. Sedangkan yang senior (U-20) menang telak 3-0. (red)

Pelatih Persewangi Syamsudin Batola Meninggal Dunia Kecelakaan

Pelatih Persewangi Syamsudin Batola
Pelatih Syamsudin Batola (kiri) semasa menangani Persewangi Banyuwangi, dan foto kanan insiden kecelakaan di Tol Probolinggo, Kamis (12/12/2024) pagi. (PG/IST)

PROBOLINGGO (Psgunika.net)Innalillahi wa innailaihi rojiun, Pelatih Persewangi Banyuwangi, Syamsudin Batola (57) meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan, Kamis (12/12/2024) pagi 05.30 WIB di KM 842/200 B Tol Pasuruan Probolinggo, Jawa Timur.

Saat terjadinya kecelakaan itu, Pelatih Persewangi, Syamsudin Batola bersama rombongan. Yakni Sekretaris Persewangi, Ari Mustofa (38) dan Hari sopir sedang perjalanan ke MCM Asprov PSSI Jatim persiapan Liga 4.

Dugaan penyebab kecelakaan karena sopir minibus Avanza bernopol P1253KO kondisi mengantuk. Sehingga menabrak bus Hino nopol K1591B yang ada di depannya.

Kondisi minibus ringsek bodi depan dan berhenti di bahu jalan dengan menghadap selatan. Sedangkan bus yang dikemudikan oleh Riyanto (45) beserta 25 penumpangnya keadaan selamat, juga berhenti di bahu jalan.

Menurut laporan polisi, kejadian minibus berjalan dari arah Gending menuju Leces di lajur satu. Sesampainya di TKP, dugaan sopir mengantuk, sehingga tak mampu mengendalikan kendaraannya. Kemudian menabrak bus di depannya.

Terpisah, Pebdi Arisdiawan Sekretaris Askab PSSI Banyuwangi mengungkapkan, satu orang lainnya dalam kondisi kritis dan sedang menjalani perawatan.

Insiden tersebut menyedot perhatian publik mengingat posisi penting Coach Batola yang baru saja launching klub kebanggaan Banyuwangi itu.

Melansir Bola.com, Syamsudin Batola adalah pelatih sepak bola Indonesia yang juga legenda PSM Makassar. Ia lahir 4 Juli 1967 di Maros, Sulawesi Selatan.

Sebagai pemain, Batola berposisi sebagai libero dan memulai karier profesionalnya di Pelita Jaya sebelum bergabung dengan PKT Bontang dan kemudian PSM Makassar. Di mana ia meraih kesuksesan termasuk trofi juara Liga Indonesia pada musim 1999-2000.

Setelah pensiun, Batola beralih ke dunia kepelatihan. Ia memulai kariernya sebagai asisten pelatih di Persim Maros. Kemudian melatih beberapa tim muda, termasuk SSB Maros dan tim Diklat Sulsel.

Pada 2017, ia menjadi asisten pelatih PSM Makassar hingga 2019. Ia terkenal karena kemampuannya mengembangkan skuat yang terdiri dari pemain lokal.

Kepergian Batola meninggalkan duka mendalam bagi dunia sepak bola Indonesia, terutama bagi klub-klub yang pernah ia latih dan cintai. (red)

Kiper SSB PSG di Bawah Pengawasan Pelatih Pengalaman

Kiper SSB PSG
USIA DINI: Coach Agung (kiri) bareng kiper U-10 SSB PSG, Aslan Keefe Mubarak di sela latihan rutin, Minggu (27/10/2024) pagi di Poltekpel Gununganyar, Surabaya. (Dok NILNA)

SURABAYA, PSGunika.net – Kiper posisi pemain sepak bola yang sering dianggap remeh. Sehingga tidak banyak yang bersedia menjadi penjaga gawang sejak masuk sekolah sepak bola (SSB) termasuk kiper PSG Soccer School.

Namun di era sepak bola modern, penjaga gawang kini punya peran sentral. Karena sekaligus menjadi libero alias orang terakhir di jantung pertahanan yang mengatur awal skema serangan. Yakni build-up, dimana kiper harus juga memiliki kemampuan control passing yang sama baiknya dengan pemain.

Oleh karena itu, latihan kiper kini tak lagi hanya cara menangkap bola maupun melompat. Tetapi juga belajar menguasai bola dengan kakinya.

Bahkan belakangan ini muncul les privat menjadi kiper. Pasalnya minat menjadi penjaga gawang ini rerata masih minim di umumnya SSB.

Hanya ada satu goal-kipper dalam permainan tim sepak bola, bisa jadi juga menjadi pertimbangan orang tua dan anak memutuskan di SSB menjadi penjaga gawang.

Kendati begitu, kalau mau mencermati, di sepak bola dunia. Misalnya kiprah timnas Indonesia di kancah kualifikasi Piala Dunia 2026, posisi kiper begitu vital sampai harus mencari pemain keturunan di luar negeri.

Menurut Harun Effendy, pembina SSB PSG Soccer School di Gununganyar, Surabaya mengatakan, bahwa di PSG juga sama dengan SSB lainnya, kesulitan adanya kiper

Bahkan ada siswa yang di SSB sebelumnya kiper, begitu gabung PSG minta menjadi pemain. Ini tentu saja butuh adaptasi, yang pertama. Kemudian secara penempaan fisik, pemain juga dituntut punya ketahanan, kekuatan dan kecepatan lari.”

“Makanya, kalau saya bercanda. Ayo kalau malas lari, pindah kiper. Ya kadang juga pas ikut turnamen, karena kiper yang ada masih kurang. Mendadak ada pemain bersedia jadi kiper, eh ternyata lumayan. Dan akhirnya keterusan menjadi penjaga gawang,” terang Harun, Minggu (27/10/2024) pagi.

Tetapi, masih Harun, sama halnya dengan anak-anak lain. Juga ada masa jenuh latihan. Ini kalau pas dia kiper, ya SSB akhirnya kelimpungan. Sehingga opsi meminjam anak-anak privat kiper juga bisa menjadi solusi.

“Berdasarkan pengalaman saya mengikuti sebagai ofisial tim sepak bola khususnya usia muda. Sering itu yang kiper malah usia termuda. Ya, kayak laris begitu. Contohnya juga mencari pelatih kiper juga sama sulitnya,” kelakar pria yang kembali aktif wasit memimpin pertandingan Liga Persebaya ini.

Eks wasit nasional yang kini juga menekuni dunia jurnalistik ini, mengaku bersyukur di SSB PSG, untuk pelatih kiper ada Coach Agung. “Beliau cukup berpengalaman baik sebagai pemain maupun pelatih. Terakhir kemarin tercatat juga ikut menyeleksi kiper EPA tim Liga 1 PSBK Biak, Papua,” ungkapnya.

Tak hanya itu, sejumlah pemain, juga tertarik menjadi kiper. Karena terpikat latihan cara menjatuhkan diri saat menangkap bola dan sebagainya.

“Kalau saya amati, anak-anak yang kiper PSG ini, sejak di bawah pengawasan Coach Agung, ada kemajuan teknik. Jadi kita sangat terbantu. Dan perlu menjadi catatan bahwa pelatih utama, Coach Romadhon, juga tepat.”

“Karena pengalaman menjadi tim pelatih Soeratin U-15 Persebaya lalu, cukup ampuh meningkatkan kemampuan dasar sepak bola anak-anak. Apakah itu passing control nya, maupun fisik dan situasi kerja sama dalam permainan,” bebernya.

Lantas, ia juga berharap dengan dukungan lapangan standar nasional. Ke depannya, PSG dapat melahirkan pemain handal masa depan. “Kami punya tekad, minimal anak-anak ini bisa main bola dengan benar. Sehingga kalau ada seleksi bisa mengikuti standar uji,” tukasnya.

Karenanya, ia mengajak kepada segenap anggota PSG lebih rajin berlatih. Termasuk calon siswa baru, agar tidak ragu belajar teknik sepak bola di Gununganyar Surabaya.

“Alhamdulillah, untuk jenjang prestasi, kami juga memiliki akses agar anak-anak bisa tampil di kompetisi sepak bola dan futsal di bawah naungan asosiasi resmi (PSSI, red),” pungkasnya. (red)

Kantor Enkai Jadi Ajang Obrolan Pelaku Sepak Bola Level Wahid

Kantor Enkai
NGOBROL: Para tokoh dan pakar sepak bola berkumpul spontan di kantor Enkai, Simomulyo, Surabaya, Selasa siang (20/8/2024). (Foto: IST)

SURABAYA (PSGunika.net) – Obrolan bola level wahid tersaji saat para pelaku sepak bola nasional berkumpul, Selasa siang (20/8/2024) di kantor Enkai, Simomulyo, Surabaya.

Tampak mereka secara kebetulan berjumpa di kantor Enkai, yakni Benny van Breukelen pelatih kiper Persebaya. Dan Uston Nawawi asisten pelatih Persebaya.

Selanjutnya, Mustaqim legenda timnas dan Persebaya yang belakangan menjadi brand ambassador sepatu olahraga merek Enkai.

Kemudian tak kalah keren kehadiran agen pemain kenamaan Gabriel Budi. Pasalnya tidak terhitung lagi pemain asing berkualitas mewarnai kompetisi sepak bola Indonesia berkat jasanya. 

Pun demikian juga pemain nasional yang berkarir di luar negeri macam Asnawi tak luput dari peran Budi.

Tak ketinggalan owner Enkai selaku tuan rumah, Agustinus Sutanto. Serta jurnalis olahraga KONI Jatim, Harun Effendy, yang juga pembina SSB PSG Gununganyar, Surabaya.

Secara umum obrolan yang terjadi spontan itu, mengungkap fakta-fakta menarik kancah sepak bola nasional. Di antaranya nilai kontrak pemain lokal yang lebih mahal. Sehingga mendorong klub memakai jasa pemain asing, yang secara kualitas lebih bagus.

Ada lagi, momen krusial menentukan perekrutan pemain, atau pelatih oleh manajemen klub. Termasuk seni menyatukan semangat para pemain bintang di suatu tim.

Pengalaman memberikan kesempatan pemain muda bersinar, yang tidak semua pelatih berani ambil keputusan. Serta hal-hal menarik lainnya yang tersampaikan secara random.

Ada juga, menakar tim-tim Liga 1 dan 2 yang punya kualitas dan ambisi menjadi terbaik. Menurut Harun, ini obrolan yang mengalir dan alamiah keluar dari pengalaman langsung para pakarnya.

“Saya kira, ini adalah rezeki terutama bagi saya bisa berjumpa para pakarnya sepak bola nasional bahkan internasional.”

“Bahan obrolan yang mengalir soal sepak bola tadi, sangat penting dan berkualitas. Khususnya wawasan buat anak-anak siswa di SSB binaan kami, bagaimana kiat menjadi pemain profesional kelak,” ujarnya.

Harun sendiri ke kantor Enkai, dalam rangka memenuhi undangan, sekaligus membelikan sepatu bola untuk hadiah lomba Agustusan di PSG binaannya.

Luar biasa, di kantor Enkai, juga mirip laboratorium mengembangkan teknologi sepatu bola. Di dalamnya, desain interior sangat bagus. 

Ada ruang podcast, ada ruang pertemuan, juga tempat foto Instagramable khas sepak bola. Yang mana terpampang gambar pemain U-19 nasional, Toni Firmansyah dan M Taufiq eks Persebaya mengenakan atribut Enkai. Tampak juga foto-foto pelatih lokal level nasional, beratribut Enkai.

Owner Agustinus Sutanto dalam kesempatan itu, tampak membahas rencana event temu bintang sepak bola di mal terkenal di Surabaya. “Rencana meet and great brand ambassador Enkai di pusat perbelanjaan Matahari di TP,” katanya.

Selain itu, ia juga tertarik rencana menggelar turnamen futsal. Sehingga dalam kesempatan itu, juga berdiskusi dengan Harun, yang juga pengurus futsal Unika, anggota AFK Kota Surabaya. (*)

PSSI Jatim Kumpulkan Pelatih Upgrade Pemain Standar Timnas

PSSI Jatim
UPGRADE: Ketua Umum Asprov PSSI Jatim, Ahmad Riyadh mengumpulkan para pelatih di Jawa Timur untuk membekali silabus sepak bola, Kamis (4/7/2024) di Surabaya. (Dok/IST)

PSGunika.net, SURABAYA – Meng-upgrade kualitas pesepak bola muda lokal, Asprov PSSI Jatim mengumpulkan pelatih se-Jatim, Kamis (4/7/2024) di Surabaya.

Mengumpulkan para pelatih itu untuk mengikuti silabus pengembangan sepak bola Jawa Timur. Dengan menghadirkan tim perumus silabus, serta Fakhri Husaini.

“Kami ingin peningkatan kualitas pemain lokal sesuai standar. Yang memang meminta pelatih timnas. Jadi kami kumpulkan pelatih dari SSB maupun yang sudah berlisensi A Pro,” ucap Ahmad Riyadh, Ketua Umum Asprov.

Riyadh menjelaskan, mengumpulkan semua pelatih untuk membahas silabus kepelatihan dalam pembibitan atlet sepak bola muda Jatim.

“Kami benahi pemain lokal kita yang harus memiliki standar yang memang bagus dan setara dengan pemain Timnas Indonesia,” ucapnya.

Dengan pelatihan ini, pria yang juga berprofesi sebagai pengacara ini menilai, jika kualitas pemain lokal sudah bagus. Maka tidak perlu lagi untuk penggunaan pemain dari luar.

“Ibarat ambil dari luar kita hanya tranformasi ilmu sepak bola dari luar negeri untuk kemajuan sepak bola Indonesia,” ucapnya.

Dengan acara ini, Riyadh mengaku ini baru pertama kali menggelar oleh Asprov PSSI Jawa Timur.

“PSSI dari daerah lain belum melakukan ini, jadi kami harus meningkatkan kemampuan pemain lokal kami setara dengan pemain asing. Bahkan pemain yang bermain di luar negeri,” beber Ahmad Riyadh.

Riyadh mengaku jika potensi dan bakat pemain lokal milik Indonesia cukup besar. “Ibarat permata ini mereka belum terpoles yang benar. Masih asal-asalan jadi kami buat pelatihan ini, agar semua pemain lokal kita sudah berstandart pemain luar dan bisa bermain di luar Indonesia,” jelasnya.

Dengan pelatihan silabus ini, Riyadh mengaku, jika pelatih sudah memiliki standar lebih untuk mengajarkan pemain muda.

“Jadi tidak glambyar atau asal-asalan dan memiliki target dalam kepelatihan,” tukasnya.

“Saya berharap ke depannya bisa lahir pemain, seperti Marcelino Ferdinan yang bermain di luar dan bermain sebagai starter yang membawa klubnya berjaya,” pungkasnya. (*/red)

Persebaya U-12 Juara di Bali, Kombinasi Pelatih Unika dan Kelud

Persebaya U-12 Juara
DUET PELATIH: Skuad juara Persebaya U-12 pada ajang internasional, Minggu (23/6/2024) di Gianyar, Bali. (Dok/IST)

Psgunikanet, GIANYAR – Duet pelatih finalis Liga Surabaya 2024 Unika Surabaya dan Kelud Sidoarjo berhasil mengantarkan Persebaya U-12 juara International Youth Tournament Bali 7s U-12, Minggu (23/6) di Bali United Training Center, Gianyar. Yakni Oetoyo dan Yehyen Beni Priambodo.

Terutama Oetoyo, pelatih gaek itu tahun 2023 lalu, juga pernah menukangi Unika Bajul Ijo U-17 Jatim, dan PSG Unika di lapangan Poltekpel Gununganyar, Surabaya. Mantan pelatih SSB IM ini, lebih dari 30 tahun acap kali membawa tim usia dini meraih juara. 

Sementara Yehyen bersama SSB Kelud asal Sukodono, Sidoarjo terbilang baru, langsung moncer menjuarai Liga Surabaya U-12. Bukan hal aneh, sebab di Kelud bertengger nama-nama pengurus legenda Persebaya senior, di antaranya Uston Nawawi, Arif Arianto juga ada Rendi Irwan.

Berbekal finalis Liga Surabaya, kedua tim dan pelatih, baik Unika dan Kelud termasuk pemainnya mendominasi kuota tim. Dan meski di lapangan Yehyen tampak dominan, tetapi Oetoyo menduduki head coach. Karena memiliki lisensi kepelatihan yang memadai.

Uniknya, di tim Persebaya ini, juga ada nama Darwin, yang anak dari asisten pelatih dan legenda Persebaya, Uston Nawawi.

“Ini yang dari Unika Bajul Ijo, saya mainkan full. Empat pemain nama, Alvaro, Faris, Fadhil. Ada Fattir mencetak 10 gol. Sedangkan Fadhil dua gol,” terang Oetoyo, yang warga Gubeng ini.

Pada laga final turnamen yang mempertemukan tim-tim ASEAN itu, Persebaya mengalahkan Next Bali Generation dengan skor tipis 1-0. M Ridho di waktu tambahan menit 32 mencetak gol kemenangan dramatis pada pertandingan yang berdurasi 2×15 menit tersebut.

Green Force cilik sudah menunjukkan kans juara sejak babak kualifikasi, menyandang status juara grup H. ”Alhamdulillah rezeki kita semua menjadi juara. Perjalanan tidak mudah untuk meraih gelar juara ini,” kata Yehyen.

Melansir Persebayaid, salah satu kunci sukses Persebaya adalah kedalaman skuad yang baik. Sehingga saat harus melakukan rotasi, berkat padatnya jadwal pertandingan, permainan tetap konsisten.

Rencananya Persebaya akan mempersiapkan diri menghadapi LaLiga di Yogyakarta pada Agustus nanti. “Masih ada dua bulan lagi, kita fokus untuk turnamen besok, agar bisa mengawinkan trofi ini,” jelas Yehyen.

Karenanya, ia mengingatkan kepada para pemainnya untuk tidak cepat puas atas pencapaian ini. Menurutnya, gelar juara kelompok umur tidak ada artinya apa-apa, jika pemain cepat puas diri dan kemudian tidak fokus lagi berlatih.

”Kita harus terus belajar karena masih muda. Itu saya tanamkan ke anak-anak,” tandasnya.

Terpisah, Inge Umbara, manajer Kelud Sidoarjo mengapresiasi M Ridho. Katanya, mainnya joss. “Kombinasi pelatih senior dan yunior top pokoknya. Jadi Yehyen kemarin terkendala karena lisensinya futsal. Makanya pak Toyo yang menjadi head coach,” terangnya. (har)