
JAKARTA (SG) – Bikin bangga! Arek Gununganyar, Digda Yuma Altafi (16) berhasil meraih medali emas Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Karate INKADO (Indonesia Karate-Do) di Jakarta, Jumat (21/2/2025). Saat final, Siswa SMA Negeri 16 Surabaya ini mengalahkan Nikolas wakil DKI di kelas kata perorangan yunior putra.
Pada final Kejurnas bertajuk INKADO Empowering 2025 itu, Digda sekaligus menebus kekalahan rekannya sesama atlet karate Jatim. Yakni Raihan Ahmad Dary yang tersisih oleh Nikolas wakil DKI tersebut, pada pertandingan kedua di kelas yang sama, kata perorangan yunior putra.

Sementara wakil INKADO Jatim lainnya, Adelya Septa Arumni juga tersisih. Turun di kelas kata perorangan kadet putri, Adelya kalah oleh wakil Sulawesi Selatan, juga di pertandingan kedua.
Dari informasi, peserta kejurnas ini lebih dari 800-an atlet karate dari 25 provinsi di Indonesia. Kegiatan berlangsung pada 18-23 Februari 2025 di Gedung KONI DKI, Gambir, Jakarta Pusat. Dengan mempertandingkan nomor kelas pra usia dini, usia dini, pra pemula, kadet, yunior dan senior.
Senpai Gagas Amukti Nandaka selaku Ketua Kontingen INKADO Jatim mengungkapkan, bahwa persiapan (TC) sebelum pemberangkatan ke DKI mulai awal Januari 2025. “Sebelum bertanding ke Jakarta, kita (INKADO Jatim) ujicoba pada kejuaraan Kemenhan Open di Malang menurunkan delapan atlet. Hasilnya, meraih 1 perak 7 perunggu,” ungkapnya, Minggu (23/2).
Namun, karena adanya keterbatasan dana pada perkembangannya. Sehingga dari puluhan atlet yang ikut TC, akhirnya memutuskan hanya mengirimkan tiga atlet tersebut ke Jakarta. Luar biasa, satu dari mereka. Yakni, Digda Yuma Altafi mampu mengharumkan nama Jawa Timur, bersaing ketat dengan provinsi lain yang mengirimkan puluhan atletnya.
Ia berhasil mencapai puncak dengan meraih medali emas setelah menaklukkan lawan-lawannya. Pertama, Jhago wakil Jabar, lalu yang kedua, Yudha asal Jambi. Lanjut ke babak semifinal, atlet yang juga pernah latihan sepak bola di SSB ini, mengalahkan Indra Geri wakil Gorontalo.
“Overall suasana pertandingan seru pecah. Dari 25 provinsi bersaing ketat menampilkan keunggulan teknik dan fisik masing-masing. Dan makin ramai oleh yel-yel pendukung dari atas tribun penonton,” timpal Senpai Gagas.
Terpisah, Firman Syah Ali Ketua Umum Pengprov INKADO Jatim mengatakan, bahwa perguruannya baru bangkit dari perpecahan dan keterpurukan. “Kancho (baca: pendiri/ketua aliran) menunjuk saya untuk memperbaiki INKADO Jawa Timur agar bangkit. Namanya organisasi yang baru sembuh dari sakit, saya bersyukur bisa bersuara di event nasional. Masih bisa merebut medali emas,” katanya.
Karenanya, ia berterima kasih kepada seluruh stakeholder atas prestasi tersebut. Pasalnya, dengan kondisi baru saja bangkit. Maka patut mengapresiasi keberhasilan Jawa Timur mengirimkan kontingen, terlebih mampu meraih medali emas.
“Saya harap ke depannya INKADO Jatim semakin berkibar. Dan mengembalikan marwahnya sebagai bumi kandung INKADO. Karena pendiri INKADO sekaligus FORKI, Prof Raden Baud Abdul Djamil Adikusumo adalah putra asli Jawa Timur,” timpalnya.
Sensei Firman membeberkan, kalau peraih emas itu, merupakan atlet keluarga sabuk hitam. Yang sudah berlatih berbulan-bulan bersama tim pelatih TC yang memimpin Sensei Sjamsul Umur di Dojo Keputih, Surabaya, Jawa Timur.
Selain itu, dia juga aktif berlatih di bawah bimbingan langsung Ketua FORKI Surabaya, Sensei Ozzie.
Di bagian lain, Kukuh selaku orang tua atlet ini mengaku bersyukur atas prestasi putranya. “Sebagai orang tua, tentunya sangat senang dan bangga. Semoga tidak cepat puas saja. Tetap berlatih agar terus berkembang dan meraih prestasi lebih tinggi lagi. Sebab masih banyak kejuaraan besar dan bergengsi di tahun 2025 ini yang sudah menanti,” tuturnya. (har)