Kategori: KOTA SURABAYA

Tempat sumber berita di Kota Surabaya.

SSB PSG Gununganyar Pekan Ketiga Idulfitri Tambah Amunisi

SSB PSG Gununganyar
PROGRES: Siswa atlet SSB PSG Gununganyar di pekan ketiga lebaran, Minggu pagi (20/4/2025) kemarin hadir 19 anak. (Foto: HANUM)

SURABAYA (SG) – Memasuki pekan ketiga lebaran Idulfitri, seperti umumnya sekolah sepak bola (SSB), termasuk PSG Gununganyar, juga terdapat siswa atlet yang baru masuk. Serta murid yang non aktif, bahkan pindah klub.

Pemandangan itu, tampak pada latihan reguler SSB PSG Gununganyar, Minggu pagi (20/4/2025) kemarin di kampus Poltekpel. Yang mana, ada dua siswa baru, yakni Rengga posisi pemain dan Obi posisi kiper.

Sebagaimana informasi pekan pertama dan kedua Idulfitri lalu. Terjadi peningkatan kehadiran mulai 7 siswa pekan pertama. Lalu 14 siswa di pekan kedua. Dan kali ini terlihat ada 19 siswa untuk semua kelompok umur hadir latihan.

Namun formasi kehadiran itu, juga berubah. Tiap pekannya, ada yang konsisten hadir, tetapi ada juga yang izin. Sementara lainnya, baru hadir. Selain itu, juga ada dua siswa baru tersebut.

Untuk Rengga anak warga Gununganyar, sekitar lapangan. Sedangkan Obi ini Arek Juwingan, Kecamatan Kertajaya. Keduanya, kelahiran 2013 atau usia 12 tahun. Umur ideal untuk membentuk skill dasar dan kemampuan bermain kolektif sepak bola.

Menurut Coach Agung, Pelatih Kiper, bahwa meski baru bergabung. Tapi Obi mampu menunjukkan keberanian dan power dalam mengantisipasi bola. Tentu berharap bisa konsisten latihan. Kata ibunya, selama ini menjadi penjaga gawang di sekolah dan kampungnya.

“Tidak menyangka dan terharu. Anak saya sekarang bisa gabung klub sepak bola. Semoga ke depannya lebih terarah, tidak lagi bermain sembarang. Karena di sini ada gurunya (pelatih),” ujar Nita, ibunya.

Karena itu, dia bertekad, meski jauh, terus berupaya mengantarkan anaknya ikut setiap sesi latihan di SSB PSG Gununganyar. “Anak saya juga tampak bahagia, semoga nantinya bisa prestasi,” timpal Ibu Rumah Tangga yang juga bekerja ini.

Sementara, untuk Rengga, masih harus belajar lebih rumit. Karena memilih menjadi pemain, di antaranya selain teknik dasar, juga nantinya menemukan karakter bermain, apakah cocok bertahan, penyuplai bola atau menyerang. Namun yang jelas, dia punya modal cinta bermain sepak bola.

“Anak saya ini, senang bermain sepak bola. Sudah lama sekali kepingin ikut klub atau sekolah sepak bola. Alhamdulillah PSG tidak jauh dari rumah,” terang Sugeng, orang tua Rengga, yang juga anggota TNI ini.

Terpisah, Harun Ketua Harian PSG, dia mengatakan bahwa di sekolah sepak bola ini mencatat lebih dari 80-an siswa. Tapi itu fluktuatif soal keaktifan. “Memang itu dinamika wajar. Dari pengalaman, yang aktif dan konsisten, punya kesempatan ke level lebih jauh,” katanya.

Sebagai pengurus, dia tak memungkiri kalau sama kayak lainnya. Ingin terbentuk tim solid sejak dini konsisten berlatih bersama. Tapi kembali lagi, dia yakin hasil seleksi alam itu, nanti akan muncul tim solid.

“Terkadang keaktifan anak-anak, terpengaruh kegiatan sekolah full day. Atau pengaruh bermain seperti game, juga bisa kendala internal keluarga. Macam-macam, tapi itulah seleksi alam. Namun yang jelas, kami punya tanggung jawab untuk memberikan pelatihan terbaik. Misalnya lapangan standar, perlengkapan serta pelatih berlisensi dan pengalaman. Serta point utamanya adalah punya akses mengembangkan kemampuan anak-anak ke depan,” tukasnya.

Oleh karena itu, pihaknya bulan Mei mendatang sudah kembali menggelar latihan tambahan di luar hari Minggu, yakni Jumat sore. “Jadi sepekan dua kali, nanti kalau ada ekstra ya futsal, atau privat bagi yang memang ada waktu di luar sekolah full day. Insyaallah semua kita tampung setiap inchi peningkatan kualitas anak didik,” pungkasnya. (red)

Liga Surabaya U-15 2025 Garuda Nusantara A Buka Kemenangan

Liga Surabaya U-15 2025
LIGA SURABAYA U-15: Pemain Pusaka (merah) berupaya memainkan bola dari hadangan pemain Garuda Nusantara A di lapangan Kebraon, Sabtu lalu (19/4/2025). (Foto: IST)

SURABAYA (SG) – Kompetisi usia dini Liga Surabaya U-15 kembali bergulir menyambut musim baru 2025. Kali ini menyoroti laga pembuka Pusaka 0-2 (0-1) Garuda Nusantara A di lapangan Kebraon, Karangpilang, Surabaya, Sabtu (19/4) mulai pagi sampai sore.

Pertandingan Liga Surabaya U-15 2025 pada laga awal kali ini terlambat. Pertama karena matchcomm mendadak berhalangan hadir, juga faktor kesiapan teknis kedua tim. Sehingga waktu normal 2×35 menit kena kepras menjadi 2×28 menit berdasarkan keputusan panitia.

Kendati demikian hal itu bukan menjadi problem. Terlebih salah satu wasit, juga memiliki kemampuan standar membuat laporan hasil pertandingan. Seperti tugas matchcomm.

Mengalihkan pandangan mata ke pertandingan. di laga pertama, antara Pusaka lawan Garuda Nusantara A berlangsung seru berimbang. Namun Pusaka sering gagal memanfaatkan peluang. Sehingga lawan berhasil memaksimalkan celah itu.

Dua gol kemenangan daripada tim Garuda Nusantara A tercipta menit 15’ babak pertama oleh Rastra Tito. Kemudian babak kedua, menit ke-46 oleh Diandra Galang. Sehingga skor 0-2 untuk tim tamu. (red)

Hasil Liga Surabaya U-15 hari Sabtu (19/4) :

  1. Pusaka FC 0-2 (0-1) Garuda Nusantara A
  2. Semut Merah 0-0 Bharata FC
  3. Haggana 0-1 (0-1) Garuda Nusantara B
  4. Pusura 0-4 (0-1) Farfaza
  5. Untag Rosita 1-3 (1-1) Surabaya Bhakti
  6. Puma Gresik 0-1 (0-0) Gresik United

Latihan SSB PSG Gununganyar Pekan Kedua Idulfitri 2025

Latihan SSB PSG Gununganyar
BAHAGIA: Siswa atlet SSB PSG Gununganyar yang hadir latihan pekan kedua Idulfitri, Minggu pagi (13/4/2025) lalu.

SURABAYA (SG) – Tak seperti pekan pertama Lebaran Idulfitri, hari Minggu sebelumnya, yang hanya tujuh siswa atlet sepak bola. Sedangkan (13/4) pekan lalu, presensi kehadiran bertambah menjadi 14 anak mengikuti latihan reguler SSB PSG Soccer School di Gununganyar, Surabaya.

Uniknya dari ke-14 siswa atlet yang hadir tersebut, tampak Vino (12) atlet cilik taekwondo kembali latihan ‘Si Anak Hilang’ di SSB PSG Gununganyar. Dia setelah lama vakum fokus beladiri prestasi. Namun rasa cintanya kepada sepak bola yang begitu besar hingga sekali lagi balik merumput.

Selain itu, juga tampak siswa baru, M Rengga (12), bakat lokal yang tinggal di sekitar tempat latihan di Gununganyar. Sehingga ini menambah semangat yang sudah hadir pekan sebelumnya.

Dalam melakukan latihan pembinaan teknik dasar bermain sepak bola, di SSB PSG Gununganyar. Tentu juga mengikuti perkembangan modern, yang mana lewat pelatih berpengalaman dan telah mengantongi lisensi kepelatihan. Sehingga para orang tua juga tenang.

Selain itu, dari sisi akses ke depannya, terutama bagi yang terus berkembang dengan menunjukkan bakat istimewa. Selanjutnya PSG juga terbukti telah menampilkan siswa atlet untuk berkesempatan mengikuti seleksi maupun kompetisi di bawah naungan federasi sepak bola resmi PSSI.

“Kami berlatih di lapangan cukup standar. Sehingga sayang kalau dari sisi pelatih maupun akses ke depan, asal saja. Oleh karena itu, PSG mempercayai pelatih yang kompeten baik pemain maupun kiper. Supaya orang tua tidak segan menitipkan anaknya latihan di sini,” terang Harun, pengurus harian.

Kendati begitu, mengakui di sekolah sepak bola PSG juga mengalami kendala klasik. Yakni biaya dan sekolah full day. Walaupun sebenarnya relatif wajar. Kalau berkaca pada kelayakan lapangan juga pelatih yang menangani.

“Hal-hal semacam itu, menjadi PR bersama. Makanya di PSG soal biaya menerapkan beasiswa, juga keringanan dengan syarat tertentu. Sementara bagi yang mampu, kebanyakan tetap solid,” tuturnya.

Imbuhnya, ada juga hal lain seperti kendala support keluarga, terutama orang tua. Ini mempengaruhi semangat latihan anak siswa atlet.

“Harapan kita bersama selaku pengelola, anak-anak terus kompak dengan support orang tua atau keluarga. Sehingga ke depannya terbentuk satu tim kuat sesuai kelompok usianya. Dan tentunya sabar, telaten mengikuti tiap sesi latihan. Karena dari sisi akses, baik langsung maupun tidak, PSG cukup kompatibel,” timpalnya. (red)

Turnamen Barati 2025 di Surabaya Sukses? Tapi Ini Faktanya

Turnamen Barati
EVENT INTERNASIONAL: Pertandingan tambahan U-15 turnamen Barati di Stadion Thor, Surabaya, Rabu lalu (16/4/2025). (Foto: IST)

SURABAYA (SG) – Turnamen sepak bola internasional Barati Cup 2025 usia dini U-13, U-14 dan U-15 berakhir lancar dan sukses, Minggu malam (20/4) kemarin di Stadion G10N Tambaksari, Surabaya.

Bahkan closing ceremony turnamen Barati juga berlangsung meriah dengan menobatkan tiga tim terbaik. Yakni juara U-13 Assa Pro Soccer School, menyusul Papua FA juara U-14. Dan klub asal Spanyol, Rayo Vallecano menduduki posisi puncak U-15.

Tak hanya itu, saat upacara penutupan, Sekda Kota Ikhsan mewakili wali kota menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam menyukseskan perhelatan internasional di Kota Pahlawan ini.

Sebagai tuan rumah, Pemkot Surabaya bangga dapat menyambut kedatangan para peserta dari berbagai negara. Keberhasilan penyelenggaraan event ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa Kota Surabaya memiliki kapasitas untuk menggelar acara berkelas internasional.

“Tentunya kami siap mendukung pelaksanaan Barati internasional untuk tahun-tahun mendatang. Semoga kebersamaan yang terjalin selama event ini meninggalkan kesan yang hangat, membekas dalam ingatan. Dan memberikan inspirasi bagi kita semua,” kata Ikhsan.

Selain itu, menarik ke belakang turnamen yang mencatatkan total 120 peserta dari tujuh negara, serta 14 provinsi di Indonesia ini. Pada saat opening ceremony juga nggak kaleng-kaleng, tampil band papan atas Nidji, mengguncang Stadion GBT, Selasa malam (15/4) lalu.

Tetapi drama terjadi berawal pada pertandingan esoknya, Rabu (16/4). Update media Pinggirlapangancom, waktu itu, Ismail selaku matchcomm pagi-pagi bergegas ke Stadion Delta Sidoarjo. Namun dia tak melihat perangkat lain, yaitu wasit. Sehingga pertandingan tidak dapat terlaksana. Hal ini memantik kekecewaan peserta yang hadir jauh-jauh.

Kabar beredar, diduga panitia tidak koordinasi dengan Asprov PSSI Jawa Timur. Terlanjur kecewa, di lokasi, Hanafing legenda sepak bola menyebut panitia tidak profesional.

Mengutip media lain Infodisid, yang mengungkapkan penyebab berhenti laga Barati. Terungkap bahwa beberapa laga stop karena tidak mendapatkan izin. Sedangkan venue Barati di sejumlah stadion di Surabaya Raya, yakni Surabaya, Sidoarjo dan Gresik.

Fery Kono dari Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) Kemenpora RI mengakui ada keterlambatan soal perizinan. Terutama di wilayah Sidoarjo. Dia menyayangkan terjadi miskomunikasi. “Soal peserta mundur dan minta pendaftaran kembali belum dapat info jelas,” ungkapnya.

Kemudian pada kesempatan lain melalui media sosial, ia dan pihak panitia akhirnya juga menyampaikan permohonan maaf. Dan berjanji melakukan perbaikan cepat.

Berbeda situasi di Sidoarjo, pertandingan di Surabaya pada hari yang sama, termasuk lancar. Karena perangkat pertandingan di bawah koordinasi Askot PSSI Surabaya. Ada tapinya? Sebab bertanding pagi-pagi sampai di atas jam 9 malam, dan di empat venue. Hal ini membuat komisi wasit kelabakan menugaskan personil. Alhasil juga mencomot wasit luar daerah.

Tak berhenti di situ. Karena dalam perjalanannya, pihak asprov mewanti-wanti wasit-wasit yang aktif di lingkungan provinsi maupun nasional. Supaya tidak bertugas. Hal ini membuat wasit yang terlanjur bertugas, seperti di Lapangan Thor Surabaya mundur.

Sementara di Thor semula bertanding U-14, tapi ada laga pindahan dari Sidoarjo menjadi genap 10 match berlangsung hingga jam 22.00 selesai. Di antaranya laga Rayo Vallecano Spanyol 3-3 (1-1) Nawasena FC Jakarta di U-15.

Jalannya pertandingan berlangsung ketat, dengan perbedaan skill dan taktik mencolok. Di mana, Rayo Spanyol mengandalkan bermain posisi dengan akurasi dan kekuatan passing juga kontrol menawan. Sedangkan Nawasena Indonesia mengandalkan kualitas individu dan kecepatan dalam melakukan serangan balik.

Alhasil Nawasena sempat leading dua kali, 1-0 dan 3-1. Walaupun akhirnya harus puas berbagi skor 3-3. Tentu saja, pertandingan live streaming juga tv lokal dengan siaran internasional itu berlangsung sengit penuh taktik dan menghibur.

Namun sekali lagi, sangat menyayangkan hingga berita ini tayang. Honor untuk wasit pada laga pindahan tersebut, belum cair terbayar. Termasuk dugaan laga pindahan di lapangan lainnya. Apalagi besaran nilainya juga minimalis.

“Ini event internasional dengan tensi dan kualitas bagus. Tapi aneh, honor setara turnamen SD yang wasitnya liar. Mirisnya lagi, pertandingan tambahan juga belum terbayar sampai detik ini,” ujar sumber yang ikut bertugas.

Salah satu matchcomm senior di Surabaya dalam kesempatan lain, berjanji akan mengupayakan cair. “Bukan soal kecilnya. Tapi itu harus terbayar, nanti saya upayakan ngomong ke panitia,” ujarnya.

Sementara insiden honor gagal bayar membuka luka khususnya wasit di Surabaya. Yang mana pada perhelatan Soeratin U-13 dan U-15 bertajuk Piala Wali Kota tahun 2024 lalu, hingga kini belum terbayar penuh. Terutama di laga penyisihan grup.

Telah melakukan berbagai upaya termasuk menemui Wawali Armuji, namun tidak membuahkan hasil. Bahkan Ketua Askot Surabaya yang baru pun sampai saat ini, belum memenuhi janjinya untuk melunasi jerih payah perangkat pertandingan, matchcomm dan wasit tersebut. (red)

Kontes Perkutut di Unesa, Tatag Direktur Unika Bilang Begini

Kontes Perkutut di Unesa
KONTES PERKUTUT: Direktur Auto Unika, Tatag Triwibowo (ketiga dari kanan) bersama panitia lomba di halaman depan Gedung Rektorat Unesa, Surabaya, Minggu pagi (20/4/2025) kemarin. (Foto: HARUN)

SURABAYA (SG) – Direktur Auto Unika, Tatag Triwibowo menyambut baik adanya kontes perkutut Unesa Cup I 2025 kategori piyik hanging, Minggu pagi (20/4) kemarin di halaman depan Gedung Rektorat Unesa Kampus Lidah Wetan, Surabaya.

Menurutnya termasuk surprise, karena tempat kontes perkutut di lingkungan Unesa ini sangat representatif dan elegan di lingkungan kampus. Sehingga ini dapat meningkatkan nilai jual perkutut. Serta menambah pecinta perkutut.

“Tentu nanti tumbuh mata rantai baru, seperti peternak perkutut semakin banyak. Kemudian penjual pakan kayak beras, ketan hitam dan sebagainya makin banyak. Maka di situlah muncul mata rantai bisnis baru,” urainya.

Selanjutnya, Tatag berjanji nanti lebih support lagi dengan kegiatan Profesor Suyono. “Dan kebetulan Pak Rektor Unesa, Nurhasan, juga sangat mendukung kegiatan ini. Berupa tempat lomba yang tidak lazim, yaitu di halaman depan Gedung Rektorat Unesa. Kita support lah nanti ke depannya,” ujarnya.

Soal mitos perkutut. Tatag menceritakan ini lebih banyak adanya cerita budaya dari orang-orang Jawa. “Sebab satu-satunya burung yang dipanggil kayak Pusaka Peksi ini cuma perkutut. Tapi kalau lainnya itu menyebutnya burung berkicau,” terangnya.

Masih Tatag, bahwa menjadi suatu budaya yang kuat terutama di Jawa dan Madura. “Jadi ada kultur mempertahankan budaya juga. Sebenarnya bagus juga. Sehingga Unika sebagai bentuk mendukung upaya melestarikan kebudayaan bangsa,” timpalnya.

Di sisi lain, dia mengungkapkan, kalau di rumah juga memelihara perkutut, sebagai penghobi saja. Terutama untuk suasana pagi itu, katanya nyaman banget.

“Harapan saya buat teman-teman pecinta perkutut untuk lebih meningkatkan kualitas (suara) perkututnya. Sering mengadakan lomba. Karena bisa meningkatkan nilai jual perkutut. Juga dapat menambah komunitas keanggotaan,” tukasnya.

Sementara Ketua Panitia Profesor Suyono mengapresiasi Auto Unika atas support mendukung suksesnya perlombaan. Ia menambahkan, bahwa kontes hanya kategori piyik hanging, lomba seni suara alam perkutut. Dimana kelas piyik hanging adalah level paling bawah lomba.

“Lomba tingkat ini (persiapan) termasuk paling gampang. Karena tidak butuh gantangan tinggi atau kerekan. Cukup sekitar 3 meteran tingginya. Aturannya masih burung piyik. Makanya kalau ada yang gacor itu langsung diskualifikasi, tadi ada tujuh ekor kena dis,” ungkapnya.

Panitia menyediakan sampai 15 trofi juara. Lalu juga ada doorprize dari Auto Unika. “Selain doorprize beras, minyak goreng dan sarung. Ada goodie bag Unika tidak pakai undian. Tetapi tiap juara dapat bingkisan Unika tersebut. Kemudian honor juri dari Bojonegoro, Bangkalan dan Surabaya. Alhamdulillah ada support Unika,” bebernya.

Sambungnya, kalau tidak ada yang berani membuat gebrakan mengadakan lomba. Khawatir ke depannya akan punah para pecinta perkutut ini. “Alhamdulillah kebetulan ini saya bikin dua box gantangan pribadi sendiri. Sehingga juga menghemat. Kalau peta kekuatan perkutut cukup merata. Yang utama tetap dari Madura. Kayak dari Sumenep,” katanya.

Karenanya panitia menyampaikan sekali lagi, apresiasi kepada Auto Unika yang selalu mensupport kegiatan lomba perkutut. “Mas Tatag selalu support seperti lomba liga perkutut tingkat Jatim tahun lalu, kala itu juga Unika support,” imbuhnya.

Diketahui, Sebanyak 96 perkutut meramaikan kontes dengan kategori kelas pemula piyik hanging berusia 4-5 bulan. Peserta berasal dari tuan rumah Surabaya. Kemudian Sidoarjo, Malang dan Madura. Even ini juga dalam rangka silaturahmi halalbihalal para penggemar perkutut khususnya di Jawa Timur.

Dalam kesempatan itu, Ketua P3SI (Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia), Choirul Anwar mengatakan, bahwa lomba ini juga sebagai pemanasan menjelang adanya liga perkutut di Surabaya.

“Insyaallah pertengahan tahun ini ada Liga Hanging Surabaya. Mainnya sebulan sekali keliling di empat lokasi, yakni di Sawunggaling Lidah Kulon tempat Profesor Suyono. Lalu di Pengadilan P3SI Sambikerep, dan Dukuh Kupang. Serta satu lagi dalam tahap pembangunan di Kutisari,” ucap Choirul.

Lebih lanjut, ia menjelaskan penilaian kontes dari suaranya. “Cara membedakan dengan perkutut dewasa, ini tampak dari bunyi. Misalnya suaranya gacor (terus-menerus), atau mbekur (merayu lawan jenis). Nah ini langsung diskualifikasi. Tadi ada tujuh peserta kena dis,” jelasnya.

Choirul menegaskan, bahwa piyik (anakan) yang benar itu, bunyinya paling banyak dua kali. Dan balasnya (adu suara perkutut lain) cuma satu kali. Kalau balas tiga sampai empat kali itu pasti dewasa. Nah ini yang terkena diskualifikasi.

“Penilaian dari bagusnya suara dan irama. Ada dua hal, yaitu suara indah tanpa salah, dan banyaknya bersuara. Tapi untuk piyik ini, balasnya satu sampai dua kali,” tandasnya.

Pada even pertama ini dari ke-96 perkutut. Rinciannya satu orang ada yang mendaftar satu sampai tiga ekor. Dan Pengda P3SI Surabaya selaku penyelenggara.

Oleh karena itu, Choirul berharap adanya even ini. Khususnya nanti saat liga hanging muncul pemain baru, pemula. “Dan yang sudah senior (pemain) dapat memberikan contoh. Istilahnya tidak menurunkan burung yang sudah tua, agar tidak merusak jalannya perlombaan,” pungkasnya. (har)

Profesor Suyono Apresiasi Unika Support Kontes Perkutut Unesa

Profesor Suyono
KONTES PERKUTUT: Profesor Suyono (tengah berkacamata) bersama para pemenang lomba di halaman depan Gedung Rektorat Unesa, Minggu pagi (20/4/2025). (Foto: HARUN)

SURABAYA (SG) – Ketua Panitia Kontes Perkutut Piyik Hanging Unesa Cup I 2025, Profesor Suyono menyampaikan apresiasi kepada Auto Unika atas support dalam mendukung suksesnya pelaksanaan perlombaan.

Profesor Suyono menambahkan, bahwa kontes hanya kategori piyik hanging, lomba seni suara alam perkutut. Dan kelas piyik hanging adalah level paling rendah lomba.

“Lomba tingkat ini (persiapan) termasuk paling gampang. Karena tidak butuh gantangan tinggi atau kerekan. Cukup sekitar 3 meteran tingginya. Aturannya masih burung piyik. Makanya kalau ada yang gacor itu langsung diskualifikasi, tadi ada tujuh ekor kena dis,” ungkapnya.

Panitia menyediakan sampai 15 trofi juara. Lalu juga ada doorprize dari Auto Unika. “Selain doorprize beras, minyak goreng dan sarung. Ada goodie bag Unika tidak pakai undian. Tetapi tiap juara dapat bingkisan Unika tersebut. Kemudian honor juri dari Bojonegoro, Bangkalan dan Surabaya. Alhamdulillah ada support Unika,” bebernya.

Tambahnya, kalau tidak ada yang berani membuat gebrakan mengadakan lomba. Khawatirnya ke depan akan punah para pecinta perkutut ini.

“Alhamdulillah kebetulan ini saya bikin dua box gantangan pribadi sendiri. Sehingga juga menghemat. Kalau peta kekuatan perkutut cukup merata. Yang utama tetap dari Madura. Kayak dari Sumenep,” katanya.

Karenanya panitia juga menyampaikan sekali lagi, apresiasi kepada Auto Unika yang selalu mensupport kegiatan lomba perkutut. “Mas Tatag selalu support seperti lomba liga perkutut tingkat Jatim tahun lalu, kala itu juga Unika support,” timpalnya.

Diketahui, Sebanyak 96 perkutut meramaikan kontes yang berlangsung di halaman Gedung Rektorat Kampus Lidah Wetan, Surabaya, Minggu (20/4) pagi hingga siang hari. Kategori lomba adalah kelas pemula piyik hanging berusia 4-5 bulan.

Dari 96 peserta lomba perkutut piyik hanging ini berasal dari tuan rumah Surabaya. Kemudian Sidoarjo, Malang dan Madura. Even ini juga dalam rangka silaturahmi halalbihalal para penggemar perkutut khususnya di Jawa Timur.

Menurut Ketua P3SI (Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia), Choirul Anwar, bahwa kontes ini juga sebagai pemanasan menjelang adanya liga perkutut di Surabaya.

“Insyaallah pertengahan tahun ini ada Liga Hanging Surabaya. Mainnya sebulan sekali keliling di empat lokasi, yakni di Sawunggaling Lidah Kulon tempat Profesor Suyono. Lalu di Pengadilan P3SI Sambikerep, dan Dukuh Kupang. Serta satu lagi dalam tahap pembangunan di Kutisari,” terang Choirul.

Lebih lanjut, ia menjelaskan penilaian kontes dari suaranya. “Cara membedakan dengan perkutut dewasa, ini tampak dari bunyi. Misalnya suaranya gacor (terus-menerus), atau mbekur (merayu lawan jenis). Nah ini langsung diskualifikasi. Dan tadi ada tujuh peserta kena diskualifikasi,” jelasnya.

Choirul menegaskan, bahwa piyik (anakan) yang benar itu, bunyinya paling banyak dua kali. Dan balasnya (adu suara perkutut lain) cuma satu kali. Kalau balas tiga sampai empat kali itu pasti dewasa. Nah ini yang terkena diskualifikasi.

“Penilaian dari bagusnya suara dan irama. Ada dua hal, yaitu suara indah tanpa salah, dan banyaknya bersuara. Tapi untuk piyik ini, balasnya satu sampai dua kali,” tandasnya.

Pada even pertama ini dari ke-96 perkutut. Rinciannya satu orang ada yang mendaftar satu sampai tiga ekor. Dan Pengda P3SI Surabaya selaku penyelenggara.

Oleh karena itu, Choirul berharap adanya even ini. Khususnya nanti saat liga hanging muncul pemain baru, pemula. “Dan yang sudah senior (pemain) dapat memberikan contoh. Istilahnya tidak menurunkan burung yang sudah tua, agar tidak merusak jalannya perlombaan,” tukasnya.

Di bagian lain, Direktur Auto Unika, Tatag Triwibowo menyambut baik adanya kontes perkutut ini. Pasalnya termasuk surprise, karena tempatnya (lomba) sangat mendukung dan elegan di kampus. Menurutnya ini dapat meningkatkan nilai jual perkutut. Serta menambah pecinta perkutut.

“Tentu nanti tumbuh mata rantai baru, seperti peternak perkutut semakin banyak. Kemudian penjual pakan kayak beras, ketan hitam dan sebagainya makin banyak. Maka disitulah muncul mata rantai bisnis baru,” urainya.

Selanjutnya, Tatag berjanji nanti lebih support lagi dengan kegiatan Profesor Suyono. “Dan kebetulan Pak Rektor Unesa, Nurhasan, juga sangat mendukung kegiatan ini. Berupa tempat lomba yang tidak lazim, yaitu di halaman depan Gedung Rektorat Unesa. Kita support lah nanti ke depannya,” ujarnya.

Soal mitos perkutut. Tatag menceritakan ini lebih banyak adanya cerita budaya dari orang-orang Jawa. “Sebab satu-satunya burung yang dipanggil kayak Pusaka Peksi ini cuma perkutut. Tapi kalau lainnya itu menyebutnya burung berkicau,” terangnya.

Masih Tatag, bahwa menjadi suatu budaya yang kuat terutama di Jawa dan Madura. “Jadi ada kultur mempertahankan budaya juga. Sebenarnya bagus juga. Sehingga Unika sebagai bentuk mendukung upaya melestarikan kebudayaan bangsa,” ucapnya.

Di sisi lain, dia mengungkapkan, kalau di rumah juga memelihara perkutut, sebagai penghobi saja. Terutama untuk suasana pagi itu, katanya nyaman banget.

“Harapan saya buat teman-teman pecinta perkutut untuk lebih meningkatkan kualitas (suara) perkututnya. Sering mengadakan lomba. Karena bisa meningkatkan nilai jual perkutut. Juga dapat menambah komunitas keanggotaan,” pungkasnya. (har)

96 Perkutut Ramaikan Kontes Piyik Hanging Unesa Cup I 2025

96 Perkutut
KONTES PERKUTUT: 96 peserta mengikuti lomba di halaman depan Gedung Rektorat Unesa Kampus Lidah Wetan, Surabaya, Minggu pagi (20/4/2025). (Foto: HARUN)

SURABAYA (SG) – Sebanyak 96 perkutut meramaikan kontes piyik hanging memperebutkan trofi Unesa Cup I 2025 di halaman Gedung Rektorat Kampus Lidah Wetan, Surabaya, Minggu (20/4) pagi hingga siang hari. Kategori lomba adalah kelas pemula berusia 4-5 bulan.

Dari 96 peserta lomba perkutut piyik hanging ini berasal dari tuan rumah Surabaya. Kemudian Sidoarjo, Malang dan Madura. Even ini juga dalam rangka silaturahmi halalbihalal para penggemar perkutut khususnya di Jawa Timur.

Menurut Ketua P3SI (Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia), Choirul Anwar, bahwa kontes ini juga sebagai pemanasan menjelang adanya liga perkutut di Surabaya.

“Insyaallah pertengahan tahun ini ada Liga Hanging Surabaya. Mainnya sebulan sekali keliling di empat lokasi, yakni di Sawunggaling Lidah Kulon tempat Profesor Suyono. Lalu di Pengadilan P3SI Sambikerep, dan Dukuh Kupang. Serta satu lagi dalam tahap pembangunan di Kutisari,” terang Choirul.

Lebih lanjut, ia menjelaskan penilaian kontes dari suaranya. “Cara membedakan dengan perkutut dewasa, ini tampak dari bunyi. Misalnya suaranya gacor (terus-menerus), atau mbekur (merayu lawan jenis). Nah ini langsung diskualifikasi. Dan tadi ada tujuh peserta kena diskualifikasi,” jelasnya.

Choirul menegaskan, bahwa piyik (anakan) yang benar itu, bunyinya paling banyak dua kali. Dan balasnya (adu suara perkutut lain) cuma satu kali. Kalau balas tiga sampai empat kali itu pasti dewasa. Nah ini yang terkena diskualifikasi.

“Penilaian dari bagusnya suara dan irama. Ada dua hal, yaitu suara indah tanpa salah, dan banyaknya bersuara. Tapi untuk piyik ini, balasnya satu sampai dua kali,” tandasnya.

Pada even pertama ini dari ke-96 perkutut. Rinciannya satu orang ada yang mendaftar satu sampai tiga ekor. Dan Pengda P3SI Surabaya selaku penyelenggara.

Oleh karena itu, Choirul berharap adanya even ini. Khususnya nanti saat liga hanging muncul pemain baru, pemula. “Dan yang sudah senior (pemain) dapat memberikan contoh. Istilahnya tidak menurunkan burung yang sudah tua, agar tidak merusak jalannya perlombaan,” tukasnya.

Sementara itu, selaku Ketua Panitia Profesor Suyono menambahkan, bahwa kontes hanya kategori piyik hanging, lomba seni suara alam perkutut. Tetapi kelas piyik hanging, level paling rendah lomba.

“Lomba tingkat ini (persiapan) termasuk paling gampang. Karena tidak butuh gantangan tinggi atau kerekan. Cukup sekitar 3 meteran tingginya. Aturannya masih burung piyik. Makanya kalau ada yang gacor itu langsung diskualifikasi, tadi ada tujuh ekor kena dis,” ungkapnya.

Panitia menyediakan sampai 15 trofi juara. Lalu juga ada doorprize dari Auto Unika. “Selain doorprize beras, minyak goreng dan sarung. Ada goodie bag Unika tidak pakai undian. Tetapi tiap juara dapat bingkisan Unika tersebut. Kemudian honor juri dari Bojonegoro, Bangkalan dan Surabaya. Alhamdulillah ada support Unika,” bebernya.

Tambahnya, kalau tidak ada yang berani membuat gebrakan mengadakan lomba. Khawatirnya ke depan akan punah para pecinta perkutut ini.

“Alhamdulillah kebetulan ini saya bikin dua box gantangan pribadi sendiri. Sehingga juga menghemat. Kalau peta kekuatan perkutut cukup merata. Yang utama tetap dari Madura. Kayak dari Sumenep,” katanya.

Tak lupa, pihaknya juga menyampaikan apresiasi kepada Auto Unika yang selalu mensupport kegiatan lomba perkutut. “Mas Tatag selalu support seperti lomba liga perkutut tingkat Jatim tahun lalu, kala itu juga Unika support,” timpalnya.

Di bagian lain, Direktur Auto Unika, Tatag Triwibowo menyambut baik adanya kontes perkutut ini. Pasalnya termasuk surprise, karena tempatnya (lomba) sangat mendukung dan elegan di kampus. Menurutnya ini dapat meningkatkan nilai jual perkutut. Serta menambah pecinta perkutut.

“Tentu nanti tumbuh mata rantai baru, seperti peternak perkutut semakin banyak. Kemudian penjual pakan kayak beras, ketan hitam dan sebagainya makin banyak. Maka disitulah muncul mata rantai bisnis baru,” urainya.

Selanjutnya, Tatag berjanji nanti lebih support lagi dengan kegiatan Profesor Suyono. “Dan kebetulan Pak Rektor Unesa, Nurhasan, juga sangat mendukung kegiatan ini. Berupa tempat lomba yang tidak lazim, yaitu di halaman depan Gedung Rektorat Unesa. Kita support lah nanti ke depannya,” ujarnya.

Soal mitos perkutut. Tatag menceritakan ini lebih banyak adanya cerita budaya dari orang-orang Jawa. “Sebab satu-satunya burung yang dipanggil kayak Pusaka Peksi ini cuma perkutut. Tapi kalau lainnya itu menyebutnya burung berkicau,” terangnya.

Masih Tatag, bahwa menjadi suatu budaya yang kuat terutama di Jawa dan Madura. “Jadi ada kultur mempertahankan budaya juga. Sebenarnya bagus juga. Sehingga Unika sebagai bentuk mendukung upaya melestarikan kebudayaan bangsa,” ucapnya.

Di sisi lain, dia mengungkapkan, kalau di rumah juga memelihara perkutut, sebagai penghobi saja. Terutama untuk suasana pagi itu, katanya nyaman banget.

“Harapan saya buat teman-teman pecinta perkutut untuk lebih meningkatkan kualitas (suara) perkututnya. Sering mengadakan lomba. Karena bisa meningkatkan nilai jual perkutut. Juga dapat menambah komunitas keanggotaan,” pungkasnya. (har)

PKL Klenteng Mbah Ratu Jualan di Atas Selokan Diobrak!

PKL Klenteng Mbah Ratu
DI ATAS SELOKAN: Satpol PP membongkar lapak PKL di atas selokan kawasan Klenteng Mbah Ratu, Surabaya. (Foto: IST)

SURABAYA (SG) – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya menertibkan sekitar 30 Pedagang Kaki Lima (PKL) yang kedapatan berjualan di atas saluran air di kawasan Klenteng Mbah Ratu, Jumat (11/4/2025).

Penertiban PKL Klenteng Mbah Ratu ini karena melanggar peraturan dengan mendirikan lapak di sepanjang saluran air. Mulai dari traffic light Mbah Ratu hingga pertigaan Jalan Demak.

Untuk menertibkan PKL itu, sebanyak 50 personel Satpol PP Kota Surabaya di terjunkan dalam operasi ini. Mereka di bantu oleh personel dari Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM), serta anggota Satpol PP tingkat kecamatan. Selain itu, penertiban ini juga didampingi oleh TNI-Polri dan perangkat wilayah setempat.

Ketua Tim Kerja Operasional Satpol PP Surabaya, Mudita Dhira, menjelaskan bahwa penertiban ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi optimal saluran air.

“Penertiban ini kami lakukan selain untuk mengembalikan fungsi saluran air. Juga sebagai upaya menjaga keindahan Kota Surabaya serta ketertiban umum,” jelas Mudita.

Lebih lanjut, Mudita mengungkapkan bahwa sebelum tindakan penertiban. Satpol PP Kota Surabaya telah melakukan sosialisasi kepada para PKL agar tidak berjualan di atas saluran air. Namun, imbauan tersebut tidak di hiraukan.

“Kami dari Satpol PP sudah sering melakukan sosialisasi, tetapi mereka tetap tidak mengindahkan teguran yang telah kami sampaikan. Oleh karena itu, hari ini kami mengambil tindakan lebih tegas dengan membongkar seluruh lapak,” ungkap dia

Dalam penertiban tersebut, petugas berhasil membongkar 30 lapak PKL. Termasuk lapak semi permanen berbahan kayu, terpal, besi penyangga, bangku kayu, hingga lapak yang di tinggalkan pemiliknya.

“Berbagai jenis usaha berjualan di sini, mulai dari warung nasi, tambal ban, hingga bengkel las. Semuanya kami tertibkan, termasuk penutup saluran air kami bongkar,” imbuhnya.

Untuk mencegah PKL kembali berjualan di lokasi tersebut, Mudita menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan patroli rutin.

“Potensi mereka untuk kembali berjualan pasti ada, oleh karena itu kami akan melakukan patroli secara rutin,” katanya.

Penertiban ini merupakan penegakan Peraturan Daerah Kota Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 2 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat.

“Kami berharap para pedagang dapat lebih mentaati peraturan. Dan tidak lagi berjualan di area terlarang demi menjaga kebersihan lingkungan Kota Surabaya,” pungkasnya. (*)

BKKBN Jatim Ajak Ansor dan Gerakan Ayo Mondok Cegah Stunting

BKKBN Jatim
CEGAH STUNTING: Kaper BKKBN Jatim, Maria Ernawati (kanan) memberikan keterangan pers bersama Ketua GP Ansor Jawa Timur, H Musaffa Safril pada Syawal Fest di Gedung Jatim Expo, Surabaya, Minggu pagi (13/4/2025). (Foto: HARUN)

SURABAYA (SG) – Upaya strategis dalam rangka mencegah pernikahan dini dan menekan angka stunting di Jawa Timur kembali dilakukan oleh Kantor Perwakilan BKKBN Jatim. Nah, bertepatan moment Syawal Fest 2025, Minggu pagi (13/4) di Gedung Jatim Expo, Surabaya, BKKBN telah menandatangani MoU dengan GP Ansor Jatim dan Gerakan Ayo Mondok.

Kerja sama itu, BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional) Jatim, atau Kemendukbangga (Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga). Berharap dapat menjangkau kantong-kantong stunting di Jawa Timur lewat anggota Ansor hingga tingkat ranting. Serta pengurus pondok pesantren.

Dalam Syawal Fest oleh PW GP Ansor Jawa Timur tersebut, meliputi Halalbihalal Akbar. Serta Inaugurasi Pelantikan Pengurus PW GP Ansor Jawa Timur 2024-2028. Terdapat juga stand bazar yang memamerkan produk UMKM maupun prestasi Ansor asal kabupaten/kota di Jawa Timur.

Puluhan ribu kader Ansor Jatim datang berangsur-angsur memadati lokasi. Di mana acara berlangsung hingga pukul 24.00 WIB. Ini tampak pagi menjelang siang terus memadati hadir dari berbagai wilayah Jawa Timur. Acara Syawal Fest mulai gunting pita, penandatanganan MoU, hingga talkshow.

H Musaffa Safril Ketua PW GP Ansor Jawa Timur setelah acara talkshow kepada wartawan mengatakan. Bahwa soal stunting, sudah ada beberapa hal yang sudah dibicarakan berkaitan dengan langkah-langkah ke depan.

“Dengan BKKBN akan melakukan kerja sama berlangsung, ini melibatkan sahabat-sahabat Ansor di tingkat ranting. Terutama berkaitan dengan pernikahan dini. Karena dari pernikahan dini ini berikutnya, berkaitan dengan pencegahan stunting,” katanya saat doorstop.

Karena itu, pihaknya akan melihat peta kantong-kantong stunting. Yakni di Tapal Kuda dan Madura, juga beberapa daerah lain.

“Kita akan fokus di sana melibatkan pengurus ranting Ansor setempat. Untuk melakukan pencegahan dengan sosialisasi dan edukasi di masyarakat yang menjadi kantong-kantong stunting. Dan juga daerah yang masih sering melakukan pernikahan dini. Termasuk di pondok-pondok pesantren,” timpalnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Maria Ernawati mengaku bersyukur bisa bekerja sama dengan GP Ansor Jawa Timur.

“Alhamdulillah hari ini kita melakukan penandatanganan MoU dengan GP Ansor. Dan satu lagi dengan Gerakan Ayo Mondok (Gus-gus), yang tadi sudah kita sepakati. Tentu saja, kita akan bekerja sama untuk memberikan edukasi kepada pemuda, agar paham terkait pernikahan dini. Dan dampaknya terhadap stunting dan sebagainya,” ujarnya.

Dia menambahkan, sebagaimana pesan Pak Wamen, juga staf khusus PMK. Bahwa BKKBN memang bekerja tidak bisa sendiri sekarang. Tapi harus kolaboratif. Sehingga harapannya kolaborasi dengan GP Ansor dan perkumpulan gus-gus ini nanti dapat mencegah stunting dengan langkah edukasi pernikahan dini di Jawa Timur.

“Target atau road map pertama kita memberikan sosialisasi kepada pondok-pondok. Kemudian kita akan bentuk namanya Pojok Bangga di pondok-pondok pesantren. Di mana kita bisa berikan satu informasi, bagaimana membangun keluarga yang baik,” jelas Erna, sapaannya.

Terkait data stunting di 2025, ia mengungkapkan belum ada. Tetapi menurut hasil SKI 2023 lalu, bahwa di Jawa Timur sudah 17,7 persen. “Insyaallah kita akan benahi bersama dengan kolaboratif ini. Dan semoga dengan kolaborasi ini bisa lebih turun lagi,” pungkasnya. (har)

Takziah Asisten Masinis Korban Kecelakaan Kereta di Surabaya

Takziah Asisten Masinis
TAKZIAH: Wali Kota Eri Cahyadi mengunjungi kediaman asisten masinis korban meninggal dunia kecelakaan kereta api di Surabaya. (SG/IST)

SURABAYA (SG) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Takziah Asisten Masinis istrinya Rini Indriyani takziah ke kediaman korban kecelakaan kereta api. Dengan truk bermuatan kayu, Abdilah Ramdan, Kamis, (10/4/2025) sore. Dalam kesempatan itu, Wali Kota Eri Cahyadi turut didampingi oleh Camat Semampir, M. Yunus, Executive Vice President (EVP) KAI Daop 8 Surabaya, Wisnu Pramudyo, serta keluarga besar almarhum Abdilah Ramdan. 

Di kesempatan ini, Wali Kota Eri Cahyadi beserta istrinya menyampaikan bela sungkawa. Kepada pihak keluarga atas insiden yang menimpa Abdilah Ramdan.

Tidak hanya itu, Wali Kota Eri mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga akan memberikan bantuan pendidikan. Kepada kedua anak almarhum Abdilah Ramdan hingga lulus kuliah.

“Saya matur nuwun betul kepada Rw dengan warga kampung yang luar biasa, selalu memberikan kekuatan kepada keluarga almarhum, sehingga hari ini bapak dan ibu (orang tua) serta istrinya menjadi orang yang kuat. Ini karena kekuatan tetangga yang saling membantu,” kata Wali Kota Eri.

Wali Kota Eri memastikan, pemkot akan terus memantau anak-anak almarhum Abdilah Ramdan sampai lulus pendidikan perguruan tinggi. Tidak hanya pemkot, dalam hal ini lanjut dia, KAI Daop 8 Surabaya turut membantu istri almarhum Nirma Dewi Ayuningtyas, 37, untuk bekerja di PT KAI.

“Sampai dengan kuliah, dan ini yang kita (pemkot) lakukan ya, karena kan program pendidikan yang kita lakukan itu seperti satu kartu keluarga (KK) satu sarjana, dan ini akan kita bantu semaksimal mungkin untuk memastikan anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang layak sehingga bisa menjadi pengganti ayahnya. Matur nuwun juga Pak Kadaop, tadi juga menyampaikan akan memberikan beasiswa dan menjadikan istri almarhum bekerja di PT KAI,” ujarnya.

Di ketahui, almarhum Abdilah Ramdan adalah seorang asisten masinis KA Jenggala yang terlibat kecelakaan. Dengan truk bermuatan kayu gelondongan di perlintasan kereta api Jalan Darmo Sugondo, Desa Karangkering, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Selasa, (8/4/2025).

Kecelakaan tersebut menyebabkan Abdilah Ramdan sebagai asisten masinis meninggal dunia di tempat dan masinis utama KA Jenggala mengalami luka-luka.

Akibat kejadian itu, membuat keluarga almarhum Abdilah Ramdan terpukul. Istri almarhum Abdilah Ramdan, Nirma turut menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota Eri atas doa dan dukungan kepada keluarganya. “Terima kasih sudah merespon dengan baik apa yang diharapkan oleh warga. Alhamdulillah kami punya bapak (wali kota) seperti beliau,” kata Nirma.

Nirma mengungkapkan, sebelum pergi berdinas, suaminya sempat mendampingi mengerjakan tugas anak pertamanya Muhammad Agha Althaf, 11, pada (8/4/2025) pagi. Bahkan, setelah zuhur, sebelum Abdilah pamit berangkat dinas. Juga menyempatkan diri mengajak anak keduanya Nadhief Arshaka Yusuf, 3, keliling kampung menggunakan sepeda motor. 

“Jadi, rutinitas beliau sebelum berangkat memang seperti itu, sayang banget memang sama keduanya anaknya. Kalau kerja pun yang di cari anak-anaknya,” pungkas Nirma. (*)