
MADIUN KOTA (PSGunika.net) – Bersama sepatu Enkai, legenda timnas Coach Mustaqim kembali mengunjungi tempat latihan sepak bola usia dini. Kali ini, SSB Garuda Putra, Kamis sore (22/8/2024) di lapangan Rejomulyo, Kartoharjo, Kota Madiun, Jawa Timur.
Kru tiba di lokasi usai menempuh 2,5 jam perjalanan dari Kota Surabaya, sekitar pukul 14.30 WIB. Sembari menunggu salat Asar, kru, yakni Rengga mewakili perusahaan sekaligus driver, Coach Mustaqim. Serta Harun Effendy jurnalis olahraga Jawa Timur menerima sambutan hangat dari pengurus SSB.
Tampak hadir, nggak kaleng-kaleng, Ketua Umum SSB Garuda Putra, Cahyo Nugroho, ternyata juga menjabat Wakil Ketua Umum Askot PSSI Kota Madiun.
Selanjutnya, ada Ansori, pengurus SSB, yang ternyata juga punya jabatan strategis sebagai Wakil Ketua Umum Askab PSSI Kabupaten Madiun.
Serta pengurus dan para pelatih terlihat gembira menyambut kedatangan mantan pelatih Persebaya dan Persik Kediri di pentas Liga 1 itu.
Begitu terdengar azan Asar, spontan Mustaqim mengajak semuanya untuk salat berjamaah di musala dekat lapangan.
Setelah salat, berlanjut ramah tamah di warkop sekitar lokasi. Sampai pukul 16.00 WIB, sedikitnya 70-an siswa SSB sudah berkumpul di lapangan.
Kemudian Mustaqim bergegas menemui anak-anak yang begitu antusias. Lantas, ia pun berkenan menyapa sekaligus memberikan motivasi, dan contoh cara passing, kontrol, juga dribel yang baik.
Tidak cukup itu, Coach Mustaqim juga membuat game ketangkasan menggiring dengan hadiah sepatu bola. Suasana pun makin meriah.
Sebagai brand ambassador, Coach Mustaqim juga tampak piawai menyampaikan keunggulan produknya. Di antaranya memiliki pabrik sendiri, dan merupakan produk dalam negeri yang berkualitas.
Membagikan tips sukses menjadi pemain nasional, Mustaqim tidak bosan-bosannya mengharuskan tiap pemain SSB yang ingin seperti dirinya. Agar punya OMOD, yakni Otak harus pintar, Mental harus bagus tidak emosian, Otot terlatih, serta Doa.
“Sepatu ini dipakai pemain nasional U-19 Indonesia, Toni Firmansyah, juga pemain Liga 1, Ady Setiawan. Tahun lalu ada Ramadhan Sananta. Untuk pelatih ada Coach Aji Santoso,” kata memperkenalkan produk.
Menutup sesi, yaitu foto bersama siswa SSB, pengurus juga pelatih. Namun, setelahnya mereka juga orang tua, antre minta foto mantan pelatih Persija Jakarta ini.
“Jumlah siswa 120-an mulai 8-16 tahun, warga sekitar mayoritas ada satu dua jarak 10 km, jadwal latihan Minggu pagi, Senin sore, Selasa sore untuk U10-12, Kamis dan Jumat sore 13-15,” terang Ansori di sela acara.
Sementara kunjungan Mustaqim ini, dalam rangka turnamen Garuda Putra Cup, tanggal 1 September untuk 13 tahun. Pesertanya ada 6 tim, dari Madura, Blitar, Nganjuk, Cepu, dan Sragen Jawa Tengah. Dan event ini memasuki tahun ketiga, sekaligus merayakan anniversary SSB.
“SSB ini wadah anak-anak di Kota Madiun, karena sarana prasarana yang terbatas, dan di Garuda Putra ini siswa paling banyak dibandingkan dengan SSB lainnya di Karesidenan Madiun, yakni Madiun, Magetan, Ngawi Ponorogo atau Madiun Raya,” imbuh Ansori.
Menurutnya, dengan adanya anniversary turnamen, harapannya muncul talenta sepak bola yang sudah latihan selama ini. Alasan undangan khusus, karena model pembinaan di SSB-nya sudah lama, berbeda dengan SSB lain di Kota Madiun. Karena beberapa pelatih telah mengantongi lisensi kepelatihan.
“Makanya kita mengikuti regulasi dari pelatih, utamanya untuk mengundang tim undangan berkualitas,” tuturnya.
Sebagai bahan pertimbangan para orang tua calon siswa baru, bahwa di SSB Garuda Putra, memiliki pelatih dengan lisensi C kepelatihan. Sehingga materi latihan lebih terarah dan terstruktur. Kemudian yang kedua, ada pelatih mantan kiper nasional Roni Tri, ada juga mantan pemain Madiun Putra.
“Agar lebih greget, iuran latihan hanya Rp3.000 dan pendaftaran Rp200 ribu. Kalau rata-rata umumnya SSB di sini Rp5.000. Atau iuran bulanan Rp200.000. Untuk latihan seminggu tiap KU tiga kali dengan total empat orang pelatih,” ungkapnya.
Tak lupa, Ansori juga menyampaikan apresiasi atas kehadiran Coach Mustaqim bersama tim.
“Terima kasih berkenaan hadir di Kota Madiun, memberikan support secara moril, terlebih brand ambassador nya Coach Mustaqim mantan pemain nasional dan PON Jatim, untuk memberikan motivasi kepada anak-anak.”
“Mudah-mudahan kehadiran beliau bersama tim Enkai ini, bisa menjalin kerja sama dalam pembinaan sepak bola di Kota Madiun dan sekitarnya,” ujarnya.
Menambahkan, Cahyo Nugroho yang akrab disapa Yoyok mengatakan, bahwa kebetulan ia hobi dan ingin memajukan sepak bola di Kota Madiun, yang punya coach yang sudah bersertifikat. “Awal berdiri Garuda Putra tahun 1984,” ucapnya membuka cerita.
Dari hasil latihan rutin, SSB yang ia pimpin ini, sudah mengikuti sejumlah kejuaraan di luar kota. “Seperti Malang, Surabaya, dan alhamdulillah hasilnya juga sudah bagus. Dan sebagian juga sudah ada anak yang dilirik oleh klub dari luar Kota Madiun. Contohnya ikut Soeratin U-13 Surakarta,” jelasnya.
Sebagai ketua umum, ia berharap lahir anak-anak berkualitas yang dapat memperkuat tim-tim besar di Indonesia.
Masih Yoyok, untuk Coach Mustaqim dan Enkai, pihak Garuda Putra bersyukur dan berterima kasih telah berkenan hadir memberikan motivasi kepada anak-anak.
“Sepatu tadi saya lihat, kualitasnya sangat bagus. Nah, kebetulan belum pernah mencoba. Nanti insyaallah akan kita coba, tapi kalau dari tekstur tampilannya, kelihatan kalau sangat bagus,” bebernya.
Kapasitas wakil ketua askot, Yoyok menerangkan, tahun lalu Madiun Putra mencapai babak 16 besar Liga 3 Nasional.
“Kalau asal pemain di era profesional, tentunya siapa yang punya kualitas, dia bisa memperkuat tim. Tidak bisa harus asli Madiun, sehingga tingkat persaingannya makin ketat, dan mana yang terbaik akan kita pakai,” terangnya
Ia menambahkan, bahwa anggota Askot Madiun ada 20 klub. Kompetisi model turnamen akhir tahun Piala Wali Kota Madiun untuk umur remaja sampai senior U-35.
“SSB Garuda Putra cukup dominan dari sejarah termasuk tertua. Alhamdulillah kami paling aktif dan penyumbang pemain terbanyak. Namun, harapan kami bisa membenahi kompetisi terutama memperbanyak event KU,” pungkasnya.
Sebelum meninggalkan lokasi, kru juga diajak tuan rumah makan sate dan kare kambing khas Kota Madiun. Selanjutnya salat Magrib berjamaah dan kembali ke Surabaya. (*)